Makassar (ANTARA) - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Yuyu Sutisna, akhirnya meresmikan base Skadron Udara 33 di Bandara Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

"Tujuan pembangunan Skadron 33 ini untuk pemerataan kekuatan TNI dari barat, tengah,  dan timur Indonesia. Harapan saya, hadirnya Skadron agar TNI bisa melaksanakan operasi secara maksimal," katanya usai upacara peresmian, Jumat

Selain pelaksanaan latihan operasi dengan mengefektifkan Pasukan Penanggulangan Reaksi Cepat (PPRC) seperti operasi latihan perang, juga akan membantu dalam hal percepatan penanganan bencana alam, pergeseran pasukan, serta kerja-kerja sosial lainnya.

Sebab, selama ini belum ada base skadron di wilayah timur untuk transportasi pesawat angkutan berat termasuk membantu proses pemulihan saat terjadi bencana alam

"Skadron ini bertugas untuk kesatuan, tidak hanya sebagai pesawat angkut berat membantu bencana alam, tapi juga keperluan militer seperti pengiriman pasukan dan logistik.

Skadron 33 memiliki 3 pesawat dari Lanud Abdurahman dan 1 dari Lanud Perdana Halim dengan total empat pesawat," .

"Kedepan, tentu hadirnya Skadron ini akan bekerja sama dengan TNI AD dan AL serta membina skuadron ini dengan melaksanakan latihan, operasi dan membantu Pemerintah Daerah, "katanya.

Menurutnya, pembangunan kekuatan TNI sudah sesuai dengan Rencana Stategis (Renstra) untuk 20 tahun kedepan, termasuk jangka panjang, menengah dan jangka pendek.

Tidak hanya itu, dibentuknya Skadron 33 ini dengan melihat adanya ancaman, dan dasarnya ada. Ancaman tersebut tidak hanya dari musuh tetapi juga ancaman bencana alam serta disparitas harga bahan pokok di daerah timur.

"Berdasarkan ancaman itu dasarnya dan melihat jangka pendek dan panjang. Kita perlu kecepatan dan cepat makanya Skadron ini dibentuk, sebab belum ada Skadron angkut di wilayah timur yang ada Skadron Tempur dan Intelejen," beber dia.

Untuk jumlah pesawat Hercules, sebutnya, ada empat dan akan ditambah satu pesawat totalnya lima pesawat Hercules. Hanya saja satu pesawat Hercules tipe C tersebut yang sudah dilengkapi teknologi moderen atau komputerisasi, masih antre dalam proses pembuatan.

"Kenapa di timur?, karena dianggap penting. Selain operasi udara, TNI juga bertugas mengantisipasi disparitas harga kebutuhan bahan pokok dan lainnya pada wilayah timur seperti di Papua. Kita juga menyiapkan pesawat angkut di Tarakan untuk mengantisipasi perbedaan harga di perbatasan, sesuai permintaan Pemda," tambahnya.

Komandan Skadron Udara (Danskadron) 33 Lanud Sultan Hasanuddin, Letkol Pnb Agus Rohimat mengemukakan Skadron 33 adalah bentukan baru khusus pesawat angkut berat dengan tugasnya melaksanakan pemindahan baik personel maupun barang.

Pada tahap awal akan dioperasikan empat pesawat yang didatangkan dari Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, dan Skadron Udara 32 Lanud Abdul Rachman Saleh di Malang.

Sementara Komandan Lanud Sultan Hasanuddin (Danlanud), Marsma TNI H Haris Haryanto menambahkan, postur TNI AU akan terus dibangun dalam menguatkan posisi kekuatan TNI di udara.

"Skadron Udara 33 tersebut dibentuk untuk memenuhi postur TNI AU. Selain untuk pengiriman dan pemindahan prajurit, juga mengangkut barang sesuai dengan permintaan pemerintah," tambahnya. Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Yuyu Sutisna(dua kiri) bersama jajarannya serta Bupati Maros Hatta Rahman (kiri) memberikan keterangan pers usai meresmikan base Skadron Udara 33 di Bandara Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Jumat (14/6/2019). (ANTARA FOTO/Darwin Fatir.)