Johnson & Johnson bakal uji klinis vaksin COVID-19 pada 60.000 relawan
Jumat, 21 Agustus 2020 11:01 WIB
Ilustrasi. Ilmuwan meneliti kandidat vaksin COVID-19 di Universitas Pittsburgh, Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat, Sabtu (28/3/2020). ANTARA FOTO/UPMC/Handout via REUTERS/wsj.
New Jersey (ANTARA) - Johnson & Johnson berencana melakukan uji klinis tahap akhir vaksin COVID-19 eksperimental buatannya yang melibatkan 60.000 relawan pada September mendatang, menurut basis data uji klinis pemerintah Amerika Serikat.
Uji klinis itu akan dilakukan di hampir 180 lokasi di seluruh AS dan negara-negara lainnya, termasuk Brazil dan Meksiko, demikian informasi yang diunggah di situs clinicaltrials.gov pada 10 Agustus.
"Kami dapat memastikan bahwa skema dan perekrutan untuk program Tahap III kami sedang berlangsung, yang bergantung pada data sementara uji coba Tahap 1/2a dan persetujuan regulator," kata juru bicara Johnson & Johnson.
Baca juga: Sinopharm bakal jual vaksin COVID-19 kurang dari Rp2,1 juta per paket
"Agar program Tahap III kami menjadi seampuh mungkin, kemungkinan melibatkan hingga 60.000 partisipan dan akan dilakukan di tempat-tempat dengan tingkat insiden yang tinggi," lanjutnya.
Juru bicara mengatakan J&J menggunakan data epidemiologi untuk menentukan lokasi riset dan akan segera membuat keputusan akhir. Uji coba tahap III sepertinya akan rampung pada akhir September, dengan vaksin pertama siap digunakan pada awal 2021, katanya.
Produsen-produsen vaksin COVID-19 saingannya, seperti Moderna Inc dan Pfizer ,menargetkan perekrutan 30.000 relawan untuk riset tahap akhir mereka.
Reuters pekan lalu melansir bahwa proyek vaksin COVID-19 pemerintahan Trump sedang mencari para ilmuwan di Afrika Selatan dan Amerika Latin guna membantu menguji calon-calon vaksin pada uji klinis yang didukung oleh AS.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pakar China anggap wajar kasus mutasi corona di Malaysia
Baca juga: China berikan hak paten vaksin COVID-19 pertama buatan CanSino
Uji klinis itu akan dilakukan di hampir 180 lokasi di seluruh AS dan negara-negara lainnya, termasuk Brazil dan Meksiko, demikian informasi yang diunggah di situs clinicaltrials.gov pada 10 Agustus.
"Kami dapat memastikan bahwa skema dan perekrutan untuk program Tahap III kami sedang berlangsung, yang bergantung pada data sementara uji coba Tahap 1/2a dan persetujuan regulator," kata juru bicara Johnson & Johnson.
Baca juga: Sinopharm bakal jual vaksin COVID-19 kurang dari Rp2,1 juta per paket
"Agar program Tahap III kami menjadi seampuh mungkin, kemungkinan melibatkan hingga 60.000 partisipan dan akan dilakukan di tempat-tempat dengan tingkat insiden yang tinggi," lanjutnya.
Juru bicara mengatakan J&J menggunakan data epidemiologi untuk menentukan lokasi riset dan akan segera membuat keputusan akhir. Uji coba tahap III sepertinya akan rampung pada akhir September, dengan vaksin pertama siap digunakan pada awal 2021, katanya.
Produsen-produsen vaksin COVID-19 saingannya, seperti Moderna Inc dan Pfizer ,menargetkan perekrutan 30.000 relawan untuk riset tahap akhir mereka.
Reuters pekan lalu melansir bahwa proyek vaksin COVID-19 pemerintahan Trump sedang mencari para ilmuwan di Afrika Selatan dan Amerika Latin guna membantu menguji calon-calon vaksin pada uji klinis yang didukung oleh AS.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pakar China anggap wajar kasus mutasi corona di Malaysia
Baca juga: China berikan hak paten vaksin COVID-19 pertama buatan CanSino
Pewarta : Asri Mayang Sari
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Surakarta Wakili Calon Kota Percontohan Antikorupsi, Pj Gubernur : Dukung Pemerintahan Bersih
08 November 2024 13:22 WIB