"Zaman dulu itu tidak ada sosial media, tapi mereka kuat bersatu dengan tujuan Indonesia merdeka. Sebenarnya, sosial media itu untuk merekatkan bangsa ini, saling menginformasikan, kok malah menggunakannya untuk adu domba," kata Giring saat dihubungi Antara melalui telepon, Sabtu.
"Semakin banyak kita merayakan 90 tahun Sumpah Pemuda, kita kembali ke tapak tilas untuk melihat inti dari Sumpah Pemuda," tegas Giring.
Calon legislatif (caleg) DPR RI dapil Jawa Barat 1 dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu mengatakan, 90 tahun Sumpah Pemuda semestinya dirayakan kaum muda dengan menjadi generasi yang lebih produktif dalam menggunakan sosial media, bukan menyebarkan hoaks.
"Gunakan sosial media, pertama, untuk menambah wawasan. Kedua, menambah ilmu pengetahuan. Ketiga, menjalin silaturahmi. Keempat sebagai kesempatan mencapai sukses,” sebut Giring.
Ia mencontohkan, pemuda bernama William Tanuwijaya yang dulunya penjaga warnet kini menjadi pemilik Tokopedia dan seorang bilioner.
Sementara itu, Giring cenderung tidak menggubris berita hoaks.
"Enggak usah di -forward, di-share, lebih baik kita membaca informasi untuk kepentingan bisnis kita, misalnya,” ucap suami dari Cynthia Riza.
Dibanding berkutat di social media saja, Giring lebih memilih terjun langsung untuk memajukan bangsa Indonesia.
“Saya pribadi keliling Indonesia dan mengajari ibu-ibu rumah tangga membuat internet sehat untuk anak-anak mereka, digital parenting. Saya juga berkeliling ke kampus-kampus untuk bicara mengenai bisnis startup,” pungkas Ayah empat anak ini. (Editor : Alviansyah Pasaribu).