Pengurus MUI Jateng amankan orang tak dikenal
Sabtu, 24 Februari 2018 22:59 WIB
Anggota Komisi Hukum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah Zainal Abidin Petir (kanan) bersalaman dengan orang tidak dikenal asal Banten yang mendatangi rumahnya di Semarang, Sabtu (24-2-2018). (Foto: Dok. pribadi)
Semarang (Antaranews Jateng) - Zainal Abidin Petir, pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah, mengamankan orang tidak dikenal yang mendatangi kediamannya di Semarang, Sabtu.
"Tadi (24-2-2) sekitar pukul 16.20 WIB ada orang asing mendatangi rumah saya. Yang menemui istri saya karena kebetulan saya sedang tidur," kata Zainal di Semarang, Sabtu.
Kedatangan orang asing di rumahnya, Jalan Pergiwati 1 Nomor 19, Kelurahan Bulu Lor, Semarang Utara, itu mencurigakan karena sembari berbicara sendiri dengan suara kencang.
Saat ditemui sang istri, Christin Setyaningsih (48), lanjut dia, orang tidak dikenal itu sedikit marah karena istrinya tidak mengenakan jilbab. Demikian pula, anak keduanya yang juga ikut keluar.
"Istri dan anak-anak kemudian membangunkan saya kalau ada orang asing datang sambil bicara sendiri. Saya bangun dan mandi, kemudian menyuruh istri panggil tetangga-tetangga," katanya.
Setelah warga berkumpul, kata Zainal yang juga Komisi Informasi Provinsi Jateng itu, baru dirinya menemui orang tersebut di luar rumah karena khawatir ada niat jahat dari yang bersangkutan.
"Apalagi, sekarang lagi ada tren orang gila nyerang tokoh ormas, ustaz, maupun ulama. Ketika saya dekati, dia menyalami dan memeluk saya kencang sekali. Secara reflek, saya dorong agar lepas," katanya.
Ternyata, kata mantan anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jateng itu, orang itu mengaku kagum dengan dirinya, seraya menyapa dengan sebutan "Syekh KH Muhammad Zainal Abidin Petir Waliyullah".
"Saya makin penasaran kenapa orang asing ini ngerti seluk-beluk diri saya. Malah nambahin nama Muhammad, Syekh, dan Waliyullah. Saya tanya identitas, dan semuanya diberikan," katanya.
Dokumen identitas yang diamankan menunjukkan penduduk Banten, berupa kartu tanda penduduk (KTP), surat izin mengemudi (SIM), dan kartu siswa ketika duduk di madrasah aliah negeri (MAN).
Orang asing itu bernama Muhammad Ikhwanul Hisyam bin Nur Hadi Susanto beralamat Sendang Asri 3 Blok J 01 Nomor 41, Citra Raya, Rt 04/RW 07, Desa Ciakar, Panongan, Cikupa, Kabupaten Tangerang.
"Tadinya, dia pengen nginep di rumah, tetapi istri saya kurang berkenan karena takut dengan adanya isu banyak ustaz dan tokoh ulama dibunuh atau dianiayai dengan modus pura-pura gila," katanya.
Akhirnya, Zainal menelepon Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Abiyoso Seno Aji mengenai orang tidak dikenal itu yang kemudian dibawa ke Polsek Semarang Utara sekitar pukul 20.30 WIB.
"Kebetulan, saya di Komisi Hukum MUI Jateng. Jadi, perlu waspada. Dia juga bawa tongkat dan sisir lancip yang biasa dipakai wanita untuk menyasak rambut. Tadi, sudah dibawa Pak Kapolsek Semarang Utara," katanya.
"Tadi (24-2-2) sekitar pukul 16.20 WIB ada orang asing mendatangi rumah saya. Yang menemui istri saya karena kebetulan saya sedang tidur," kata Zainal di Semarang, Sabtu.
Kedatangan orang asing di rumahnya, Jalan Pergiwati 1 Nomor 19, Kelurahan Bulu Lor, Semarang Utara, itu mencurigakan karena sembari berbicara sendiri dengan suara kencang.
Saat ditemui sang istri, Christin Setyaningsih (48), lanjut dia, orang tidak dikenal itu sedikit marah karena istrinya tidak mengenakan jilbab. Demikian pula, anak keduanya yang juga ikut keluar.
"Istri dan anak-anak kemudian membangunkan saya kalau ada orang asing datang sambil bicara sendiri. Saya bangun dan mandi, kemudian menyuruh istri panggil tetangga-tetangga," katanya.
Setelah warga berkumpul, kata Zainal yang juga Komisi Informasi Provinsi Jateng itu, baru dirinya menemui orang tersebut di luar rumah karena khawatir ada niat jahat dari yang bersangkutan.
"Apalagi, sekarang lagi ada tren orang gila nyerang tokoh ormas, ustaz, maupun ulama. Ketika saya dekati, dia menyalami dan memeluk saya kencang sekali. Secara reflek, saya dorong agar lepas," katanya.
Ternyata, kata mantan anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jateng itu, orang itu mengaku kagum dengan dirinya, seraya menyapa dengan sebutan "Syekh KH Muhammad Zainal Abidin Petir Waliyullah".
"Saya makin penasaran kenapa orang asing ini ngerti seluk-beluk diri saya. Malah nambahin nama Muhammad, Syekh, dan Waliyullah. Saya tanya identitas, dan semuanya diberikan," katanya.
Dokumen identitas yang diamankan menunjukkan penduduk Banten, berupa kartu tanda penduduk (KTP), surat izin mengemudi (SIM), dan kartu siswa ketika duduk di madrasah aliah negeri (MAN).
Orang asing itu bernama Muhammad Ikhwanul Hisyam bin Nur Hadi Susanto beralamat Sendang Asri 3 Blok J 01 Nomor 41, Citra Raya, Rt 04/RW 07, Desa Ciakar, Panongan, Cikupa, Kabupaten Tangerang.
"Tadinya, dia pengen nginep di rumah, tetapi istri saya kurang berkenan karena takut dengan adanya isu banyak ustaz dan tokoh ulama dibunuh atau dianiayai dengan modus pura-pura gila," katanya.
Akhirnya, Zainal menelepon Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Abiyoso Seno Aji mengenai orang tidak dikenal itu yang kemudian dibawa ke Polsek Semarang Utara sekitar pukul 20.30 WIB.
"Kebetulan, saya di Komisi Hukum MUI Jateng. Jadi, perlu waspada. Dia juga bawa tongkat dan sisir lancip yang biasa dipakai wanita untuk menyasak rambut. Tadi, sudah dibawa Pak Kapolsek Semarang Utara," katanya.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024