Semarang (Antaranews Jateng) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah berencana mengundang dua tim kampanye masing-masing calon presiden dan wakil presiden dalam waktu dekat.

     "Pertemuan itu untuk mempererat silaturahmi pada tahun politik," kata Ketua MUI Jateng K.H. Ahmad Darodji di Semarang, Kamis.

     Hal tersebut diungkapkannya saat menyampaikan refleksi akhir tahun 2018 program MUI Jateng, termasuk menyikapi semakin dekatnya pelaksanaan Pemilu 2019.

     Darodji mengatakan bahwa silaturahmi harus terus dijaga dan dipelihara, terutama pada tahun-tahun politik agar tidak mudah tercerai berai hanya karena berbeda pandangan dan pilihan politik.

     "Rencananya, awal Januari tahun depan. Ya, mengundang kedua tim kampanye. Sebenarnya kalau bisa sebelum kampanye, tetapi kan sudah masuk masa kampanye ini," katanya.

     Ia menyayangkan maraknya ujaran kebencian di tahun-tahun politik, terutama melalui media sosial sehingga perlu dibekali pemahaman tentang bermedsos secara bijaksana.

     "Bagaimana bermedsos secara bijak, penting ini. Dari MUI sudah melakukan kerja sama dengan Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang," katanya.

     Untuk program selama tahun ini, Darodji menyebutkan banyak program keumatan yang ternyata mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat, seperti Beranda Ulama dan Ulama Menyapa.

     Sementara itu, Ketua Dewan Pertimbangan MUI Jateng Ali Mufiz mengingatkan seluruh rakyat menggunakan hak pilihnya secara bertanggung jawab pada Pemilu 2019.

     "Tahun depan kan berlangsung Pilpres maupun Pemilu. Semua rakyat harus menggunakan hak pilih secara bertanggung jawab supaya kegiatan demokrasi itu berjalan dengan damai dan beradab," katanya.

     Artinya, kata dia, tujuan politik dan berdemokrasi tercapai, tetapi tidak sampai menggoyahkan sendi-sendi persatuan dan kesatuan bangsa yang sudah dijalin erat selama ini.

     "Makanya, saya usul MUI Jateng mengumpulkan tim kampanye dari kedua belah kubu. Ya, untuk saling mengingatkan bagaimana bertindak secara baik dan santun," kata mantan Gubernur Jateng itu.

     Ali juga menyayangkan berkembangnya ujaran kebencian yang disalurkan melalui medsos yang justru membuat kekacauan dan perseteruan antarkomponen masyarakat.

     "Kalau tidak bisa berbicara baik, lebih baik diam. Akhiri kekacauan, konflik, dan perseteruan supaya kehidupan pada 2019 lebih nyaman dan lebih baik. Bagaimana bersaudara tanpa melihat perbedaan agama dan budaya," katanya.