Ihwal pariwisata Bedungan Logung, ini kata Bupati Kudus
Selasa, 16 Oktober 2018 16:13 WIB
Bupati Kudus Muhammad Tamzil bersama Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana Ruhban Ruzziyatno melihat aktivitas pembangunan Bendungan Logung yang nantinya bisa menjadi destinasi wisata baru, Selasa (16/10). (Foto: Akhmad Nazaruddin Lathif)
Kudus (Antaranews Jateng) - Pengembangan pariwisata kawasan Bendungan Logung Kudus, Jawa Tengah, perlu didukung anggaran agar penyediaan sarana dan prasarana pendukungnya bisa disesuaikan dengan pembangunan bendungan yang hampir selesai, kata Bupati Kudus Muhammad Tamzil.
"Seharusnya penyediaan anggaran sudah dimulai sejak tahun anggaran 2018 untuk penyiapan sejumlah infrastruktur pendukungnya," ujarnya ditemui di sela-sela peninjauan Bendungan Logung Kudus, Selasa.
Melalui penganggaran tersebut, katanya, bisa digunakan untuk pembuatan rumah makan, tempat peristirahatan pengunjung, serta fasilitas pendukung wisata lainnya.
Ia menginginkan objek wisata yang dikembangkan nantinya bukan objek wisata air, melainkan pemandangan bendungan dan alam sekitar demi jaminan keamanan wisatawan.
Selain itu, lanjut dia, perlu pula didukung program penghijauan kawasan pegunungan sekitar karena nantinya menjadi area tangkapan air hujan dan pemandangan wisata.
Dengan adanya dukungan dana, diharapkan ada penataan kawasan wisata sejak dini agar nantinya tidak semrawut, terutama keberadaan pedagang.
"Untuk penataan kawasan wisata di sekitar bendungan, Balai Besar Pemali Juwana juga menyiapkan lanskap," ujarnya.
Kunjungannya ke Bendungan Logung ini, katanya, dalam rangka melihat progres pembangunan karena nantinya masyarakat Kudus juga akan memanfaatkan air yang tersedia untuk pengairan lahan hingga ribuan hektare serta untuk pemenuhan kebutuhan air bersih.
Dalam rangka mendukung pemanfaatan bendungan tersebut, maka Pemkab Kudus juga perlu memperhatikan kawasan lingkungan sekitar yang menjadi wilayah tangkapan air.
"Kami melihatnya cukup gersang sehingga perlu dilakukan penghijauan segera," ujarnya.
Ia berencana mengajak PT Djarum untuk melakukan penghijauan di kawasan atas atau kawasan yang selama ini menjadi daerah tangkapan air hujan.
Jenis pohon yang hendak ditanam, dipilih tanaman yang tidak begitu diminati masyarakat, seperti pohon beringin yang kayunya tidak diminati orang sehingga potensi terjadinya perambahan hutan juga minim.
Terkait dengan penggantian lahan milik Perum Perhutani yang dipakai untuk pembangunan bendungan seluas 35 hektare, Pemkab Kudus juga menyiapkan anggaran sebesar Rp21 miliar.
Sisa dari dana penggantian lahan perhutani tersebut, nantinya bisa digunakan untuk penyiapan akses jalan masuk ke kawasan wisata bendungan maupun penyediaan sarana pendukung lainnya.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana Ruhban Ruzziyatno menambahkan bahwa Kementerian PUPR sejak awal memang menekankan dalam pembuatan bendungan harus ada nilai estetikanya.
Pemandangan di kawasan Bendungan Logung, katanya, jauh lebih indah dibandingkan bendungan di daerah lain, karena kebetulan dikelilingi perbukitan yang ketika dilakukan penghijauan tentu akan lebih menarik.
"Semuanya disesuaikan dengan upaya pemerintah dalam menjaga kawasan sekitar. Prinsip siklus hidrologi harus dijaga semua, baik bulu maupun hilir saling ketergantungan," ujarnya.
Ia menilai kawasan hulu juga harus ada upaya konservasi agar bisa menangkap air hujan sehingga semua terjaga.
"Seharusnya penyediaan anggaran sudah dimulai sejak tahun anggaran 2018 untuk penyiapan sejumlah infrastruktur pendukungnya," ujarnya ditemui di sela-sela peninjauan Bendungan Logung Kudus, Selasa.
Melalui penganggaran tersebut, katanya, bisa digunakan untuk pembuatan rumah makan, tempat peristirahatan pengunjung, serta fasilitas pendukung wisata lainnya.
Ia menginginkan objek wisata yang dikembangkan nantinya bukan objek wisata air, melainkan pemandangan bendungan dan alam sekitar demi jaminan keamanan wisatawan.
Selain itu, lanjut dia, perlu pula didukung program penghijauan kawasan pegunungan sekitar karena nantinya menjadi area tangkapan air hujan dan pemandangan wisata.
Dengan adanya dukungan dana, diharapkan ada penataan kawasan wisata sejak dini agar nantinya tidak semrawut, terutama keberadaan pedagang.
"Untuk penataan kawasan wisata di sekitar bendungan, Balai Besar Pemali Juwana juga menyiapkan lanskap," ujarnya.
Kunjungannya ke Bendungan Logung ini, katanya, dalam rangka melihat progres pembangunan karena nantinya masyarakat Kudus juga akan memanfaatkan air yang tersedia untuk pengairan lahan hingga ribuan hektare serta untuk pemenuhan kebutuhan air bersih.
Dalam rangka mendukung pemanfaatan bendungan tersebut, maka Pemkab Kudus juga perlu memperhatikan kawasan lingkungan sekitar yang menjadi wilayah tangkapan air.
"Kami melihatnya cukup gersang sehingga perlu dilakukan penghijauan segera," ujarnya.
Ia berencana mengajak PT Djarum untuk melakukan penghijauan di kawasan atas atau kawasan yang selama ini menjadi daerah tangkapan air hujan.
Jenis pohon yang hendak ditanam, dipilih tanaman yang tidak begitu diminati masyarakat, seperti pohon beringin yang kayunya tidak diminati orang sehingga potensi terjadinya perambahan hutan juga minim.
Terkait dengan penggantian lahan milik Perum Perhutani yang dipakai untuk pembangunan bendungan seluas 35 hektare, Pemkab Kudus juga menyiapkan anggaran sebesar Rp21 miliar.
Sisa dari dana penggantian lahan perhutani tersebut, nantinya bisa digunakan untuk penyiapan akses jalan masuk ke kawasan wisata bendungan maupun penyediaan sarana pendukung lainnya.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana Ruhban Ruzziyatno menambahkan bahwa Kementerian PUPR sejak awal memang menekankan dalam pembuatan bendungan harus ada nilai estetikanya.
Pemandangan di kawasan Bendungan Logung, katanya, jauh lebih indah dibandingkan bendungan di daerah lain, karena kebetulan dikelilingi perbukitan yang ketika dilakukan penghijauan tentu akan lebih menarik.
"Semuanya disesuaikan dengan upaya pemerintah dalam menjaga kawasan sekitar. Prinsip siklus hidrologi harus dijaga semua, baik bulu maupun hilir saling ketergantungan," ujarnya.
Ia menilai kawasan hulu juga harus ada upaya konservasi agar bisa menangkap air hujan sehingga semua terjaga.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Pemkot Solo targetkan jumlah kunjungan wisatawan 3,675 juta orang pada 2025
15 January 2025 14:34 WIB
Terpopuler - Makro
Lihat Juga
Aerotrans dan Geotab kolaborasi tingkatkan keamanan, efisiensi, dan keberlanjutan sektor logistik
07 January 2025 14:54 WIB