Ditutup sementara, TSTJ luncurkan kembali program adopsi satwa
Rabu, 6 Mei 2020 18:26 WIB
Salah satu petugas TSTJ sedang memberi pakan satwa ANTARA/Aris Wasita
Solo (ANTARA) - Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) meluncurkan kembali program adopsi satwa menyusul penutupan sementara wahana wisata tersebut di tengah status kejadian luar biasa (KLB) pandemi COVID-19 di Kota Solo, Jawa Tengah.
"Betul ada program adopsi satwa. Program ini sudah ada sejak tahun 2015 dan saat ini kami luncurkan kembali," kata Direktur Utama TSTJ Solo Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso di Solo, Rabu.
Ia mengatakan teknis dari pelaksanaan program tersebut adalah bagi masyarakat yang berkeinginan adopsi, bisa melakukannya dengan membantu biaya pengadaan pakan untuk satwa tersebut tetapi bukan berarti satwa boleh dibawa pulang.
"Bagi yang berkenan membantu pakan satwa bisa menghubungi kami secara langsung. Teknis bantuan bisa berupa pakan, kalau bantuan berupa uang sedang kami koordinasikan dengan Pemerintah Kota Surakarta," katanya.
Baca juga: Pandemi COVID-19, TSTJ pastikan kesehatan hewan
Ia mengatakan tidak ada ketentuan khusus untuk berapa besar uang yang harus dikeluarkan oleh pengadopsi.
"Untuk anggaran semampunya saja. Kami tidak mewajibkan harus sekian," katanya.
Sementara itu, mengenai anggaran pakan yang harus dikeluarkan oleh pengelola TSTJ, dikatakannya, setiap bulan mencapai Rp120 juta. Ia mengatakan anggaran tersebut bukan hanya untuk kebutuhan pakan tetapi juga obat.
"Sejauh ini kami sudah dapat bantuan Rp100 juta/bulan untuk bulan Mei, Juni, dan Juli dari Pemerintah Kota Surakarta. Jadi kurang Rp20 jutaan," katanya.
Sebelumnya, akibat status KLB tersebut TSTJ tidak menerima kunjungan sejak tanggal 16 Maret 2020. Meski tidak ada pengunjung, pihaknya berupaya memastikan kesehatan dan pemeliharaan seluruh satwa yang ada di kebun binatang tersebut.
Baca juga: Musim hujan, TSTJ waspadai penyakit pada kelompok satwa kuku belah
Baca juga: Taman Satwa Taru Jurug butuh suntikan dana Rp60 miliar
"Betul ada program adopsi satwa. Program ini sudah ada sejak tahun 2015 dan saat ini kami luncurkan kembali," kata Direktur Utama TSTJ Solo Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso di Solo, Rabu.
Ia mengatakan teknis dari pelaksanaan program tersebut adalah bagi masyarakat yang berkeinginan adopsi, bisa melakukannya dengan membantu biaya pengadaan pakan untuk satwa tersebut tetapi bukan berarti satwa boleh dibawa pulang.
"Bagi yang berkenan membantu pakan satwa bisa menghubungi kami secara langsung. Teknis bantuan bisa berupa pakan, kalau bantuan berupa uang sedang kami koordinasikan dengan Pemerintah Kota Surakarta," katanya.
Baca juga: Pandemi COVID-19, TSTJ pastikan kesehatan hewan
Ia mengatakan tidak ada ketentuan khusus untuk berapa besar uang yang harus dikeluarkan oleh pengadopsi.
"Untuk anggaran semampunya saja. Kami tidak mewajibkan harus sekian," katanya.
Sementara itu, mengenai anggaran pakan yang harus dikeluarkan oleh pengelola TSTJ, dikatakannya, setiap bulan mencapai Rp120 juta. Ia mengatakan anggaran tersebut bukan hanya untuk kebutuhan pakan tetapi juga obat.
"Sejauh ini kami sudah dapat bantuan Rp100 juta/bulan untuk bulan Mei, Juni, dan Juli dari Pemerintah Kota Surakarta. Jadi kurang Rp20 jutaan," katanya.
Sebelumnya, akibat status KLB tersebut TSTJ tidak menerima kunjungan sejak tanggal 16 Maret 2020. Meski tidak ada pengunjung, pihaknya berupaya memastikan kesehatan dan pemeliharaan seluruh satwa yang ada di kebun binatang tersebut.
Baca juga: Musim hujan, TSTJ waspadai penyakit pada kelompok satwa kuku belah
Baca juga: Taman Satwa Taru Jurug butuh suntikan dana Rp60 miliar
Pewarta : Aris Wasita
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Kemenag Jateng sampaikan CTC pada Konsolidasi Nasional Program Kerukunan Umat Beragama
07 November 2024 13:21 WIB