Semarang (ANTARA) - Kedatangan vaksin dengan merek yang berbeda dan maraknya pasar gelap vaksin COVID-19 harus diantisipasi dengan langkah yang tepat.

Sistem kewaspadaan baku,  kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat, harus dijalankan untuk memperlancar proses vaksinasi COVID-19 secara nasional.

"Saya berharap ada sejumlah langkah yang bisa memastikan masyarakat mendapatkan vaksin yang aman dan tepat, di tengah maraknya pemberitaan pasar gelap vaksin COVID-19 di dunia," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Semarang, Selasa.

Pakar keamanan dari perusahaan perangkat lunak Kaspersky, Dmitry Galov, dalam siaran persnya yang dikutip sejumlah media, menyebutkan telah menemukan vaksin COVID-19 dijual bebas di pasar gelap.

Kaspersky memeriksa 15 pasar berbeda di jaringan Darknet (bagian dari internet yang tidak terlihat oleh mesin pencari di internet) dan menemukan iklan untuk tiga merek vaksin COVID-19.

Menurut Lestari, informasi tersebut harus diantisipasi dengan langkah kewaspadaan dengan memastikan bahwa vaksin yang masuk ke Indonesia benar-benar bersumber dari produsen resmi, lewat tahapan baku yang telah ditetapkan.

Apalagi, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, pola pasokan vaksin COVID-19 di Indonesia disepakati bisa dilakukan oleh pemerintah dengan vaksin gratisnya dan pihak swasta dengan program vaksin gotong-royong.

Rerie berharap, pengadaan vaksin gotong-royong yang dilakukan pihak swasta benar-benar mewaspadai maraknya vaksin COVID-19 di pasar gelap.

Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berharap, jangan sampai vaksin dari pasar gelap ini masuk ke wilayah Indonesia, karena bila aspek keamanan vaksin tidak terjamin, upaya vaksinasi yang dilakukan akan berisiko tinggi terhadap masyarakat.

Selain itu, menurut Rerie, pasokan vaksin dengan merek yang berbeda, juga harus diikuti penjelasan yang transparan terkait vaksin COVID-19 tersebut, agar masyarakat tidak ragu untuk menjalani program vaksinasi nasional.

Seperti diberitakan di sejumlah media, pada Senin (8/3) Indonesia mendapat pasokan vaksin COVID-19 produksi AstraZeneca sebanyak 1,11 juta dosis vaksin dengan total berat 4,1 ton.

AstraZeneca merupakan merek vaksin COVID-19 kedua yang tiba di Indonesia setelah vaksin produksi Sinovac, yang saat ini sudah didistribusikan ke masyarakat

Informasi yang transparan antara lain seperti efek samping dan bahan baku produksi vaksin AstraZeneca, menurut Rerie, harus konsisten disosialisasikan kepada masyarakat luas oleh para pemangku kepentingan untuk menyukseskan program vaksinasi COVID-19 nasional.