Kemenkop-UKM siapkan pembangunan "factory sharing" di Sragen
Selasa, 28 September 2021 20:52 WIB
Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki pada kunjungannya ke industri furnitur di Sragen, Selasa (28/9/2021). ANTARA/HO-Humas Kementerian Koperasi dan UKM
Sragen (ANTARA) - Kementerian Koperasi dan UKM RI tengah menyiapkan pembangunan "factory sharing" di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah untuk klaster produk unggulan ekspor furnitur di daerah tersebut.
Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki pada kunjungannya di Sragen, Selasa mengatakan untuk pembangunan tersebut kementeriannya siap menggelontorkan dana sebesar Rp13 miliar.
Ia mengatakan "factory sharing" merupakan solusi bagi UMKM di klaster furnitur agar para pengrajin memiliki standar dan mutu yang sama dengan industri. Dalam "factory sharing" tersebut, dikatakannya, pengolahan kayu, pengeringan, hingga proses setengah jadi dikerjakan dengan standar industri.
"Mengingat furnitur merupakan salah satu produk unggulan ekspor, standardisasi produk sangat penting. UMKM bisa maklon di sana (factory sharing) bersama-sama yang dikelola oleh koperasi sehingga produk UMKM punya kualitas yang tidak kalah dengan industri," katanya.
Ia mengatakan upaya tersebut juga membuat waktu produksi lebih cepat dan daya saing tinggi UMKM. Pada kunjungan tersebut, ia juga mengunjungi Mardi Furniture yang sudah bisa menembus pasar Eropa dan Australia.
"Seperti pak Mardi tidak perlu lagi menggunakan banyak alat karena bisa memberatkan ongkos produksi. Kalau di 'factory sharing', biaya ditanggung bersama sehingga lebih murah, mudah, dan cepat," katanya.
Mengenai keberadaan "factory sharing", dikatakannya, tidak luput dari pembangunan ekosistem berupa tempat pelatihan serta koperasi sebagai agregator dan "offtaker" agar produk UMKM masuk ke pasar ekspor.
"Selain itu juga penting merekrut SDM yang berkompeten. Kelembagaan juga perlu diperbaiki," katanya.
Baca juga: Menkop dorong perusahaan ikut dampingi UMKM
Terkait hal itu, dikatakannya, diperlukan pelatihan vokasi untuk mencetak pengrajin yang berkualitas serta didukung pengembangan produk agar bisa mengikuti selera pasar.
"Bukan hanya membangun 'factory sharing' tetapi semuanya, memperkuat UMKM berarti juga memperkuat tulang punggung ekonomi nasional," katanya.
Sementara itu, dikatakannya, "factory sharing" merupakan salah satu program prioritas Kementerian Koperasi dan UKM.
"Saat ini anggaran tersedia dan lahannya sudah ada, namun dari sisi koperasi perlu diperkuat. Koperasi bertugas mempertemukan UMKM dengan para 'buyer'. UMKM tidak bisa sendiri-sendiri dengan 'buyer' karena posisi 'bargaining'-nya lemah. Untuk itu perlu difasilitasi dengan koperasi lewat 'factory sharing'," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan pembangunan lahan 7.000 m2 dan ada 2 ha lagi untuk pengembangan "factory sharing". Ia mengatakan lahan tersebut merupakan aset milik pemerintah daerah.
"Setiap dana dari pemerintah pusat programnya kan harus jelas sehingga lebih diutamakan aset milik pemda. Jadi, kami pastikan untuk lahan ini tidak bermasalah, sudah 'clear'," katanya.
Baca juga: Teten berharap UMKM terintegrasi dengan industri nasional
Baca juga: Menkop dorong UMKM dan nelayan optimalkan pemasaran digital
Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki pada kunjungannya di Sragen, Selasa mengatakan untuk pembangunan tersebut kementeriannya siap menggelontorkan dana sebesar Rp13 miliar.
Ia mengatakan "factory sharing" merupakan solusi bagi UMKM di klaster furnitur agar para pengrajin memiliki standar dan mutu yang sama dengan industri. Dalam "factory sharing" tersebut, dikatakannya, pengolahan kayu, pengeringan, hingga proses setengah jadi dikerjakan dengan standar industri.
"Mengingat furnitur merupakan salah satu produk unggulan ekspor, standardisasi produk sangat penting. UMKM bisa maklon di sana (factory sharing) bersama-sama yang dikelola oleh koperasi sehingga produk UMKM punya kualitas yang tidak kalah dengan industri," katanya.
Ia mengatakan upaya tersebut juga membuat waktu produksi lebih cepat dan daya saing tinggi UMKM. Pada kunjungan tersebut, ia juga mengunjungi Mardi Furniture yang sudah bisa menembus pasar Eropa dan Australia.
"Seperti pak Mardi tidak perlu lagi menggunakan banyak alat karena bisa memberatkan ongkos produksi. Kalau di 'factory sharing', biaya ditanggung bersama sehingga lebih murah, mudah, dan cepat," katanya.
Mengenai keberadaan "factory sharing", dikatakannya, tidak luput dari pembangunan ekosistem berupa tempat pelatihan serta koperasi sebagai agregator dan "offtaker" agar produk UMKM masuk ke pasar ekspor.
"Selain itu juga penting merekrut SDM yang berkompeten. Kelembagaan juga perlu diperbaiki," katanya.
Baca juga: Menkop dorong perusahaan ikut dampingi UMKM
Terkait hal itu, dikatakannya, diperlukan pelatihan vokasi untuk mencetak pengrajin yang berkualitas serta didukung pengembangan produk agar bisa mengikuti selera pasar.
"Bukan hanya membangun 'factory sharing' tetapi semuanya, memperkuat UMKM berarti juga memperkuat tulang punggung ekonomi nasional," katanya.
Sementara itu, dikatakannya, "factory sharing" merupakan salah satu program prioritas Kementerian Koperasi dan UKM.
"Saat ini anggaran tersedia dan lahannya sudah ada, namun dari sisi koperasi perlu diperkuat. Koperasi bertugas mempertemukan UMKM dengan para 'buyer'. UMKM tidak bisa sendiri-sendiri dengan 'buyer' karena posisi 'bargaining'-nya lemah. Untuk itu perlu difasilitasi dengan koperasi lewat 'factory sharing'," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan pembangunan lahan 7.000 m2 dan ada 2 ha lagi untuk pengembangan "factory sharing". Ia mengatakan lahan tersebut merupakan aset milik pemerintah daerah.
"Setiap dana dari pemerintah pusat programnya kan harus jelas sehingga lebih diutamakan aset milik pemda. Jadi, kami pastikan untuk lahan ini tidak bermasalah, sudah 'clear'," katanya.
Baca juga: Teten berharap UMKM terintegrasi dengan industri nasional
Baca juga: Menkop dorong UMKM dan nelayan optimalkan pemasaran digital
Pewarta : Aris Wasita
Editor : M Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Bisnis
Lihat Juga
Hashim Djojohadikusumo pikat pendanaan hijau EUR 1,2 miliar untuk sektor kelistrikan
14 November 2024 21:08 WIB