Boyolali, Jateng (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali menyebutkan kasus aktif COVID-19 di wilayah ini selama sekitar sebulan nol kasus atau tidak ditemukan warga yang terkonfirmasi.

Boyolali nol kasus aktif COVID-19 tersebut sejak tanggal 19 April hingga 18 Mei 2022 sehingga tidak ada pasien positif baik yang dirawat di rumah sakit maupun yang isolasi mandiri, kata Kepala Dinkes Kabupaten Boyolali, Puji Astuti di Boyolali, Kamis.

"Kami mencatat sudah tidak ada pasien positif COVID-19 yang dirawat di rumah sakit, isolasi terpusat, dan isolasi mandiri di Boyolali. Boyolali alhamdulillah sudah nol kasus," kata Puji.

Sehingga, kata Puji, secara akumulasi kasus COVID-19 di Boyolali tetap sebanyak 28.969 kasus, warga yang sembuh dari terpapar sebanyak 27.510 kasus atau 95 persen dari total kasus dan angka kematian karena COVID-19 sebanyak 1.459 kasus atau 5 persen.

"Boyolali masuk PPKM level 1 atau zona warna kuning. Peta penyebaran kasus COVID-19 di Boyolali zona warna hijau atau tidak terdeteksi kasus," katanya.

Sementara itu, kata dia, kegiatan vaksinasi di Boyolali masih dilakukan dan cakupan untuk dosis pertama mencapai 862.267 sasaran atau 103,17 persen dari total target 835.772 sasaran. Dosis kedua sekitar 95 persen dan dosis ketiga atau vaksin penguat mencapai 23,52 persen.

Vaksinasi untuk usia anak 6-11 tahun dosis pertama mencapai 100.537 sasaran atau 105 persen dari total target 95.713 sasaran dan dosis kedua 101 persen.

"Kami masih melayani vaksinasi baik dilakukan faskes di Dinkes maupun 26 Puskesmas dan klinik di Boyolali. Warga yang ingin vaksinasi bisa datang ke Puskesmas atau faskes terdekat untuk disuntik vaksin," katanya.

Menyinggung soal munculnya penyakit hepatitis akut hingga sekarang, kata dia, Dinkes Boyolali hingga kini belum mendapat laporan adanya pasien yang diindikasikan ke arah penyakit hepatitis akut yang masih misterius itu.

Namun, pihaknya tetap meminta masyarakat waspada terhadap hepatitis akut misterius sebagai antisipasi penularan penyakit itu, terutama di kalangan anak usia lima bulan hingga 16 tahun. .

"Kami terus memantau dan mengambil langkah antisipasi penyebaran penyakit hepatitis akut yang masih misterius itu, tetapi Boyolali alhamdulillah belum terdeteksi kasusnya," katanya.

Baca juga: Antisipasi lonjakan kasus COVID-19, DKK Surakarta siagakan faskes

Baca juga: Alhamdulillah, Boyolali tanpa kasus aktif COVID-19