Terminal Induk Jati Kudus sepi penumpang
Jumat, 25 Juni 2021 20:39 WIB
Kondisi Terminal Induk Jati Kudus terlihat hanya ada dua bus yang parkir. ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif
Kudus (ANTARA) - Suasana di Terminal Induk Jati, Kabupaten Kudus pada pekan ini terlihat sepi karena bus yang masuk terminal juga minim, sedangkan penumpang bus juga tidak terlihat lalu lalang seperti sebelum ada pandemi COVID-19.
"Sebelumnya memang sempat ada perbaikan karena jumlah bus yang beroperasi semakin bertambah dan penumpangnya juga mulai banyak yang bepergian. Akan tetapi, setelah Lebaran seiring melonjaknya kasus corona di Kudus turut mempengaruhi jumlah bus yang beroperasi," kata Koordinator Satuan Pelayanan Terminal Induk Jati Kudus Indarto di Kudus, Jumat.
Berkurangnya jumlah bus yang masuk Terminal Induk Jati diduga memang terkait dengan adanya lonjakan kasus corona.
Semula bus yang masuk terminal bisa mencapai 60 bus, kini berkurang drastis. Mayoritas yang masuk ke terminal juga bus antarkota antarprovinsi (AKAP), sedangkan bus antarkota antardaerah (AKDP) sekitar empat armada per harinya.
Itupun, penumpangnya juga minim, sehingga semula jumlah armadanya cukup banyak yang beroperasi kini berkurang drastis.
"Jika sebelumnya banyak angkutan trayek Jakarta yang beroperasi, saat ini juga berkurang sehingga lalu lalang penumpang menuju Jakarta maupun yang pulang setiap sore hari juga sepi," imbuh Sumari penjual tiket bus Shantika jurusan Jakarta.
Sejak Kota Kudus mengalami lonjakan kasus COVID-19, penumpang yang datang maupun pergi ke Jakarta sangat berkurang.
"Mungkin banyak yang khawatir jika berangkat ke luar kota akan mengalami hal-hal yang tidak diinginkan karena Kudus merupakan zona merah dengan lonjakan kasus yang demikian tingginya. Demikian halnya, yang hendak ke Kudus juga khawatir terpapar bisa terpapar," ujarnya.
Penurunan jumlah penumpang juga bisa dilihat dari jumlah bus Shantika yang beroperasi, dari sebelumnya bisa mencapainya 10 armada saat ini berkurang menjadi tiga hingga empat bus.
"Jumlah penumpangnya pun tidak banyak karena dari kapasitas 21 penumpang hanya terisi antara tujuh hingga 10 penumpang. Sedangkan sebelumnya bisa penuh hingga ada penambahan armada," ujarnya.
Sri Turmudi, pemilik kios di Terminal Induk Jati juga mengakui ikut terdampak karena selama sebulan lebih sepi penumpang. Kalaupun ada transaksi karena dari hanya dari warga sekitar yang kebetulan aktivitasnya di sekitar terminal.
Sementara penumpang yang membeli, kata dia, hampir tidak ada karena hampir lima hari terakhir juga tidak ada bus AKDP yang beroperasi.
Baca juga: Terminal Induk Jati Kudus masih sepi penumpang di masa pandemi
"Sebelumnya memang sempat ada perbaikan karena jumlah bus yang beroperasi semakin bertambah dan penumpangnya juga mulai banyak yang bepergian. Akan tetapi, setelah Lebaran seiring melonjaknya kasus corona di Kudus turut mempengaruhi jumlah bus yang beroperasi," kata Koordinator Satuan Pelayanan Terminal Induk Jati Kudus Indarto di Kudus, Jumat.
Berkurangnya jumlah bus yang masuk Terminal Induk Jati diduga memang terkait dengan adanya lonjakan kasus corona.
Semula bus yang masuk terminal bisa mencapai 60 bus, kini berkurang drastis. Mayoritas yang masuk ke terminal juga bus antarkota antarprovinsi (AKAP), sedangkan bus antarkota antardaerah (AKDP) sekitar empat armada per harinya.
Itupun, penumpangnya juga minim, sehingga semula jumlah armadanya cukup banyak yang beroperasi kini berkurang drastis.
"Jika sebelumnya banyak angkutan trayek Jakarta yang beroperasi, saat ini juga berkurang sehingga lalu lalang penumpang menuju Jakarta maupun yang pulang setiap sore hari juga sepi," imbuh Sumari penjual tiket bus Shantika jurusan Jakarta.
Sejak Kota Kudus mengalami lonjakan kasus COVID-19, penumpang yang datang maupun pergi ke Jakarta sangat berkurang.
"Mungkin banyak yang khawatir jika berangkat ke luar kota akan mengalami hal-hal yang tidak diinginkan karena Kudus merupakan zona merah dengan lonjakan kasus yang demikian tingginya. Demikian halnya, yang hendak ke Kudus juga khawatir terpapar bisa terpapar," ujarnya.
Penurunan jumlah penumpang juga bisa dilihat dari jumlah bus Shantika yang beroperasi, dari sebelumnya bisa mencapainya 10 armada saat ini berkurang menjadi tiga hingga empat bus.
"Jumlah penumpangnya pun tidak banyak karena dari kapasitas 21 penumpang hanya terisi antara tujuh hingga 10 penumpang. Sedangkan sebelumnya bisa penuh hingga ada penambahan armada," ujarnya.
Sri Turmudi, pemilik kios di Terminal Induk Jati juga mengakui ikut terdampak karena selama sebulan lebih sepi penumpang. Kalaupun ada transaksi karena dari hanya dari warga sekitar yang kebetulan aktivitasnya di sekitar terminal.
Sementara penumpang yang membeli, kata dia, hampir tidak ada karena hampir lima hari terakhir juga tidak ada bus AKDP yang beroperasi.
Baca juga: Terminal Induk Jati Kudus masih sepi penumpang di masa pandemi
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
PLN operasikan SUTT 150 kv Andoolo-Kasipute, optimalkan energi bersih
28 December 2021 17:16 WIB, 2021
PLN siapkan dua gardu induk untuk listrik Kawasan Industri Terpadu Batang
21 May 2021 16:33 WIB, 2021