BCA masih lakukan restrukturisasi di tengah pandemi
Rabu, 22 Juli 2020 17:53 WIB
Hera F Haryn (kanan) saat memberikan penjelasan pada pertemuan virtual dengan media. ANTARA/HO-BCA
Solo (ANTARA) - PT Bank Central Asia (BCA) Tbk masih terus melakukan restrukturisasi kredit di tengah pandemi COVID-19 sebagai efek dari melemahnya kondisi ekonomi termasuk di sektor usaha.
"Hingga Mei 2020 restrukturisasi kami lakukan kepada sebanyak 72.000 nasabah," kata Executive Vice President (EVP) Secretariat and Communication BCA Hera F Heryn pada pertemuan virtual dengan media di Solo, Rabu.
Sedangkan dari sisi nilai kredit, pihaknya mencatat sejauh ini kredit yang sudah direstrukturisasi di kisaran Rp82 triliun. Meski demikian, dikatakannya, tidak setiap debitur diberikan fasilitas restrukturisasi yang sama.
Menurut dia, hal tersebut disesuaikan dengan kondisi masing-masing nasabah. Ia mengatakan langkah tersebut sesuai dengan imbauan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di mana pemberian restrukturisasi harus tetap memperhatikan "moral hazard".
"Karena bisa saja nasabah tersebut sudah 'sakit' sejak sebelum pandemi. Ini masih kami lihat. Saat ini terus 'on going process'. Harapan kami restrukturisasi kredit bisa mencapai sekitar 20-30 persen dari total portofolio," katanya.
Baca juga: Setelah Sumatera, BCA serahkan bantuan ke Jawa Tengah & Yogyakarta
Sedangkan dari sisi kredit macet, dikatakannya, sejauh ini BCA masih mencatatkan angka di bawah rata-rata kredit macet di industri perbankan secara keseluruhan. Ia mengatakan NPL BCA berada di angka 1,6 persen per akhir Maret 2020.
Sementara itu mengenai penyaluran kredit, dikatakannya, sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga tetap menjadi perhatian mengingat sektor tersebut termasuk menjadi sektor yang paling terdampak oleh pandemi COVID-19.
"Berbeda dengan krisis ekonomi tahun 1998, justru UMKM yang paling bisa bertahan. Tetapi kondisi saat ini UMKM juga sangat terpukul karena tidak ada aktivitas ekonomi, 'demand' (permintaan) menurun," katanya.
Meski memiliki komitmen untuk tetap menyalurkan pembiayaan kepada UMKM, pihaknya tetap berupaya mengutamakan prinsip kehati-hatian mengingat kondisi sektor tersebut belum begitu bagus untuk saat ini.
"Tentu tetap menyalurkan tetapi kami lebih selektif," katanya.
Baca juga: BCA donasikan alat medis untuk pasien dan tenaga kesehatan
"Hingga Mei 2020 restrukturisasi kami lakukan kepada sebanyak 72.000 nasabah," kata Executive Vice President (EVP) Secretariat and Communication BCA Hera F Heryn pada pertemuan virtual dengan media di Solo, Rabu.
Sedangkan dari sisi nilai kredit, pihaknya mencatat sejauh ini kredit yang sudah direstrukturisasi di kisaran Rp82 triliun. Meski demikian, dikatakannya, tidak setiap debitur diberikan fasilitas restrukturisasi yang sama.
Menurut dia, hal tersebut disesuaikan dengan kondisi masing-masing nasabah. Ia mengatakan langkah tersebut sesuai dengan imbauan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di mana pemberian restrukturisasi harus tetap memperhatikan "moral hazard".
"Karena bisa saja nasabah tersebut sudah 'sakit' sejak sebelum pandemi. Ini masih kami lihat. Saat ini terus 'on going process'. Harapan kami restrukturisasi kredit bisa mencapai sekitar 20-30 persen dari total portofolio," katanya.
Baca juga: Setelah Sumatera, BCA serahkan bantuan ke Jawa Tengah & Yogyakarta
Sedangkan dari sisi kredit macet, dikatakannya, sejauh ini BCA masih mencatatkan angka di bawah rata-rata kredit macet di industri perbankan secara keseluruhan. Ia mengatakan NPL BCA berada di angka 1,6 persen per akhir Maret 2020.
Sementara itu mengenai penyaluran kredit, dikatakannya, sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga tetap menjadi perhatian mengingat sektor tersebut termasuk menjadi sektor yang paling terdampak oleh pandemi COVID-19.
"Berbeda dengan krisis ekonomi tahun 1998, justru UMKM yang paling bisa bertahan. Tetapi kondisi saat ini UMKM juga sangat terpukul karena tidak ada aktivitas ekonomi, 'demand' (permintaan) menurun," katanya.
Meski memiliki komitmen untuk tetap menyalurkan pembiayaan kepada UMKM, pihaknya tetap berupaya mengutamakan prinsip kehati-hatian mengingat kondisi sektor tersebut belum begitu bagus untuk saat ini.
"Tentu tetap menyalurkan tetapi kami lebih selektif," katanya.
Baca juga: BCA donasikan alat medis untuk pasien dan tenaga kesehatan
Pewarta : Aris Wasita
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
BCA Expo Semarang 2024 tawarkan bunga KPR mulai 1,45 persen dan Bunga KKB mulai 2,45 persen
07 September 2024 19:39 WIB
Armand W. Hartono dan Nicholas Saputra jadikan BCA Berbagi Ilmu di Undip penuh warna
07 May 2024 21:09 WIB