RSUD Moewardi menangani pasien "suspect" difteri
Sabtu, 10 Maret 2018 18:45 WIB
Ilustrasi- Pasien difteri. (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)
Solo (Antaranews Jateng) - Rumah Sakit Umum Daerah Dr Moewardi Surakarta, Jawa Tengah, saat ini tengah menangani pasien "suspect" difteri berinisial A (9 tahun), warga Laweyan Solo.
"Pasien masuk tepatnya pada tanggal 6 Maret 2018, jadi ini sudah hari kelima," kata Kepala Subbagian Hukum dan Humas RSUD Dr Moewardi Eko Haryati di Solo, Sabtu.
Menurut dia, pasien dikatakan "suspect" difteri karena pihak rumah sakit menangkap beberapa gejala klinis di antaranya temperatur tubuh yang tinggi dan terdapat bercak putih pada mulut pasien.
Ia mengatakan beberapa penanganan yang dilakukan, yaitu pasien diisolasi di ruangan khusus dan diberikan alat pelindung diri (APB). Penggunaan APD tersebut bukan hanya untuk pasien tetapi juga tenaga medis dan keluarga yang berinteraksi dengan pasien.
"Untuk pengobatan sudah diberi antidifteri serum (ADS) 80.000 unit. Ini sudah selesai kemarin, saat ini tinggal diberikan obat antibiotik. Untuk kondisi pasien mulai membaik, temperatur tubuh sudah berangsur turun," katanya.
Eko mengatakan karena pasien tidak mengalami komplikasi sehingga penanganan cukup dilakukan dokter anak dan dokter THT.
"Kecuali pasien ini komplikasi maka ada beberapa dokter yang menangani," katanya.
Eko mengatakan, A merupakan pasien "suspect" difteri ketiga yang ditangani RSUD Dr Moewardi. Untuk dua pasien pertama sudah sembuh dan dikembalikan ke keluarga masing-masing.
"Kalau untuk yang positif difteri, artinya dari hasil laboratorium memang tumbuh bakteri difteri dalam tubuh pasien sejauh ini belum ada," katanya.
"Pasien masuk tepatnya pada tanggal 6 Maret 2018, jadi ini sudah hari kelima," kata Kepala Subbagian Hukum dan Humas RSUD Dr Moewardi Eko Haryati di Solo, Sabtu.
Menurut dia, pasien dikatakan "suspect" difteri karena pihak rumah sakit menangkap beberapa gejala klinis di antaranya temperatur tubuh yang tinggi dan terdapat bercak putih pada mulut pasien.
Ia mengatakan beberapa penanganan yang dilakukan, yaitu pasien diisolasi di ruangan khusus dan diberikan alat pelindung diri (APB). Penggunaan APD tersebut bukan hanya untuk pasien tetapi juga tenaga medis dan keluarga yang berinteraksi dengan pasien.
"Untuk pengobatan sudah diberi antidifteri serum (ADS) 80.000 unit. Ini sudah selesai kemarin, saat ini tinggal diberikan obat antibiotik. Untuk kondisi pasien mulai membaik, temperatur tubuh sudah berangsur turun," katanya.
Eko mengatakan karena pasien tidak mengalami komplikasi sehingga penanganan cukup dilakukan dokter anak dan dokter THT.
"Kecuali pasien ini komplikasi maka ada beberapa dokter yang menangani," katanya.
Eko mengatakan, A merupakan pasien "suspect" difteri ketiga yang ditangani RSUD Dr Moewardi. Untuk dua pasien pertama sudah sembuh dan dikembalikan ke keluarga masing-masing.
"Kalau untuk yang positif difteri, artinya dari hasil laboratorium memang tumbuh bakteri difteri dalam tubuh pasien sejauh ini belum ada," katanya.
Pewarta : Aries Wasita Widi Astuti
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Antisipasi difteri, Dinkes Temanggung tingkatkan kewaspadaan dini di Puskesmas
22 December 2017 16:45 WIB, 2017