Harga cabai rawit merah di Solo tembus Rp75.000/kg
Kamis, 14 Januari 2021 13:06 WIB
Seorang pedagang sayuran saat melayani pembeli di Pasar Sidodadi Solo Kamis (14/01/2021}. (ANTARA/Bambang Dwi Marwoto)
Solo (ANTARA) - Harga komoditas sayuran khususnya cabai di pasar tradisional Kota Solo, Jawa Tengah, pada musim hujan saat ini, masih tinggi dibanding saat normal, karena stoknya terus berkurang.
Berdasarkan pantauan Antara di Pasar Sidodadi Kleco Solo, Kamis, menyebutkan, cabai rawit merah dijual mencapai Rp75.000/ kilogram, padahal jika harga normal berkisar antara Rp25.000 - Rp35.000/kg, cabai keriting dijual rata-rata Rp50.000/kg, dan rawit hijau juga Rp50.000/kg.
Menurut Sumiyem (50) salah satu pedagang di Pasar Sidodadi Solo tingginya harga cabai selama musim hujan saat ini, karena persediaan di pasar berkurang. Hal ini, ada kemungkinan pasokan berkurang dampak banyaknya bencana banjir dan tanah longsor di daerah sentra cabai.
Namun, lanjutnya, harga sayuran lainnya seperti kentang, bawang merah, bawang putih, kol, wortel, dan tomat rata-rata dijual normal.
Harga kentang misalnya, stabil Rp15.000/kg,
bawang merah dan bawang putih masing-masing ditawarkan Rp27.000/kg, kol Rp10.000/kg, tomat Rp16.000/kg dan wortel Rp12.000/kg.
Menurut dia, dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Solo, berdampak kondisi pasar menurun hingga sekitar 50 persen. Karena, masyarakat yang belanja ke pasar terutama pedagang makanan menurun drastis.
"Kondisi PPKM ini, memang mempengaruhi pasar menjadi sepi, karena banyak pedagang makanan yang menutup tidak berjualan. Bahkan, pedagang otomatis juga mengurangi stok dagangan setiap hari," ujarnya.
Anik (45), pedagang lain di pasar yang sama mengatakan harga daging ayam di Pasar Sidodadi stabil Rp32.000/kg.
Dampak PPKM, ujarnya, memang penjualan menjadi sepi, dan para pedagang juga mengurangi persediaannya hingga hanya 50 persen dibanding biasanya.
Menurut Anik, selama PPKM dia mengurangi stok daging ayam hanya 50 ekor per hari. Pada hari-hari sebelumnya biasanya mencapai 100 ekor per hari.
Daging sapi di Pasar Sidodadi Solo, rata-rata ditawarkan sama Rp110.000/kg untuk kualitas satu dan Rp100.000/kg untuk kualitas dua, sedangkan daging kambing tetap stabi Rp90.000/kg.
Sidiq (40) pedagang Sembako di Pasar Sidodadi Solo menjelaskan harga telur dijual stabil yakni Rp20.000/kg, beras juga stabil dijual mulai Rp10.800 /kg hingga Rp12.000/kg kualitas premium, minyak goreng kemasan Rp14.000/kg, gula pasir Rp13.000/kg dan stok cukup.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta, Heru Sunardi, mengatakan kondisi pasar tradisional di Solo pada masa adaptasi kebiasaan baru tetap menerapkan protokol kesehatan, dengan memakai masker, menjaga jarak, dan setiap pintu masuk disediakan air untuk cuci tangan.
Dia mengatakan soal tinggi harga cabai di pasar tradisional Solo masih wajar dan terjangkau masyarakat.
"Jika stok barang berkurang tentunya berdampak harga di pasar sudah menjadi hukum ekonomi. Namun, jika pasokan kembali lancar harga akan kembali turun normal," katanya.
Berdasarkan pantauan Antara di Pasar Sidodadi Kleco Solo, Kamis, menyebutkan, cabai rawit merah dijual mencapai Rp75.000/ kilogram, padahal jika harga normal berkisar antara Rp25.000 - Rp35.000/kg, cabai keriting dijual rata-rata Rp50.000/kg, dan rawit hijau juga Rp50.000/kg.
Menurut Sumiyem (50) salah satu pedagang di Pasar Sidodadi Solo tingginya harga cabai selama musim hujan saat ini, karena persediaan di pasar berkurang. Hal ini, ada kemungkinan pasokan berkurang dampak banyaknya bencana banjir dan tanah longsor di daerah sentra cabai.
Namun, lanjutnya, harga sayuran lainnya seperti kentang, bawang merah, bawang putih, kol, wortel, dan tomat rata-rata dijual normal.
Harga kentang misalnya, stabil Rp15.000/kg,
bawang merah dan bawang putih masing-masing ditawarkan Rp27.000/kg, kol Rp10.000/kg, tomat Rp16.000/kg dan wortel Rp12.000/kg.
Menurut dia, dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Solo, berdampak kondisi pasar menurun hingga sekitar 50 persen. Karena, masyarakat yang belanja ke pasar terutama pedagang makanan menurun drastis.
"Kondisi PPKM ini, memang mempengaruhi pasar menjadi sepi, karena banyak pedagang makanan yang menutup tidak berjualan. Bahkan, pedagang otomatis juga mengurangi stok dagangan setiap hari," ujarnya.
Anik (45), pedagang lain di pasar yang sama mengatakan harga daging ayam di Pasar Sidodadi stabil Rp32.000/kg.
Dampak PPKM, ujarnya, memang penjualan menjadi sepi, dan para pedagang juga mengurangi persediaannya hingga hanya 50 persen dibanding biasanya.
Menurut Anik, selama PPKM dia mengurangi stok daging ayam hanya 50 ekor per hari. Pada hari-hari sebelumnya biasanya mencapai 100 ekor per hari.
Daging sapi di Pasar Sidodadi Solo, rata-rata ditawarkan sama Rp110.000/kg untuk kualitas satu dan Rp100.000/kg untuk kualitas dua, sedangkan daging kambing tetap stabi Rp90.000/kg.
Sidiq (40) pedagang Sembako di Pasar Sidodadi Solo menjelaskan harga telur dijual stabil yakni Rp20.000/kg, beras juga stabil dijual mulai Rp10.800 /kg hingga Rp12.000/kg kualitas premium, minyak goreng kemasan Rp14.000/kg, gula pasir Rp13.000/kg dan stok cukup.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta, Heru Sunardi, mengatakan kondisi pasar tradisional di Solo pada masa adaptasi kebiasaan baru tetap menerapkan protokol kesehatan, dengan memakai masker, menjaga jarak, dan setiap pintu masuk disediakan air untuk cuci tangan.
Dia mengatakan soal tinggi harga cabai di pasar tradisional Solo masih wajar dan terjangkau masyarakat.
"Jika stok barang berkurang tentunya berdampak harga di pasar sudah menjadi hukum ekonomi. Namun, jika pasokan kembali lancar harga akan kembali turun normal," katanya.
Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Aerotrans dan Geotab kolaborasi tingkatkan keamanan, efisiensi, dan keberlanjutan sektor logistik
07 January 2025 14:54 WIB
Terpopuler - Makro
Lihat Juga
Aerotrans dan Geotab kolaborasi tingkatkan keamanan, efisiensi, dan keberlanjutan sektor logistik
07 January 2025 14:54 WIB
FKS Foundation bersama PT Tiga Pilar Sejahtera bangun sarana air bersih untuk warga Sragen
14 December 2024 13:04 WIB