Tahun baru telah tiba, setelah perjalanan waktu selama setahun terakhir ditempuh oleh seluruh makhluk. Tahun baru kali ini, ditapaki pada 1 Januari 2018.

Hadirnya pergantian tahun sebagai hal yang mutlak dan penuh arti. Ia memang tak bisa dikurangi, dikorupsi, ataupun diulur-ulur. Itu pula yang membuat tambahan usia hidup tidak bisa dielakkan.

Pergantian waktu dalam rupa tahun baru juga menjadi salah satu bagian mutlak tentang perjalanan sejarah manusia dengan seluk beluk dan riuh rendah kehidupannya.

Waktu setahun yang telah berlalu menjadi tambahan koleksi pustaka perjalanan masa lalu, sedangkan tahun baru menjadi momentum membangun resolusi untuk melangkah kepada kehidupan yang lebih baik dan makin berguna bagi kesejahteraan dan kebahagiaan bersama pada masa ke depan.

Segala kebaikan masa lalu untuk dipetik sedangkan pengalaman buruk dan menyedihkan yang telah lalu bukan untuk ditinggalkan begitu saja, melainkan untuk dievaluasi agar langkah ke masa depan menjadi lebih gemilang.

Dalam akun media sosialnya, pemimpin Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegal Rejo Kabupaten Magelang Kiai Haji Muhammad Yusuf Chudlori kira-kira hendak mengungkapkan tentang segala rupa perjalanan hidup manusia selama 2017 yang telah dilewati dan resolusi untuk melangkah kepada kehidupan lebih baik pada 2018, agar tidak jatuh kepada kesalahan yang sama.

"Semoga kita termasuk hamba-hamba yang mau terus belajar dari pengalaman agar tak kembali jatuh di lubang yang sama," ungkapnya.

Kesulitan, penderitaan, kesedihan, dan pelanggaran memang bukan untuk diulang, sedangkan suka cita, bersyukur, dan perdamaian untuk terus diulang, dikembangbiakkan, serta dibagikan kepada yang lain.

Langkah hidup ke depan mesti dibangun dengan optimistis agar makin cerah dan menggembirakan sebagaimana tahun baru selalu dirayakan dengan segala kemeriahan dan syukur. Selamat Tahun Baru!