Solo (ANTARA) - Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah membuka kegiatan belajar mengajar secara bauran luring dan daring, setelah pembelajaran tatap muka dihentikan seminggu terakhir akibat munculnya klaster penularan COVID-19 di lingkungan sekolah.

"Ini sudah mulai 'hybrid' (bauran luring dan daring, red.), lebih banyak yang PTM (Pembelajaran Tatap Muka)," kata Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka di Solo, Senin.

Ia mengatakan pembelajaran yang menerapkan sistem bauran tersebut dilakukan di seluruh jenjang.

"Termasuk SMA/SMK, pembelajaran tatap muka 50 persen," katanya.

Ia mengakui beberapa orang tua menyatakan keberatan jika anak mengikuti PTM.

Oleh karena itu, Pemkot Surakarta memberikan pilihan agar yang bersangkutan mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Berdasarkan data dari Pemkot Surakarta, 46 SMP melakukan PTM dan 27 lainnya PJJ. Sebanyak 396 PAUD dan TK, sedangkan delapan lainnya PJJ.

Sebanyak 27 SD melakukan PJJ, sedangkan 200 lainnya PTM dan bauran.

Pihaknya akan melakukan evaluasi setelah PTM dilakukan selama satu minggu ke depan.

Ia berharap, tidak ada lagi kasus COVID-19 di sekolah.

"Harusnya kami perpanjang, lebih senang 'hybrid' seperti ini. Surveilans juga agar jalan lagi," katanya.

Terkait dengan kemungkinan muncul kasus baru setelah pelaksanaan surveilans atau pengamatan di sekolah, katanya, menjadi risiko yang harus ditanggung dengan harapan segera ada penanganan.

"Dengan segala risikonya ya harus kita lalui," katanya.