Grobogan (ANTARA) -
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengusulkan pengadaan tangki  septik komunal di pondok pesantren untuk memroduksi biogas secara mandiri sebagai bentuk pengembangan energi baru terbarukan.

"Pondok pesantren yang memiliki jumlah santri tidak sedikit bisa menjadi pilot project pemanfaatan biogas dari septic tank komunal. Kemudian biogas dari tinja manusia dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan memasak dan sebagainya," kata Taj Yasin di Kabupaten Grobogan, Selasa.

Ia menyebut ponpes dapat menciptakan kemandirian serta penghematan penggunaan energi jika dapat mengolah dan memanfaatkan kotoran manusia menjadi energi gas.

"Caranya bagaimana, ya kita menciptakan gas sendiri, hitung kebutuhan gas yang diperlukan. Di ponpes dengan jumlah santri minimal 1.000 orang bisa menghasilkan gas. Kalau biasanya di perumahan membeli gas elpiji sekitar Rp250 ribu per bulan, kemudian di ponpes berapa kita hitung," ujarnya.

Menurut dia, penghematan energi dengan memanfaatkan energi baru terbarukan di Indonesia itu sesuai dengan Instruksi Presiden RI Joko Widodo.
 

Untuk melaksanakan instruksi tersebut, lanjut dia, Pemprov Jateng menindaklanjuti dengan menjalin kerja sama dengan pengembang properti dan pihak terkait lainnya.

"Mungkin pengembang-pengembang (perumahan) bisa kami ajak kerja sama dengan pemerintah provinsi. Kami minta tangki septik dikomunalkan, tapi kalau di perumahan harus dihitung berapa investasi yang harus dikeluarkan, nanti incomenya berapa? Mungkin di awal akan mahal, tapi setelah itu untuk seterusnya mereka bisa lebih irit," katanya.

Selain memanfaatkan tinja untuk biogas, Wagub Jateng juga mendorong masyarakat, termasuk pondok pesantren menerapkan pembangkit listrik tenaga surya atap (PLTSA) untuk penerangan dan keperluan energi listrik lainnya.

Dengan demikian, ponpes dapat menghemat pengeluaran kebutuhan energi sebanyak 30-40 persen.
 


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wagub Jateng usul tangki septik komunal untuk biogas mandiri