Per 25 April, Jepang terapkan keadaan darurat untuk Tokyo
Jumat, 23 April 2021 8:36 WIB
Seorang perempuan dengan masker di wajahnya berjalan di depan jam penghitung mundur 100 hari menjelang Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo, Jepang, Rabu (14/4/2021). Olimpiade Tokyo 2020 tertunda hingga tahun 2021 akibat pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato/wsj.
Tokyo (ANTARA) - Pemerintah Jepang menerapkan keadaan darurat untuk Tokyo, Osaka dan dua prefektur lainnya mulai dari 25 April hingga 11 Mei, saat Jepang berjuang untuk mengatasi pandemi yang muncul kembali hanya tiga bulan sebelum Olimpiade.
Di bawah keadaan darurat baru untuk 25 April hingga 11 Mei, pemerintah akan meminta restoran, bar, dan tempat karaoke yang menyajikan alkohol untuk ditutup, dan acara olahraga besar diadakan tanpa penonton, kata Menteri Ekonomi Yasutoshi Nishimura.
"Kami benar-benar harus membatasi pergerakan orang, dan kami harus melakukannya dengan tegas," kata Nishimura, berbicara di awal pertemuan dengan panel ahli untuk membahas langkah-langkah yang diusulkan.
Baca juga: Usai piknik ke Yogyakarta, 36 warga Candi Boyolali positif COVID-19
Baca juga: Doni: Jangan ada yang keberatan larangan mudik agar tidak menyesal
"Kami membutuhkan tindakan yang kuat, pendek dan fokus," katanya, meminta orang untuk "mengingat musim semi lalu dan tinggal di rumah."
Pusat perbelanjaan dan ritel yang memiliki luas lebih besar dari 1.000 meter persegi juga akan diminta untuk tutup dan perusahaan memberikan tunjangan yang lebih besar bagi orang-orang untuk bekerja dari rumah.
Keadaan darurat juga akan mencakup Kyoto dan Hyogo.
Sementara itu libur panjang di Jepang diharapkan secara resmi disetujui pada Jumat malam.
Keempat prefektur yaitu Tokyo, Osaka, Kyoto, dan Hyogo mencakup hampir seperempat populasi Jepang.
Jepang sejauh ini menghindari penyebaran pandemi eksplosif yang telah melanda banyak negara.
Ada total sekitar 550.000 kasus dan 9.761 kematian.
Tetapi peningkatan infeksi terbaru telah memicu tanda bahaya dengan lonjakan kasus pada varian baru COVID-19 dan kekurangan tempat tidur di rumah sakit yang terjadi di beberapa wilayah, sementara upaya vaksinasi Jepang tetap lamban.
Tokyo melaporkan 861 kasus baru pada Kamis, terbesar sejak 29 Januari, yang terjadi selama gelombang ketiga pandemi dan keadaan darurat sebelumnya.
Prefektur Osaka mencatat 1.167, turun sedikit dari rekor.
Beberapa prefektur lain tetap dalam keadaan "darurat" sebagai upaya pengendalian infeksi yang ditargetkan.
Durasi keadaan darurat di Nishimura juga akan diperpanjang hingga 11 Mei.
Sumber : Reuters
Baca juga: Pengetatan persyaratan perjalanan bagian dari langkah pengendalian COVID-19
Baca juga: Kanada laporkan lagi kasus pembekuan darah terkait dengan vaksin AstraZeneca
Di bawah keadaan darurat baru untuk 25 April hingga 11 Mei, pemerintah akan meminta restoran, bar, dan tempat karaoke yang menyajikan alkohol untuk ditutup, dan acara olahraga besar diadakan tanpa penonton, kata Menteri Ekonomi Yasutoshi Nishimura.
"Kami benar-benar harus membatasi pergerakan orang, dan kami harus melakukannya dengan tegas," kata Nishimura, berbicara di awal pertemuan dengan panel ahli untuk membahas langkah-langkah yang diusulkan.
Baca juga: Usai piknik ke Yogyakarta, 36 warga Candi Boyolali positif COVID-19
Baca juga: Doni: Jangan ada yang keberatan larangan mudik agar tidak menyesal
"Kami membutuhkan tindakan yang kuat, pendek dan fokus," katanya, meminta orang untuk "mengingat musim semi lalu dan tinggal di rumah."
Pusat perbelanjaan dan ritel yang memiliki luas lebih besar dari 1.000 meter persegi juga akan diminta untuk tutup dan perusahaan memberikan tunjangan yang lebih besar bagi orang-orang untuk bekerja dari rumah.
Keadaan darurat juga akan mencakup Kyoto dan Hyogo.
Sementara itu libur panjang di Jepang diharapkan secara resmi disetujui pada Jumat malam.
Keempat prefektur yaitu Tokyo, Osaka, Kyoto, dan Hyogo mencakup hampir seperempat populasi Jepang.
Jepang sejauh ini menghindari penyebaran pandemi eksplosif yang telah melanda banyak negara.
Ada total sekitar 550.000 kasus dan 9.761 kematian.
Tetapi peningkatan infeksi terbaru telah memicu tanda bahaya dengan lonjakan kasus pada varian baru COVID-19 dan kekurangan tempat tidur di rumah sakit yang terjadi di beberapa wilayah, sementara upaya vaksinasi Jepang tetap lamban.
Tokyo melaporkan 861 kasus baru pada Kamis, terbesar sejak 29 Januari, yang terjadi selama gelombang ketiga pandemi dan keadaan darurat sebelumnya.
Prefektur Osaka mencatat 1.167, turun sedikit dari rekor.
Beberapa prefektur lain tetap dalam keadaan "darurat" sebagai upaya pengendalian infeksi yang ditargetkan.
Durasi keadaan darurat di Nishimura juga akan diperpanjang hingga 11 Mei.
Sumber : Reuters
Baca juga: Pengetatan persyaratan perjalanan bagian dari langkah pengendalian COVID-19
Baca juga: Kanada laporkan lagi kasus pembekuan darah terkait dengan vaksin AstraZeneca
Pewarta : Azis Kurmala
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Kilang Pertamina Cilacap gelar simulasi darurat untuk merespons potensi megathrust
30 September 2024 8:48 WIB
Pertamina Patra Niaga JBT perkuat keterampilan operator tanggulangi keadaan darurat di SPBU
22 August 2024 12:00 WIB