Santripeneur Indonesia asah mental wirausaha santri
Kamis, 30 Juni 2022 20:31 WIB
Pelatihan kewirausahaan oleh Santripeneur Indonesia di Kawasan Wisata Kopeng, Jawa Tengah, Kamis (30/6/2022). ANTARA/HO-Santripeneur Indonesia
Salatiga (ANTARA) - Santripeneur Indonesia terus berupaya mengasah mental wirausaha santri melalui pelatihan yang diselenggarakan di Kawasan Wisata Kopeng, Jawa Tengah, Kamis.
Pendiri dan pembina Santripreneur Indonesia Ahmad Sugeng Utomo atau akrab disapa Gus Ut mengatakan sosok santri sebenarnya memiliki modal yang cukup untuk menjadi pengusaha mengingat mereka sering digembleng di pondok pesantren untuk mempunyai mental dan pola pikir layaknya pengusaha.
Menurut dia, untuk menjalankan suatu bisnis seseorang harus memiliki motivasi yang kuat dan kokoh.
Dalam dunia pesantren, dikatakannya, motivasi adalah niat yang kuat.
"Niat ini penting karena semua perbuatan itu harus dilandasi dengan niat. Dalam menjalankan bisnis, seorang santri tidak sekadar berniat untuk mengumpulkan harta benda duniawi tetapi juga harus memiliki niat khusus, yakni beribadah," katanya.
Selain itu, menurut dia, yang harus diperhatikan adalah konsistensi. Dalam tradisi pesantren konsistensi ini disebut sebagai istikamah.
"Pengusaha itu harus istikamah, tahan banting. Mental itu ada pada santri. Mereka sudah terbiasa tirakat dan tidak mudah menyerah menghadapi tantangan apa pun. Insyaallah kalau mentalitas ini dikembangkan dalam prinsip berwirausaha, santri tidak akan mudah goyah," katanya.
Syarat lain yang tidak kalah penting adalah jejaring.
Ia mengatakan sebuah bisnis tidak akan berkembang tanpa adanya jaringan.
"Budaya silaturahmi di kalangan santri itu adalah networking (berjejaring) yang sesungguhnya dan ini sudah dimiliki oleh para santri. Jadi tidak ada alasan bagi para santri untuk tidak berani berbisnis," katanya.
Pelatihan kewirausahaan tersebut diikuti oleh sekitar 200 santri di Jawa Tengah.
"Santripreneur Indonesia sebagai gerakan pengembangan wirausaha santri telah menginjak Batch 5. Ini merupakan pelatihan kewirausahaan berbentuk kamping dan wisata alam yang bertujuan untuk melatih jiwa kewirausahaan santri di Indonesia," katanya.
Selain di Salatiga, Santripreneur Camp ini juga telah dilaksanakan di sejumlah kota, di antaranya Yogyakarta, Sumedang, Malang, Semarang, Medan, Makassar, Mojokerto, Bogor, Tuban, Lombok, dan Aceh.
"Kami berkomitmen, dalam beberapa tahun mendatang Santripreneur akan mampu mendukung program pemerintah dalam mewujudkan peningkatan jumlah entrepreneur (kewirausahaan) di Indonesia," katanya.
Pendiri dan pembina Santripreneur Indonesia Ahmad Sugeng Utomo atau akrab disapa Gus Ut mengatakan sosok santri sebenarnya memiliki modal yang cukup untuk menjadi pengusaha mengingat mereka sering digembleng di pondok pesantren untuk mempunyai mental dan pola pikir layaknya pengusaha.
Menurut dia, untuk menjalankan suatu bisnis seseorang harus memiliki motivasi yang kuat dan kokoh.
Dalam dunia pesantren, dikatakannya, motivasi adalah niat yang kuat.
"Niat ini penting karena semua perbuatan itu harus dilandasi dengan niat. Dalam menjalankan bisnis, seorang santri tidak sekadar berniat untuk mengumpulkan harta benda duniawi tetapi juga harus memiliki niat khusus, yakni beribadah," katanya.
Selain itu, menurut dia, yang harus diperhatikan adalah konsistensi. Dalam tradisi pesantren konsistensi ini disebut sebagai istikamah.
"Pengusaha itu harus istikamah, tahan banting. Mental itu ada pada santri. Mereka sudah terbiasa tirakat dan tidak mudah menyerah menghadapi tantangan apa pun. Insyaallah kalau mentalitas ini dikembangkan dalam prinsip berwirausaha, santri tidak akan mudah goyah," katanya.
Syarat lain yang tidak kalah penting adalah jejaring.
Ia mengatakan sebuah bisnis tidak akan berkembang tanpa adanya jaringan.
"Budaya silaturahmi di kalangan santri itu adalah networking (berjejaring) yang sesungguhnya dan ini sudah dimiliki oleh para santri. Jadi tidak ada alasan bagi para santri untuk tidak berani berbisnis," katanya.
Pelatihan kewirausahaan tersebut diikuti oleh sekitar 200 santri di Jawa Tengah.
"Santripreneur Indonesia sebagai gerakan pengembangan wirausaha santri telah menginjak Batch 5. Ini merupakan pelatihan kewirausahaan berbentuk kamping dan wisata alam yang bertujuan untuk melatih jiwa kewirausahaan santri di Indonesia," katanya.
Selain di Salatiga, Santripreneur Camp ini juga telah dilaksanakan di sejumlah kota, di antaranya Yogyakarta, Sumedang, Malang, Semarang, Medan, Makassar, Mojokerto, Bogor, Tuban, Lombok, dan Aceh.
"Kami berkomitmen, dalam beberapa tahun mendatang Santripreneur akan mampu mendukung program pemerintah dalam mewujudkan peningkatan jumlah entrepreneur (kewirausahaan) di Indonesia," katanya.
Pewarta : Aris Wasita
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Habibie Democracy Forum 2024, wadah strategis bahas masa depan demokrasi Indonesia
13 November 2024 15:34 WIB
Daftar nama pemain timnas hadapi Jepang dan Arab Saudi, Sayuri bersaudara kembali dipanggil
13 November 2024 12:18 WIB
Khong Guan Grup luncurkan "Sejuta Bola Superco Untuk Indonesia" tahun ketiga
11 November 2024 13:29 WIB
Terpopuler - Bisnis
Lihat Juga
Hashim Djojohadikusumo pikat pendanaan hijau EUR 1,2 miliar untuk sektor kelistrikan
14 November 2024 21:08 WIB