Semarang (Antaranews Jateng) - Dinas Perdagangan Kota Semarang, Jawa Tengah, menyatakan pengembangan Pasar Klithikan Penggaron segera dilakukan agar lebih optimal dalam menampung pedagang relokasi dari Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) Semarang.

"Dana untuk pengaspalan lahan kosong di depan kios (Pasar Klithikan, red.) dan pembuatan shelter sekitar Rp5 miliar. Tahun ini, harus diselesaikan," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto di Semarang, Senin.

Menurut dia, relokasi pedagang kaki lima (PKL) yang berada di bantaran Sungai BKT Semarang sudah berjalan dan sebagian pedagang sudah menempati tempat relokasi yang kemudian dinamai sebagai Pasar Barito Baru Semarang itu.

Para pedagang terlihat sudah menempati beberapa bios dan lapak yang ada di bangunan Pasar Klithikan Penggaron yang sudah ada meski kondisinya masih relatif sepi dan sejumlah kios tampak tutup tidak terlihat aktivitas.

Di depan Pasar Klithikan Penggaron Semarang terdapat lahan yang semula berupa kubangan, tetapi saat ini sudah diuruk dan dipadatkan dengan tanah padas yang rencananya akan dibangun untuk pengembangan pasar tersebut.

"Untuk lahan seluas 2.000 meter persegi itu disediakan untuk menampung para PKL yang ada di wilayah Karangtempel dan Mlatiharjo. Kami akan melakukan pemindahan PKL dari bantaran Sungai BKT secara bertahap," jelasnya.

Fajar optimistis keberadaan Pasar Klithikan Penggaron sudah bisa maksimal pada akhir Agustus 2018 seiring dengan kepindahan seluruh PKL bantaran Sungai BKT Semarang ke tempat relokasi yang disediakan tersebut.

"Kami yakin pada akhir Agustus nanti, Pasar Barito Baru sudah bisa maksimal. Semua PKL dari bantaran Sungai BKT sudah menempati pasar ini. Pengaspalan dan pembuatan shelter sudah siap dilelang," katanya.

Diakuinya, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana menghendaki percepatan proyek normalisasi Sungai BKT yang didanai Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang sekarang sudah dimulai.

"Kami sudah menjadwalkan pada 23 Juli para PKL yang sekarang ini masih ada di bantaran Sungai BKT harus membongkar sendiri lapaknya dan pindah ke sini. Jadi, para pedagang semakin banyak dan ramai," katanya.

Selain Pasar Barito Baru, Fajar mengatakan sebenarnya para PKL juga sudah diberikan pilihan untuk menempati tempat relokasi lain yang disediakan, yakni Pasar Banjardowo atau Pasar Waru sesuai dengan domisili.

"Dinas Perdagangan juga siap membantu pembongkaran lapak atau bangunan PKL di bantaran Sungai BKT dan membantu pedagang pindah ke sini. Jadi, kan semakin mempermudah pedagang untuk pindah ke sini," katanya.

Di bantaran Sungai BKT Semarang yang dulu penuh sesak dengan bangunan PKL, termasuk kawasan Barito yang menjadi pusat perdagangan onderdil dan aksesoris sepeda motor sekarang ini sebagian juga sudah rata dengan tanah.