Kirab Boyongan Replika Saka Sipanji digelar sambut hari jadi Banyumas
Kamis, 13 Februari 2020 17:03 WIB
Peraga Kirab Boyongan Replika Saka Sipanji saat melakukan geladi di halaman Pendopo Sipanji, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (13/2/2020). ANTARA/HO-Prokompi Banyumas
Purwokerto (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, akan menggelar Kirab Boyongan Replika Saka Sipanji untuk menyambut peringatan hari jadi kabupaten yang ke-449 pada 22 Februari 2020, kata Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Sekretariat Daerah Banyumas Deskart Sotyo Djatmiko.
"Kirab ini akan digelar pada hari Sabtu (15/2). Namun sebelumnya akan diadakan ziarah ke makam Djoko Kahiman (Bupati Pertama Banyumas) di Dawuhan pada hari Jumat (14/2) yang dilanjutkan dengan tasyakuran dan ruwatan di Pendopo Duplikat Sipanji, Kecamatan Banyumas," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.
Ia mengatakan, kirab tersebut menggambarkan prosesi pemindahan ibu kota Kabupaten Banyumas dari Banyumas ke Purwokerto pada tahun 1937, semasa pemerintahan Bupati ke-14 Banyumas R.T. Martadireja II (1832-1882).
Baca juga: Pertahankan keaslian, Kompleks Setda Banyumas diusulkan sebagai cagar budaya
Deskart mengatakan Kirab Boyongan Replika Saka Sipanji akan dimulai dari Pendopo Duplikat Sipanji di Kecamatan Banyumas pada Sabtu (15/2) pukul 10.00 WIB.
"Kirab Boyongan Replika Saka Sipanji dilakukan dengan cara sambatan atau rengos. Sebanyak tiga saka yang diboyong dari Banyumas, satu saka berupa Saka Sipanji seolah-olah sudah dibawa lebih dulu ke arah timur dengan tidak melewati Sungai Serayu dan selanjutnya bertemu di Alun-Alun Purwokerto dari arah barat," katanya.
Ia menuturkan bahwa berdasarkan hikayat, apabila Saka Sipanji melewati Sungai Serayu maka bencana banjir akan terjadi.
Kirab akan melalui jalur utama Banyumas-Purwokerto yakni Jalan Raya Banyumas, Jalan Gatot Subroto Sokaraja, Jalan Suparjo Rustam Sokarja, Jalan Jenderal Soedirman Timur Purwokerto, Jalan Jenderal Soedirman Purwokerto, dan berakhir di Pendopo Sipanji Purwokerto.
"Sama seperti tahun sebelumnya, kirab dilaksanakan secara estafet dengan berjalan kaki dan seluruh peraga menggunakan pakaian adat Banyumas. Masyarakat di wilayah yang dilewati ikut berpartisipasi dengan cara ikut memikul replika Saka Sipanji dan perlengkapan lainnya. Jarak tempuhnya mencapai 16,4 kilometer yang dibagi menjadi 16 etape kecil dan lima etape besar," Deskart menjelaskan.
Ia mengatakan, di etape kecil akan dilakukan pergantian peraga antardesa/kelurahan, sedangkan di etape besar dilakukan pergantian antarkecamatan.
Karena menggunakan konsep sambatan, kata dia, setiap etape melibatkan semua unsur masyarakat. Satu saka dipikul oleh empat orang secara bergantian yang diikuti atraksi kesenian warga desa setempat.
Menurut dia, rombongan kirab diperkirakan diperkirakan tiba di Pendopo Sipanji Purwokerto pukul 15.00 WIB. Setelah itu, akan dilakukan prosesi pembangunan pendopo dan setelah Saka Sipanji berdiri akan digelar hiburan Lengger Banyumasan.
"Konon ceritanya, Saka Sipanji mau dipindah dengan syarat ada hiburan lengger," katanya.
Ia berharap rangkaian kegiatan yang ditujukan untuk melestarikan tradisi budaya Banyumas tersebut juga dapat menarik minat wisatawan mengunjungi Kabupaten Banyumas.
Baca juga: Empat Pusaka Dikirab Sambut Hari Jadi Banyumas
"Kirab ini akan digelar pada hari Sabtu (15/2). Namun sebelumnya akan diadakan ziarah ke makam Djoko Kahiman (Bupati Pertama Banyumas) di Dawuhan pada hari Jumat (14/2) yang dilanjutkan dengan tasyakuran dan ruwatan di Pendopo Duplikat Sipanji, Kecamatan Banyumas," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.
Ia mengatakan, kirab tersebut menggambarkan prosesi pemindahan ibu kota Kabupaten Banyumas dari Banyumas ke Purwokerto pada tahun 1937, semasa pemerintahan Bupati ke-14 Banyumas R.T. Martadireja II (1832-1882).
Baca juga: Pertahankan keaslian, Kompleks Setda Banyumas diusulkan sebagai cagar budaya
Deskart mengatakan Kirab Boyongan Replika Saka Sipanji akan dimulai dari Pendopo Duplikat Sipanji di Kecamatan Banyumas pada Sabtu (15/2) pukul 10.00 WIB.
"Kirab Boyongan Replika Saka Sipanji dilakukan dengan cara sambatan atau rengos. Sebanyak tiga saka yang diboyong dari Banyumas, satu saka berupa Saka Sipanji seolah-olah sudah dibawa lebih dulu ke arah timur dengan tidak melewati Sungai Serayu dan selanjutnya bertemu di Alun-Alun Purwokerto dari arah barat," katanya.
Ia menuturkan bahwa berdasarkan hikayat, apabila Saka Sipanji melewati Sungai Serayu maka bencana banjir akan terjadi.
Kirab akan melalui jalur utama Banyumas-Purwokerto yakni Jalan Raya Banyumas, Jalan Gatot Subroto Sokaraja, Jalan Suparjo Rustam Sokarja, Jalan Jenderal Soedirman Timur Purwokerto, Jalan Jenderal Soedirman Purwokerto, dan berakhir di Pendopo Sipanji Purwokerto.
"Sama seperti tahun sebelumnya, kirab dilaksanakan secara estafet dengan berjalan kaki dan seluruh peraga menggunakan pakaian adat Banyumas. Masyarakat di wilayah yang dilewati ikut berpartisipasi dengan cara ikut memikul replika Saka Sipanji dan perlengkapan lainnya. Jarak tempuhnya mencapai 16,4 kilometer yang dibagi menjadi 16 etape kecil dan lima etape besar," Deskart menjelaskan.
Ia mengatakan, di etape kecil akan dilakukan pergantian peraga antardesa/kelurahan, sedangkan di etape besar dilakukan pergantian antarkecamatan.
Karena menggunakan konsep sambatan, kata dia, setiap etape melibatkan semua unsur masyarakat. Satu saka dipikul oleh empat orang secara bergantian yang diikuti atraksi kesenian warga desa setempat.
Menurut dia, rombongan kirab diperkirakan diperkirakan tiba di Pendopo Sipanji Purwokerto pukul 15.00 WIB. Setelah itu, akan dilakukan prosesi pembangunan pendopo dan setelah Saka Sipanji berdiri akan digelar hiburan Lengger Banyumasan.
"Konon ceritanya, Saka Sipanji mau dipindah dengan syarat ada hiburan lengger," katanya.
Ia berharap rangkaian kegiatan yang ditujukan untuk melestarikan tradisi budaya Banyumas tersebut juga dapat menarik minat wisatawan mengunjungi Kabupaten Banyumas.
Baca juga: Empat Pusaka Dikirab Sambut Hari Jadi Banyumas
Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024