"Teknologi penyulingan air laut perlu dikembangkan secara optimal mengingat sebagian daerah di Jateng merupakan wilayah pesisir," katanya di Semarang, Rabu.
Gus Yasin, sapaan akrab Wagub Jateng, menyebutkan saat ini penyuplai teknologi mutakhir desalinasi justru berasal dari luar negeri sehingga pihaknya berharap ke depan teknologi penyulingan air laut yang aplikatif lahir sebagai karya anak bangsa yang pantas dibanggakan.
Menurut dia, teknologi penyulingan air laut perlu dikembangkan dengan melibatkan berbagai pihak terkait karena air bersih menjadi hal yang primer bagi masyarakat di daerah pesisir.
"Paling tidak teknologi itu bisa bermanfaat untuk beberapa kepala keluarga, bagaimana membuat alat secara mandiri dari anak bangsa sehingga bisa kita dorong pengembangannya," ujarnya.
Baca juga: Meluas, krisis air bersih di Banyumas jadi 19 desa
Masyarakat di Desa Kemujan, Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, menghadapi persoalan terkait dengan air bersih.
Masalah yang dialami masyarakat itu menjadi tantangan bagi 25 mahasiswa Universitas Diponegoro yang bergabung dalam Tim Ekspedisi Nusantara Jaya 2019 untuk membantu mengatasi persoalan melalui program-program KKN tematik.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, mereka membantu menyusun proposal yang ditujukan kepada PDAM dan melakukan survei untuk melakukan uji coba penyulingan air laut menjadi air tawar.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Yasin mengimbau masyarakat agar bersikap bijak dalam menggunakan air bersih untuk berbagai kebutuhan guna mengantisipasi terjadinya krisis air sekaligus sebagai upaya pelestarian lingkungan.
Masyarakat juga diminta untuk membuat biopori atau resapan air di lingkungan tempat tinggal masing-masing guna meningkatkan ketersediaan air dalam tanah, serta melakukan gerakan menanam pohon, dan reboisasi di lereng gunung yang tandus.
Baca juga: Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara berpotensi kekeringan ekstrem
Baca juga: BPBD Boyolali salurkan bantuan air bersih kepada 8 kecamatan
Baca juga: Empat kabupaten di Jateng butuh bantuan air bersih