Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak para kartunis untuk ikut berdiplomasi dengan berbagai pihak melalui karya-karyanya.

"Kita pindahkan kartun ke media kaos sebagai bahan diplomasi, setiap 'event' buat desainnya, kita akan beli," kata Gubernur Ganjar di Semarang, Rabu.

Selain itu, Ganjar juga menyebutkan karya-karya para kartunis bisa digunakan untuk menangkal gerakan radikal.

Baca juga: Ganjar bujuk pemuda dengan gangguan jiwa agar mau dirawat

Menurut Ganjar, para kartunis harus lebih rutin menampilkan karya-karyanya di titik-titik strategis seperti di sekeliling Lapangan Pancasila, Simpang Lima, dan di Jalan Pahlawan Semarang.

"Berilah kartun-kartun itu sedikit narasi agar masyarakat tahu, narasinya pun narasi positif, yang 'hatters' masukkan got saja. Mari kita bicara masa depan yang optimistis. Saya akan ikut mendorong," ujarnya.

Sebelumnya, Ganjar menerima kunjungan Komunitas Kartunis Semarang Gold Pencil, mahasiswa UIN Walisongo, Kelompok Kartunis Kaliwungu (Kokang), seniman dan Sahabat Difabel Semarang di Puri Gedeh, Selasa (29/10) malam.

Kehadiran para kartunis bersama beragam komunitas di Puri Gedeh itu memang sengaja untuk memberikan hadiah spesial kepada Ganjar di hari ulang tahunnya yang ke-51 tahun.

Komunitas Kartunis Semarang Gold Pencil yang diketuai Abdul Arief dan beranggotakan kartunis senior seperti Jitet Kustana, Ratno, Joko Susilo Kustiyo Black, Priyadi, Agung, Darsono, Dyas, Nani, dan Rahma itu membuat komik keseharian Ganjar Pranowo dalam bentuk buku setebal 72 halaman berjudul Anak Lereng Lawu.

Penyerahan komik dilakukan oleh Jitet Kustana kepada Ganjar disaksikan anggota Gold Pencil dan 200-an anggota komunitas yang hadir.

Komik itu, kata Arief, berisi 13 cerita yang digarap oleh 11 kartunis Gold Pencil dan selain menceritakan perjalanan Ganjar beserta kepeduliannya terhadap warga, juga menggambarkan masa kecil orang nomor satu di Jateng dalam kehidupan yang susah hingga dewasa kuliah di UGM dan bergabung di PDI Perjuangan.

Selanjutnya ada cerita tentang kedekatan Ganjar dengan Mbah Bandiyem, seorang penjual buah pisang dan sayuran di kantor Gubernur Jateng.

Setelah Mbah Bandiyem meninggal dunia dan atas izin keluarga, nama Bandiyem diabadikan menjadi nama klub motor yang dikoordinatori Ganjar Pranowo.

Cerita lainnya soal kedekatan Ganjar dengan difabel hingga membuat kebijakan agar kantor Pemprov Jateng mendukung aksesibilitas difabel.

"Kami melihat Pak Ganjar memiliki banyak 'style' yang membawa kebhinnekaan, senang berkunjung ke pelosok kampung, peduli dengan 'wong cilik', dan tentu hal itu untuk membawa Jateng lebih baik. Semoga Pak Ganjar 'tetep mboten korupsi, mboten ngapusi'," harap Arief.

Baca juga: Ganjar: Semua orang boleh mencalonkan sebagai Wali Kota Surakarta
Baca juga: Ganjar buka pameran foto Antara "Kunokini"