Semarang (ANTARA) - Provinsi Jawa Tengah sepanjang 2018 menghadapi 1.760 bencana, kebanyakan tanah longsor, kebakaran, dan angin topan menurut pejabat pemerintah provinsi.

"Frekuensi kejadian bencana di Jateng selama 2016-2018 cukup tinggi dan fluktuatif. Pada 2016 data bencana alam tercatat 1.574 kejadian, 2017 sebanyak 2.304 kejadian, dan 2018 tercatat 1.760 kejadian dengan dominasi bencana tanah longsor, kebakaran, dan angin topan," kata Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono di Semarang, Jumat.
 
Sementara tahun ini, menurut dia, Jawa Tengah antara lain menghadapi kebakaran hutan di Taman Nasional Gunung Merbabu di wilayah resor Pakis, Wonolelo, Selo, dan Ampel.

Baca juga: BPCB Jateng: Tingkat mitigasi bencana masyarakat Liyangan kuno tinggi

Kebakaran hutan tahun ini juga terjadi Gunung Slamet, yang berada di wilayah Kabupaten Tegal, Brebes, dan Banyumas serta Gunung Merapi.

"Diharapkan kejadian bencana kebakaran di Gunung Merbabu dan Gunung Slamet dapat segera diatasi dengan upaya sinergis semua pihak yang terkait, terutama DLHK dan Perhutani," kata Sri Puryono.

Ia mengatakan upaya pengurangan risiko dan antisipasi dampak bencana mesti ditingkatkan dengan dukungan anggaran serta penguatan kapasitas masyarakat dan lembaga, dan pembaruan data kerentanan bencana.
 
Selain itu, ia melanjutkan, upaya-upaya untuk menjaga dan melindungi lingkungan serta menguatkan manajemen tanggap darurat bencana juga mesti dilakukan secara berlanjut.

Baca juga: Akademisi Unsoed ingatkan pentingnya kajian ilmiah tentang bencana
Baca juga: Minimalisasi risiko bencana, akademisi ingatkan pentingnya pemetaan jalur sesar aktif