Solo (ANTARA) - Selama pandemi COVID-19 jumlah koleksi satwa di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Surakarta bertambah seiring dengan proses perkembangbiakan yang terus terjadi.

"Kondisi pandemi ini ikut mendukung satwa. Kalau seperti kerbau itu kan buntingnya sekitar sembilan bulan, jadi kawinnya pada saat pandemi. Jadi kalau sepi pengunjung mungkin dari sisi satwanya senang karena lebih tenang," kata dokter hewan TSTJ Siti Nuraini di Solo, Selasa.

Selain kerbau, dikatakannya, beberapa satwa lain yang juga berkembang biak di antaranya rusa tutul dan sitatunga. Menurut dia, dengan penambahan tersebut saat ini jumlah satwa menjadi 404 ekor.

Selain kondisi pandemi, dikatakannya, satwa yang masuk ke TSTJ diberikan makanan dengan nutrisi tinggi. Bahkan, bagi satwa berusia dewasa yang sudah terlihat bergabung dengan pasangannya akan diberikan vitamin.

Baca juga: Setelah sempat tutup, TSTJ kembali beroperasi normal

"Dan ketika sudah terlihat dia bunting kami tambahkan vitamin dan kalsium agar ketika menyusui air susunya lancar," katanya.

Sementara itu, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) terus memastikan seluruh satwa yang ada di TSTJ hidup dengan layak, termasuk kandang yang disediakan untuk setiap satwa.

Pelaksana Tugas Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Surakarta Sudadi mengatakan monitoring dilakukan secara rutin untuk mengecek kandang-kandang yang ada di lembaga konservasi termasuk TSTJ.

"Pada prinsipnya kami melihat kandang harimau, singa, buaya, dan binatang buas lainnya. Kami pastikan kandang tersebut masih layak, tidak rusak," katanya.

Ia juga mengapresiasi jarak antara tempat berdiri pengunjung dengan kandang.

"Ada jarak, diberi pagar juga. Pada prinsipnya kami hanya melakukan pembinaan, peringatan, kandang dirawat secara bagus sehingga tidak lepas, tidak mengancam pengunjung," katanya.

Baca juga: TSTJ sementara ini sebagai lembaga konservasi
Baca juga: Karyawan Taman Jurug Solo bakal dirumahkan