Korban gempa, rumah roboh dibantu Rp15 juta
Kamis, 19 April 2018 19:15 WIB
Pelaksana Tugas Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko (kiri) saat berdialog dengan korban gempa di lokasi pengungsian, Desa Sidakangen, Kecamatan Kalibening, Banjarnegara, Kamis (19-4-2018). (Foto: Sumarwoto)
Banjarnegara (Antaranews Jateng) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyiapkan bantuan untuk korban gempa di Kabupaten Banjarnegara, kata Pelaksana Tugas Gubernur Jateng Heru Sudjatmoko.
"Bantuan dari provinsi akan kami susulkan, untuk rumah roboh Rp15 juta, untuk yang rusak berat Rp10 juta," katanya kepada wartawan usai berdialog dengan korban gempa di lokasi pengungsian, Desa Sidakangen, Kecamatan Kalibening, Banjarnegara, Kamis petang.
Dia mengakui alokasi anggaran yang dimiliki Pemprov Jateng untuk membantu korban gempa tersebut tidak mencukupi kebutuhan.
Kendati demikian, dia optimistis bantuan untuk korban gempa tersebut dapat dipenuhi dengan cara gotong royong, antara lain dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan sebagainya.
"Yang penting nanti mereka bisa bertempat tinggal kembali, tentu tidak bisa serta merta dalam waktu satu hari, dua hari. Ini kami agendakan pasti," katanya.
Ia mengatakan yang terpenting masa tanggap darurat harus diatasi sembari kompleks permukimannya diberesi agar warga bisa kembali pulang ke rumah masing-masing.
"Sekarang belum memungkinkan (pulang) karena yang tidak roboh, saya lihat rusak berat sehingga berbahaya kalau ditempati," katanya didampingi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jateng Sujarwanto Dwiatmoko dan Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono.
Terkait dengan masa tanggap darurat, Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono mengatakan pihaknya telah menetapkan selama tujuh hari.
"Kalau perlu, kami tambah lagi tujuh hari sehingga 14 hari," katanya.
Sementara itu, Kepala Bappeda Jateng Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan jika bencana gempa bumi biasanya sehari akan selesai.
Menurut dia, waktu atau masa tanggap darurat selama satu minggu digunakan untuk menenteramkan masyarakat dan pembersihan.
"Nanti memang untuk rumah yang tidak layak memang harus menumpang. Itulah yang dipikirkan untuk huntara, hunian sementara," katanya.
Berdasarkan analisis BMKG, sebagian wilayah Banjarnegara diguncang gempa bumi tektonik berkekuatan 4,4 SR pada hari Rabu (18/4), pukul 13.28 WIB.
Pusat gempa berlokasi di darat pada kedalaman 4 kilometer pada jarak 52 kilometer utara Kebumen.
BMKG melaporkan lokasi pusat gempa berada di darat yang diakibatkan oleh aktivitas patahan atau sesar lokal.
Gempa tersebut mengakibatkan 316 rumah di Kecamatan Kalibening mengalami kerusakan, 62 unit di antaranya berlokasi di Desa Kertosari, 217 lainnya di Desa Kasinoman, dan 37 unit di Desa Plorengan.
Sempa juga merusak sejumlah fasilitas umum, yaitu tiga masjid, satu mushala, dan satu gedung sekolah SMPN 2 Kalibening.
Selain itu, dua warga Desa Kasinoman diketahui meninggal dunia akibat gempa, yakni Asep (13) dan Kasri (80).
Berdasarkan pendataan yang dilakukan BPBD Banjarnegara pada hari Kamis (19/4), pukul 14.00 WIB, jumlah pengungsi tercatat sebanyak 455 keluarga yang terdiri atas 1.939 jiwa.
"Bantuan dari provinsi akan kami susulkan, untuk rumah roboh Rp15 juta, untuk yang rusak berat Rp10 juta," katanya kepada wartawan usai berdialog dengan korban gempa di lokasi pengungsian, Desa Sidakangen, Kecamatan Kalibening, Banjarnegara, Kamis petang.
Dia mengakui alokasi anggaran yang dimiliki Pemprov Jateng untuk membantu korban gempa tersebut tidak mencukupi kebutuhan.
Kendati demikian, dia optimistis bantuan untuk korban gempa tersebut dapat dipenuhi dengan cara gotong royong, antara lain dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan sebagainya.
"Yang penting nanti mereka bisa bertempat tinggal kembali, tentu tidak bisa serta merta dalam waktu satu hari, dua hari. Ini kami agendakan pasti," katanya.
Ia mengatakan yang terpenting masa tanggap darurat harus diatasi sembari kompleks permukimannya diberesi agar warga bisa kembali pulang ke rumah masing-masing.
"Sekarang belum memungkinkan (pulang) karena yang tidak roboh, saya lihat rusak berat sehingga berbahaya kalau ditempati," katanya didampingi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jateng Sujarwanto Dwiatmoko dan Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono.
Terkait dengan masa tanggap darurat, Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono mengatakan pihaknya telah menetapkan selama tujuh hari.
"Kalau perlu, kami tambah lagi tujuh hari sehingga 14 hari," katanya.
Sementara itu, Kepala Bappeda Jateng Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan jika bencana gempa bumi biasanya sehari akan selesai.
Menurut dia, waktu atau masa tanggap darurat selama satu minggu digunakan untuk menenteramkan masyarakat dan pembersihan.
"Nanti memang untuk rumah yang tidak layak memang harus menumpang. Itulah yang dipikirkan untuk huntara, hunian sementara," katanya.
Berdasarkan analisis BMKG, sebagian wilayah Banjarnegara diguncang gempa bumi tektonik berkekuatan 4,4 SR pada hari Rabu (18/4), pukul 13.28 WIB.
Pusat gempa berlokasi di darat pada kedalaman 4 kilometer pada jarak 52 kilometer utara Kebumen.
BMKG melaporkan lokasi pusat gempa berada di darat yang diakibatkan oleh aktivitas patahan atau sesar lokal.
Gempa tersebut mengakibatkan 316 rumah di Kecamatan Kalibening mengalami kerusakan, 62 unit di antaranya berlokasi di Desa Kertosari, 217 lainnya di Desa Kasinoman, dan 37 unit di Desa Plorengan.
Sempa juga merusak sejumlah fasilitas umum, yaitu tiga masjid, satu mushala, dan satu gedung sekolah SMPN 2 Kalibening.
Selain itu, dua warga Desa Kasinoman diketahui meninggal dunia akibat gempa, yakni Asep (13) dan Kasri (80).
Berdasarkan pendataan yang dilakukan BPBD Banjarnegara pada hari Kamis (19/4), pukul 14.00 WIB, jumlah pengungsi tercatat sebanyak 455 keluarga yang terdiri atas 1.939 jiwa.
Pewarta : Sumarwoto
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Plt Gubernur dukung proses hukum tarian erotis di Pantai Kartini Jepara
18 April 2018 6:46 WIB, 2018