Pandemi, laba Apotek Pemda Kudus melejit
Kamis, 18 Maret 2021 16:18 WIB
Pelayanan di Apotek Pemda Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif
Kudus (ANTARA) - Apotek milik Pemerintah Daerah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pada 2020, yang berbarengan dengan masa pandemi COVID-19, perolehan labanya malah melejit.
Apotek pelat merah tersebut membukukan kenaikan laba 60 persen lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
"Jika tahun 2019 perolehan labanya hanya Rp30,5 juta, maka tahun 2020 setelah diaudit mencapai Rp49,7 juta atau melampaui target sebesar Rp45 juta," kata Kepala Perusahaan Daerah (PD) Apotek Kudus Jasiran di Kudus, Kamis.
Hal itu, tidak terlepas dari strategi manajemen dalam memasarkan aneka produk yang dijual melalui apotek serta strategi efisiensi biaya operasional selama masa pandemi.
Sejak ada perubahan aturan soal Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), pendapatan Apotek Pemkab Kudus memang menurun karena ada perubahan aturan dalam hal kerja sama dari sebelumnya hampir semua pemegang kartu askes, kini masing-masing rumah sakit bisa melakukan pengadaan obat-obatan sendiri.
Meskipun demikian, PD Apotek Kudus tidak menyerah dengan kondisi tersebut tetap berupaya agar bisa mencapai target laba selama 2020 sebesar Rp45 juta.
"Pandemi memang memberikan keuntungan tersendiri karena bisa menjual berbagai kebutuhan mulai dari masker, alat thermometer dan aneka obat-obatan," ujarnya.
Ia juga berupaya menggaet dokter praktik serta sejumlah perusahaan daerah milik Pemkab Kudus untuk menjalin kerja sama, serta menjadi mitra BPJS Kesehatan untuk penebusan obat yang belum tersedia di fasilitas kesehatan.
"Kami juga mengatur soal ketersediaan stok obat, menyusul banyaknya jenis obat baru yang hadir sehingga stok obat juga harus selalu terbarukan mengikuti permintaan pasar," ujarnya.
Hasilnya, bisa dilihat dari perolehan labanya pada tahun 2020 yang bertepatan masa pandemi COVID-19 bisa naik dari perolehan laba tahun 2019 sebesar Rp30,5 juta, kemudian tahun 2020 meningkat menjadi Rp49,7 juta.
Terkait kemungkinan adanya penambahan penyertaan modal daerah, PD Apotek Kudus belum membutuhkan karena pangsa pasarnya belum begitu besar. Total permodalan yang diterima dari penyertaan permodalan Pemkab Kudus sejak tahun 1983 hingga 2006 sebesar Rp46,78 miliar. Kemudian tahun 2009 mendapat tambahan sebesar Rp250 juta.
Baca juga: Kontribusi dari penjualan masker di PD Apotek Kudus tidak besar
Apotek pelat merah tersebut membukukan kenaikan laba 60 persen lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
"Jika tahun 2019 perolehan labanya hanya Rp30,5 juta, maka tahun 2020 setelah diaudit mencapai Rp49,7 juta atau melampaui target sebesar Rp45 juta," kata Kepala Perusahaan Daerah (PD) Apotek Kudus Jasiran di Kudus, Kamis.
Hal itu, tidak terlepas dari strategi manajemen dalam memasarkan aneka produk yang dijual melalui apotek serta strategi efisiensi biaya operasional selama masa pandemi.
Sejak ada perubahan aturan soal Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), pendapatan Apotek Pemkab Kudus memang menurun karena ada perubahan aturan dalam hal kerja sama dari sebelumnya hampir semua pemegang kartu askes, kini masing-masing rumah sakit bisa melakukan pengadaan obat-obatan sendiri.
Meskipun demikian, PD Apotek Kudus tidak menyerah dengan kondisi tersebut tetap berupaya agar bisa mencapai target laba selama 2020 sebesar Rp45 juta.
"Pandemi memang memberikan keuntungan tersendiri karena bisa menjual berbagai kebutuhan mulai dari masker, alat thermometer dan aneka obat-obatan," ujarnya.
Ia juga berupaya menggaet dokter praktik serta sejumlah perusahaan daerah milik Pemkab Kudus untuk menjalin kerja sama, serta menjadi mitra BPJS Kesehatan untuk penebusan obat yang belum tersedia di fasilitas kesehatan.
"Kami juga mengatur soal ketersediaan stok obat, menyusul banyaknya jenis obat baru yang hadir sehingga stok obat juga harus selalu terbarukan mengikuti permintaan pasar," ujarnya.
Hasilnya, bisa dilihat dari perolehan labanya pada tahun 2020 yang bertepatan masa pandemi COVID-19 bisa naik dari perolehan laba tahun 2019 sebesar Rp30,5 juta, kemudian tahun 2020 meningkat menjadi Rp49,7 juta.
Terkait kemungkinan adanya penambahan penyertaan modal daerah, PD Apotek Kudus belum membutuhkan karena pangsa pasarnya belum begitu besar. Total permodalan yang diterima dari penyertaan permodalan Pemkab Kudus sejak tahun 1983 hingga 2006 sebesar Rp46,78 miliar. Kemudian tahun 2009 mendapat tambahan sebesar Rp250 juta.
Baca juga: Kontribusi dari penjualan masker di PD Apotek Kudus tidak besar
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Wapres anugerahkan Paritrana Award dan berharap angka Universal Coverage Jamsostek terus meningkat
13 September 2024 13:56 WIB