Banjarnegara (ANTARA) - Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) "Dieng Pandawa" Desa Dieng Kulon mengimbau wisatawan yang akan mengunjungi pergelaran Dieng Culture Festival (DCF) XIII agar mengantisipasi suhu dingin di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

"Bagi wisatawan yang belum pernah menginap di daerah bersuhu sangat dingin seperti Dieng, kami saran harus dalam kondisi sehat dan senantiasa mengonsumsi vitamin," kata Ketua Pokdarwis "Dieng Pandawa" Alif Faozi di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Selasa.

Selain itu, kata dia, wisatawan yang belum pernah menginap di Dieng diimbau berpakaian dobel dan mengenakan jaket yang tebal.

Bahkan, pihaknya sangat menyarankan wisatawan untuk memakai jaket polar yang bagian dalamnya menggunakan bulu angsa.

"Kami juga imbau wisatawan berkunjung ke Dieng agar sering berkoordinasi dengan panitia. Kami sudah bekerja sama dengan BPBD, Dinas Kesehatan, PMI, dan sebagainya," kata Ketua Panitia DCF XIII itu.

Terkait dengan fenomena embun "upas" yang sering kali muncul di Dieng ketika suhu udara di bawah O derajat Celcius, Alif mengakui jika fenomena tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan meskipun tidak setiap saat muncul.

Akan tetapi ketika fenomena embun "upas" itu muncul, kata dia, wisatawan bisa menikmatinya di sekitar Kompleks Candi Arjuna, Lapangan Pandawa, dan sekitarnya.

Kendati demikian, dia mengaku was-was terhadap anomali cuaca yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

"Saya baru mengalami di Dieng ini pada bulan Agustus, tiga hari hujan," kata Alif.

Pergelaran DCF XIII bakal digelar di Kompleks Candi Arjuna, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, 2-4 September 2022.

Kegiatan tahunan tersebut kembali digelar secara luring setelah dua tahun dilaksanakan secara hibrida dengan jumlah tamu yang hadir di lokasi kegiatan terbatas akibat adanya pandemi COVID-19.

Agenda wisata yang telah masuk Kharisma Event Nasional (KEN) 2022 itu akan menghadirkan acara unggulan berupa prosesi ruwatan anak berambut gimbal serta acara pendukung lainnya seperti pergelaran "QRIS Jazz di Atas Awan", penerbangan lampion, bincang budaya, dan sebagainya.

Khusus untuk ruwatan anak berambut gimbal yang biasanya digelar di penghujung kegiatan sebagai puncak acara, dalam DCF XIII akan dilaksanakan pada hari kedua (3/9).

Sebanyak 15 anak berambut gimbal yang akan mengikuti prosesi ruwatan, sedangkan untuk pemotongan rambut gimbalnya dilaksanakan di depan Candi Puntadewa.