Kegiatan Satgas BUMN Tanggap Bencana Nasional Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Rembang yang dikoordinasi PT Semen Gresik terus dilakukan, baik di kawasan perdesaan maupun perkotaan.
Bentuknya beragam mulai dari mendirikan rumah karantina untuk perantauan yang pulang kampung, membagikan ribuan masker untuk pedagang pasar tradisional, wastafel portabel untuk cuci tangan warga hingga penyemprotan berbagai ruas jalan dan fasilitas publik. Seperti apa?
Kasim dan Sumari, terlihat berbincang di teras bangunan PAUD/TK yang disulap menjadi Rumah Karantina Covid-19 Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Rembang. Awal puasa Ramadan ini, pasangan suami istri (pasutri) yang sehari-hari beraktivitas di Jakarta (kawasan zona merah Covid-19) itu memang baru saja mudik ke kampung halamannya.
Sejak itu hingga 14 hari mendatang, mereka menghuni rumah karantina hasil kerjasama Posko Satgas BUMN Tanggap Bencana Nasional Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Rembang yang dikoordinasi PT Semen Gresik dengan Pemdes Tegaldowo.
Fasilitas di dalam rumah karantina ini cukup komplit. Mulai dari kamar mandi, puluhan kasur busa, selimut, bantal, kipas angin, face shield, raket untuk olahraga, hingga televisi untuk hiburan yang merupakan bantuan dari Posko Satgas BUMN Tanggap Bencana Nasional Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Rembang.
Sedangkan bantuan berupa puluhan set alat pelindung diri atau APD (baju hazmat) lengkap) mulai dari kepala hingga kaki diperuntukkan tenaga hansip dan perangkat desa maupun petugas lain yang standby di rumah karantina itu.
Diharapkan meski berlokasi di desa, namun pola yang diterapkan di rumah karantina ini memenuhi standar penanganan Covid-19 yang ditetapkan pemerintah.
Selain Kasim dan Sumari, ada belasan warga Tegaldowo yang juga baru pulang kampung dan tercatat sebagai penghuni rumah karantina itu. Sebelumnya mereka beraktivitas di Surabaya, Lombok NTB, Kalimantan bahkan Papua. Dimungkinkan masih ada ratusan warga Tegaldowo yang pulang kampung secara bertahap seiring pandemi Covid-19.
Jika sudah tiba di kampung halaman, mereka juga akan menghuni rumah karantina ini sebelum bertemu anggota keluarganya.
“Maturnuwun. Ini sangat membantu karena kalau langsung pulang ke rumah kami justru khawatir dengan kesehatan anggota keluarga. Urusan makanan di rumah karantina ini juga terjamin, tiap buka dan sahur diantar oleh perangkat desa,” kata Kasim.
Selain Tegaldowo, Rumah Karantina Covid-19 juga akan didirikan di lima desa lain sekitar Semen Gresik. Yakni Desa Pasucen, Timbrangan, Kadiwono, Kajar (Rembang) maupun Ngampel yang ada di Kabupaten Blora.
Untuk operasional rumah karantina di lima desa itu diambilkan dari anggaran progam Forum Masyarakat Mandiri (FMM) yang dikucurkan PT Semen Gresik. Tahun 2020, masing-masing desa sekitar Semen Gresik itu dikucuri anggaran sebesar Rp250 juta. Dari jumlah itu, sebesar 30 persen boleh digunakan untuk operasional Rumah Karantina Covid-19.
Bahkan khusus Desa Tegaldowo dana operasional bisa lebih besar lagi. Sebab anggaran FMM yang dikucurkan untuk desa ini mencapai Rp500 juta.
“Realokasi anggaran FMM itu juga untuk kepentingan masyarakat desa setempat. Intinya kita memperkuat desa untuk mencegah pandemi ini,” kata Kepala Unit Komunikasi dan Bina Lingkungan PT Semen Gresik Syaichul Amin.
Selain rumah karantina, kegiatan pencegahan Covid-19 di kawasan pedesaan juga dilakukan lewat beragam cara. Mulai dari sosialisasi dan edukasi kesehatan, penyemprotan disinfektan berbagai fasilitas umum hingga pembagian 1000 masker kain untuk pedagang pasar tradisional. Salah satu contohnya yang dibagikan kepada pedagang pasar tradisional di Desa Tegaldowo.
Tiap hari, ada ratusan pedagang baik dari wilayah Rembang maupun Blora yang beraktivitas di pasar tradisional ini. Dalam situasi pandemi, para pedagang memang tak punya banyak pilihan agar perekonomian keluarga tetap stabil. Akhirnya mereka memilih tetap beraktivitas di pasar tradisional terbesar di kawasan Kecamatan Gunem itu. Pembagian masker kain ini dilakukan agar para pedagang tetap aman saat melakukan aktivitas yang menjadi salah satu poros penunjang perekonomian masyarakat tersebut.
"Ibaratnya kita membentengi mereka agar tidak mudah tertular atau bahkan menularkan Covid-19. Masker yang kita bagikan terbuat dari kain jadi bisa dicuci dan dipakai berulangkali," ujar Syaicul Amin.
Di kawasan perkotaan, berbagai upaya pencegahan pandemi ini juga sudah dan terus dilakukan. Semen Gresik juga bersinergi dengan Satgas Percepatan Pengendalian Covid-19 Kabupaten Rembang maupun jajaran forkopimda setempat.
Bentuk kegiatannya beragam mulai bantuan tandon air jumbo, wastafel portabel untuk cuci tangan warga, penyemprotan disinfektan di ruas-ruas jalan dan fasilitas umum, bantuan tenda pemeriksaan Covid-19 di kawasan perbatasan Rembang. Baik yang berbatasan dengan Kabupaten Tuban (Jawa Timur), Kabupaten Pati maupun Blora (Jawa Tengah).
Terpisah, Kepala Desa Ngampel, Kecamatan Blora Kabupaten Blora, M Astiadi mengapreasi upaya yang dilakukan Semen Gresik. Baik kegiatan yang dilaksanakan di kawasan ruas jalan perbatasan Rembang – Blora maupun di desa yang dipimpinnya. Mulai dari kegiatan sosialisasi dan edukasi kesehatan hingga penyemprotan disinfektan berbagai fasilitas umum di Desa Ngampel.
Terkait Covid-19, pihaknya juga berupaya melakukan berbagai langkah antisipasi. Terlebih saat ini, ada banyak warga Desa Ngampel yang merantau dan bekerja di luar kota. Pihaknya merasa terbantu karena sebesar 30 % anggaran progam Forum Masyarakat Madani (FMM) dari Semen Gresik boleh dialokasikan untuk upaya penanggulangan Covid-19.
“Tapi untuk bentuk kegiatannya apa saja kita matangkan dengan BPD dan elemen lain di desa. Intinya kita apresiasi Semen Gresik. Semoga warga juga bisa lebih tenang karena kita juga melakukan berbagai aksi nyata untuk menangani pandemi ini,” tandasnya. (KSM)