Kudus pesimistis bisa zona hijau COVID-19 pada Agustus
Rabu, 29 Juli 2020 3:21 WIB
Plt Bupati Kudus M. Hartopo. (ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif)
Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengaku pesimistis bisa menuju zona hijau atau wilayah tanpa kasus corona (COVID-19) pada Agustus 2020, menyusul masih ditemukannya banyak kasus positif corona, kata Pelaksana tugas Bupati Kudus M. Hartopo.
"Sebelumnya, kami memang menargetkan bisa kembali ke zona hijau lagi pada Agustus 2020, namun dengan penelusuran kontak, masih dimungkinkan akan ada penambahan kasus lagi," ujarnya di Kudus, Selasa.
Hal itu, kata dia, tidak terlepas dari kepemilikan laboratorium Biomolekuler untuk mendeteksi ada tidaknya virus corona sehingga setiap saat bisa langsung diketahui hasilnya apakah seseorang terkonfirmasi positif atau negatif COVID-19.
Untuk itu, lanjut dia, penelusuran kontak langsung dilakukan begitu ada warga yang terinfeksi untuk dilakukan tes cepat COVID-19, kemudian ditindaklanjuti menuju tes usap setelah dinyatakan reaktif.
Hartopo mengatakan bahwa saat ini Kudus kembali ditetapkan sebagai zona merah terhitung mulai 19 Juli 2020.
"Sekarang zonanya gelap. Merah mengarah ke hitam. Ini yang berbahaya, maka dari itu kami minta masyarakat agar tetap selalu menaati protokol kesehatan dengan selalu memakai masker, rajin mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak fisik serta menghindari kerumunan," ujarnya.
Beberapa pekan terakhir, angka temuan kasus mencapai puluhan setiap harinya. Bahkan pada Kamis (23/7) penambahannya mencapai 77 kasus baru, sebanyak 64 kasus di antaranya dari dalam wilayah.
Penambahan kasus dalam jumlah yang besar itu, tak terlepas dari kegiatan penelusuran kontak yang dilakukan oleh tim gugus tugas.
"Kami mencatat sudah 2.500 warga yang dilakukan pelacakan. Mayoritas merupakan kontak erat pasien positif serta masyarakat yang dites cepat secara acak di titik keramaian," ujarnya.
Berdasarkan laman https://covid19.go.id/, tampak Kabupaten Kudus dalam peta termasuk zona merah bersama kabupaten tetangga, seperti Jepara, Demak, Grobogan, dan Rembang.
Sementara data yang tersaji di laman https://corona.kuduskab.go.id/ per 27 Juli 2020, jumlah kasus terkonfirmasi positif sebanyak 744 kasus, sebanyak 575 kasus di antaranya dari dalam wilayah dan sebanyak 169 kasus dari luar wilayah.
Dari jumlah total kasus sebanyak 744 kasus, yang masih menjalani perawatan sebanyak 113 orang, sedangkan isolasi mandiri sebanyak 208 orang.
"Sebelumnya, kami memang menargetkan bisa kembali ke zona hijau lagi pada Agustus 2020, namun dengan penelusuran kontak, masih dimungkinkan akan ada penambahan kasus lagi," ujarnya di Kudus, Selasa.
Hal itu, kata dia, tidak terlepas dari kepemilikan laboratorium Biomolekuler untuk mendeteksi ada tidaknya virus corona sehingga setiap saat bisa langsung diketahui hasilnya apakah seseorang terkonfirmasi positif atau negatif COVID-19.
Untuk itu, lanjut dia, penelusuran kontak langsung dilakukan begitu ada warga yang terinfeksi untuk dilakukan tes cepat COVID-19, kemudian ditindaklanjuti menuju tes usap setelah dinyatakan reaktif.
Hartopo mengatakan bahwa saat ini Kudus kembali ditetapkan sebagai zona merah terhitung mulai 19 Juli 2020.
"Sekarang zonanya gelap. Merah mengarah ke hitam. Ini yang berbahaya, maka dari itu kami minta masyarakat agar tetap selalu menaati protokol kesehatan dengan selalu memakai masker, rajin mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak fisik serta menghindari kerumunan," ujarnya.
Beberapa pekan terakhir, angka temuan kasus mencapai puluhan setiap harinya. Bahkan pada Kamis (23/7) penambahannya mencapai 77 kasus baru, sebanyak 64 kasus di antaranya dari dalam wilayah.
Penambahan kasus dalam jumlah yang besar itu, tak terlepas dari kegiatan penelusuran kontak yang dilakukan oleh tim gugus tugas.
"Kami mencatat sudah 2.500 warga yang dilakukan pelacakan. Mayoritas merupakan kontak erat pasien positif serta masyarakat yang dites cepat secara acak di titik keramaian," ujarnya.
Berdasarkan laman https://covid19.go.id/, tampak Kabupaten Kudus dalam peta termasuk zona merah bersama kabupaten tetangga, seperti Jepara, Demak, Grobogan, dan Rembang.
Sementara data yang tersaji di laman https://corona.kuduskab.go.id/ per 27 Juli 2020, jumlah kasus terkonfirmasi positif sebanyak 744 kasus, sebanyak 575 kasus di antaranya dari dalam wilayah dan sebanyak 169 kasus dari luar wilayah.
Dari jumlah total kasus sebanyak 744 kasus, yang masih menjalani perawatan sebanyak 113 orang, sedangkan isolasi mandiri sebanyak 208 orang.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024