Pengunjuk rasa di DPRD Surakarta lakukan aksi lempar batu
Selasa, 1 Oktober 2019 6:20 WIB
Ratusan pengunjuk rasa saat berteriak-teriak ketika berorasi di depan Kantor DPRD Kota Surakarta, Senin (30-9-2019) malam. ANTARA/Bambang Dwi Marwoto
Solo (ANTARA) - Ratusan mahasiswa dan pelajar yang tergabung dalam Solo Raya Bergerak (Sorak) ketika berdemo sempat melakukan aksi lempar batu terhadap petugas di depan Kantor DPRD Kota Surakarta, Senin (30/9) malam.
Pangunjuk rasa yang melakukan orasi dan menggelar sejumlah poster sejak 15.30 hingga 20.15 WIB itu awalnya berlangsung tertib dan lancar.
Mereka yang terus melakukan orasinya dan mereka juga bernyanyi-nyanyi lagu-lagu kebangsaan. Tak lama berselang, berhenti sejenak setelah mendengar azan salat Magrib. Selanjutnya, mereka berorasi lagi hingga pukul 20.00 WIB.
Baca juga: Pedemo masuk tol, petugas tembakkan gas air mata
Polisi yang mengamankan dan mengawal jalannya unjuk rasa tetap bertahan serta tidak terpancing untuk membubarkan mereka hingga malam hari. Bahkan, peserta aksi sempat melakukan aksi lempar-lempar ke arah aparat keamanan yang tetap bertahan memberikan pengamanan.
Aksi lempar hanya berlangsung sekitar 10 menit. Massa akhirnya mampu diredam dengan pasukan Dalmas yang menangkis batu dari luar halaman. Polisi kemudian mengajak pengunjuk rasa dengan bernyanyi lagu-lagu kebangsaan untuk meredam aksi lempar batu.
Menurut Kepala Polres Kota Surakarta AKBP Andy Rifai, aksi unjuk rasa dapat diredam setelah mereka diajak bersama-sama menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya oleh petugas.
Baca juga: Ratusan pelajar SMA/SMK Yogyakarta ikut aksi #GejayanMemanggil2
Andy Rifai mengatakan pihaknya dari awal sudah menyampaikan kepada para pengunjuk rasa, bahwa aparat keamanan siap melayani masyarakat. Polisi akan mengawal aksi mereka dengan baik. Meskipun, para pengunjuk rasa berupaya untuk memprovokasi arapat keamanan, tetapi polisi dapat membuktikan tidak melakukan tindakan represif.
Pengunjuk rasa sempat ada lemparan-lemparan batu kepada petugas, dan ada empat personel Polwan terkena lemparan, tetapi mereka setelah dicek oleh tim medis kondisi tidak tidak apa-apa.
"Ada empat polwan terkena batu. Setelah diperiksa dokter, kondisinya tidak apa-apa," kata Kapolres.
Baca juga: Menristekdikti sebut tak bisa lindungi mahasiswa di luar kampus
Polisi setelah meredam, lantas mengimbau koordinator aksi untuk segera membubarkan diri. Aksi baru bisa dibubarkan dengan tertib sekitar pukul 20.15 WIB.
Andy mengatakan bahwa peserta aksi di depan DPRD Kota Surakarta, Senin, tanpa identitas, sehingga polisi tidak bisa membedakan peserta aksi dari mana saja.
"Kami anggap semuanya harus mendapatkan pelayanan yang baik. Hal ini dilakukan dari hasil evaluasi dari aksi sebelumnya untuk menghindari adanya jatuh korban. Kami tetap bertahan dan tidak ada reaksi sama sekali," katanya.
Dalam aksi yang juga dihadiri pelajar, polisi yang didukung oleh anggota TNI menurunkan 1.300 personel.
Pangunjuk rasa yang melakukan orasi dan menggelar sejumlah poster sejak 15.30 hingga 20.15 WIB itu awalnya berlangsung tertib dan lancar.
Mereka yang terus melakukan orasinya dan mereka juga bernyanyi-nyanyi lagu-lagu kebangsaan. Tak lama berselang, berhenti sejenak setelah mendengar azan salat Magrib. Selanjutnya, mereka berorasi lagi hingga pukul 20.00 WIB.
Baca juga: Pedemo masuk tol, petugas tembakkan gas air mata
Polisi yang mengamankan dan mengawal jalannya unjuk rasa tetap bertahan serta tidak terpancing untuk membubarkan mereka hingga malam hari. Bahkan, peserta aksi sempat melakukan aksi lempar-lempar ke arah aparat keamanan yang tetap bertahan memberikan pengamanan.
Aksi lempar hanya berlangsung sekitar 10 menit. Massa akhirnya mampu diredam dengan pasukan Dalmas yang menangkis batu dari luar halaman. Polisi kemudian mengajak pengunjuk rasa dengan bernyanyi lagu-lagu kebangsaan untuk meredam aksi lempar batu.
Menurut Kepala Polres Kota Surakarta AKBP Andy Rifai, aksi unjuk rasa dapat diredam setelah mereka diajak bersama-sama menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya oleh petugas.
Baca juga: Ratusan pelajar SMA/SMK Yogyakarta ikut aksi #GejayanMemanggil2
Andy Rifai mengatakan pihaknya dari awal sudah menyampaikan kepada para pengunjuk rasa, bahwa aparat keamanan siap melayani masyarakat. Polisi akan mengawal aksi mereka dengan baik. Meskipun, para pengunjuk rasa berupaya untuk memprovokasi arapat keamanan, tetapi polisi dapat membuktikan tidak melakukan tindakan represif.
Pengunjuk rasa sempat ada lemparan-lemparan batu kepada petugas, dan ada empat personel Polwan terkena lemparan, tetapi mereka setelah dicek oleh tim medis kondisi tidak tidak apa-apa.
"Ada empat polwan terkena batu. Setelah diperiksa dokter, kondisinya tidak apa-apa," kata Kapolres.
Baca juga: Menristekdikti sebut tak bisa lindungi mahasiswa di luar kampus
Polisi setelah meredam, lantas mengimbau koordinator aksi untuk segera membubarkan diri. Aksi baru bisa dibubarkan dengan tertib sekitar pukul 20.15 WIB.
Andy mengatakan bahwa peserta aksi di depan DPRD Kota Surakarta, Senin, tanpa identitas, sehingga polisi tidak bisa membedakan peserta aksi dari mana saja.
"Kami anggap semuanya harus mendapatkan pelayanan yang baik. Hal ini dilakukan dari hasil evaluasi dari aksi sebelumnya untuk menghindari adanya jatuh korban. Kami tetap bertahan dan tidak ada reaksi sama sekali," katanya.
Dalam aksi yang juga dihadiri pelajar, polisi yang didukung oleh anggota TNI menurunkan 1.300 personel.
Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024