Pelaku kesenian tradisional perlu diberi kesempatan pentas
Senin, 1 Agustus 2022 22:55 WIB
Anggota Komisi C DPRD Jateng M. Nur Khabsyin ketika menjadi pembicara pada acara dialog kebudayaan pagelaran Seni Barongan di Rumah Makan Kampoeng Sawah Undaan Lor, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Senin (1/8/2022). ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif.
Kudus (ANTARA) - Anggota DPRD Jawa Tengah M. Nur Khabsyin mendorong masyarakat di Kabupaten Kudus, Jateng, untuk memberikan kesempatan terhadap pelaku kesenian tradisional pentas di berbagai acara hajatan agar tidak punah.
"Dengan adanya kesempatan tampil di berbagai acara, mulai dari acara kebudayaan, ulang tahun desa maupun kabupaten diharapkan bisa menumbuhkan motivasi generasi muda untuk ikut memiliki kesenian tradisional di daerahnya itu," ujar M. Nur Khabsyin yang juga Anggota Komisi C DPRD Jateng ketika menjadi pembicara pada acara dialog kebudayaan pagelaran Seni Barongan di Rumah Makan Kampoeng Sawah Undaan Lor, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Senin.
Pembicara lain yang hadir, yakni Pengamat Budaya Edy Supratno dan pelaku Seni Barongan Kudus Achmadi.
Ia mencontohkan Seni Barongan Kudus saat ini mulai diisi generasi muda karena mendapatkan kesempatan tampil di berbagai acara, sehingga mereka termotivasi untuk menekuni kesenian tradisional tersebut.
Dengan mendapatkan kesempatan tampil, kata dia, pelaku kesenian tradisional juga merasa mendapatkan apresiasi dan semangat. Anak muda yang mendapatkan apresiasi tentunya akan tertarik dengan kesenian tradisional sehingga nantinya akan semakin berkembang.
"Kami juga berharap, Pemkab Kudus ikut membina kelompok kesenian tradisional yang ada agar tidak punah karena tantangan saat ini semakin berat," ujarnya.
Dengan hadirnya gawai yang menyuguhkan berbagai permainan, kata dia, mendorong masyarakat secara perlahan meninggalkan kesenian tradisional dan lebih memilih sesuatu yang berbau modern.
Edy Supratno menambahkan bahwa budaya luar memang tidak mungkin dibendung karena informasi bisa hadir melalui gawai. Sedangkan kesenian tradisional kuat ketika ada ikatan dengan daerahnya sendiri.
Selain itu, imbuh dia, kesenian tradisional juga terbangun karena ada kesejarahan, sehingga sejarahnya harus dikuatkan agar tidak mudah punah.
Achmadi, pembicara lainnya mengakui kesenian barongan yang dikelolanya saat ini diisi generasi muda, sedangkan yang tua hanya tersisa beberapa orang.
Hal ini, imbuh dia, tidak terlepas dari seringnya mendapatkan kesempatan pentas di berbagai acara, sehingga menjadi daya tarik generasi muda untuk menyukai kesenian Barongan.
Bahkan, kata Achmadi, perkembangan Seni Barongan di Kudus mengalami berkembangan pesat karena setiap desa muncul komunitas barongan.
"Jika sebelumnya hanya dua grup barongan, kini berkembang bisa sampai tiga grup untuk setiap desanya," ujarnya.
"Dengan adanya kesempatan tampil di berbagai acara, mulai dari acara kebudayaan, ulang tahun desa maupun kabupaten diharapkan bisa menumbuhkan motivasi generasi muda untuk ikut memiliki kesenian tradisional di daerahnya itu," ujar M. Nur Khabsyin yang juga Anggota Komisi C DPRD Jateng ketika menjadi pembicara pada acara dialog kebudayaan pagelaran Seni Barongan di Rumah Makan Kampoeng Sawah Undaan Lor, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Senin.
Pembicara lain yang hadir, yakni Pengamat Budaya Edy Supratno dan pelaku Seni Barongan Kudus Achmadi.
Ia mencontohkan Seni Barongan Kudus saat ini mulai diisi generasi muda karena mendapatkan kesempatan tampil di berbagai acara, sehingga mereka termotivasi untuk menekuni kesenian tradisional tersebut.
Dengan mendapatkan kesempatan tampil, kata dia, pelaku kesenian tradisional juga merasa mendapatkan apresiasi dan semangat. Anak muda yang mendapatkan apresiasi tentunya akan tertarik dengan kesenian tradisional sehingga nantinya akan semakin berkembang.
"Kami juga berharap, Pemkab Kudus ikut membina kelompok kesenian tradisional yang ada agar tidak punah karena tantangan saat ini semakin berat," ujarnya.
Dengan hadirnya gawai yang menyuguhkan berbagai permainan, kata dia, mendorong masyarakat secara perlahan meninggalkan kesenian tradisional dan lebih memilih sesuatu yang berbau modern.
Edy Supratno menambahkan bahwa budaya luar memang tidak mungkin dibendung karena informasi bisa hadir melalui gawai. Sedangkan kesenian tradisional kuat ketika ada ikatan dengan daerahnya sendiri.
Selain itu, imbuh dia, kesenian tradisional juga terbangun karena ada kesejarahan, sehingga sejarahnya harus dikuatkan agar tidak mudah punah.
Achmadi, pembicara lainnya mengakui kesenian barongan yang dikelolanya saat ini diisi generasi muda, sedangkan yang tua hanya tersisa beberapa orang.
Hal ini, imbuh dia, tidak terlepas dari seringnya mendapatkan kesempatan pentas di berbagai acara, sehingga menjadi daya tarik generasi muda untuk menyukai kesenian Barongan.
Bahkan, kata Achmadi, perkembangan Seni Barongan di Kudus mengalami berkembangan pesat karena setiap desa muncul komunitas barongan.
"Jika sebelumnya hanya dua grup barongan, kini berkembang bisa sampai tiga grup untuk setiap desanya," ujarnya.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024