Logo Header Antaranews Jateng

PKL Karangtempel "boyongan" ke relokasi MAJT

Kamis, 29 November 2018 19:58 WIB
Image Print
Semarang - Pekerja menyelesaikan proyek normalisasi Sungai Banjir Kanal Timur (BKT), di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (26/9). Proyek dengan anggaran Rp464 milar yang terbagi dalam tiga paket pengerjaan itu diharapkan selesai pada akhir tahun ini. (Foto: R. Rekotomo)
Semarang (Antaranews Jateng) - Ratusan pedagang kaki lima (PKL) bantaran Sungai Banjir Kanal Timur di wilayah Karangtempel, Semarang, Kamis, melakukan "boyongan" ke kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang.

Prosesi "boyongan" ratusan PKL yang tergabung dalam Paguyuban PKL Barito Karya Mandiri dipimpin langsung Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi ke tempat relokasi yang sudah dibangun Pemerintah Kota Semarang.

Para pedagang sempat menginginkan "boyongan" bisa dilakukan pada Senin (3/12), tetapi Dinas Perdagangan Kota Semarang telah menjadwalkan relokasi PKL dilakukan pada Kamis ini.

Ketua Paguyuban PKL Barito Karya Mandiri Rohmat Yulianto mengatakan kesadaran para pedagang untuk pindah relatif tinggi yang dibuktikan dengan kebersamaan pindah ke tempat relokasi di kawasan MAJT Semarang.

Dia mengakui semula memang berat untuk mengajak para PKL yang sudah mapan di kawasan yang biasa disebut Barito itu untuk pindah, tetapi dengan pola pendekatan dan komunikasi yang baik akhirnya bisa dilakukan.

Relokasi dilakukan karena Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah memulai pengerjaan proyek normalisasi Sungai BKT yang ditargetkan rampung pada akhir tahun ini.

Namun, Rohmat meminta pemerintah memperhatikan kebutuhan infrastruktur pedagang yang menempati tempat relokasi tersebut karena perannya vital untuk kelangsungan usaha mereka.

"Masalah infrastruktur, teman-teman memang ada keberatan. Makanya, saya tadi sampaikan langsung lewat surat kepada Pak Wali (Wali Kota Semarang, red.)," katanya.

Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu, mengapresiasi kesadaran para pedagang di Karangtempel yang bersedia pindah dan membangun kiosnya secara swadaya atau mandiri.

Secara swadaya, kata dia, para PKL bersedia membangun ratusan kios di lahan relokasi MAJT Semarang dengan nilai sekitar Rp2,8 miliar dari kredit perbankan.

"Sekali lagi, `boyongan` yang dilakukan ini menurut saya spektakuler. Para PKL mau secara swadaya dengan segala keterbatasan. Kini, sudah mulai berdiri 448 kios di relokasi ini," kata politikus PDI Perjuangan itu.

Sebelumnya, sebagian PKL Karangtempel juga telah melakukan "boyongan" di Pasar Klithikan Penggaron atau Pasar Barito Baru yang juga disediakan pemerintah sebagai tempat relokasi.

Selain relokasi di kawasan MAJT dan Pasar Barito Baru, sejumlah pasar tradisional juga disediakan Pemkot Semarang sebagai tempat relokasi bagi PKL bantaran Sungai BKT Semarang.

Pewarta :
Editor: Antarajateng
COPYRIGHT © ANTARA 2024