Presiden resmikan sentra penggilingan padi modern Bulog di Sragen
Sabtu, 11 Maret 2023 14:19 WIB
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) (tiga dari kanan) didampingi Dirut Perum Bulog Budi Waseso (dua dari kanan), Kepala Bapanas Arief Prasetyo (empat dari kanan) saat meresmikan Sentra Penggilingan Padi Modern atau MRMP milik Perum Bulog di Desa Karangmalang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Sabtu (11/3/2023). ANTARA/Bambang Dwi Marwoto.
Sragen (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Sentra Penggilingan Padi Modern atau Modern Rice Milling Plant (MRMP) milik Perum Bulog di Desa Karangmalang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Sabtu.
Presiden dalam kunjungan kerja ke Sentra Penggilingan Padi Modern Bulog di Sragen tersebut didampingi Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Dirut Perum Bulog Budi Waseso, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati.
Presiden menyampaikan mengenai Sentra Penggilingan Padi modern di Sragen milik Bulog, sudah mulai beroperasi. Tidak hanya di Sragen saja, tetapi juga di tujuh lokasi yang telah beroperasi yakni di Subang, Kendal, Kerawang, Lampung, Bojosegoro, Magetan, dan terakhir di Sragen ini.
Sentra penggilingan padi ini, kata Presiden, akan memperkuat kekuatan Bulog dalam penyerap gabah yang ada pada petani dengan kapasitas yang sangat besar.
Oleh karena itu, Presiden meminta Dirut Perum Bulog agar menyerap gabah yang ada di petani sebanyak-banyaknya dengan harga gabah kering panen (GKP) akan ditentukan oleh Kepala Bapanas.
"Kita ingin harga gabah di petani itu, wajar, harga di pedagang juga wajar, sehingga dapat untung semua serta harga konsumen atau harga di masyarakat juga pada posisi yang wajar," kata Presiden.
Menurut Presiden menjaga keseimbangan harga ini, tidak gampang. Untuk itu, Presiden memerintahkan Bulog untuk siap menyerap dengan angka 2,4 juta ton beras sehingga akan membawa stabilitas harga lebih baik.
Sementara itu, Dirut Perum Bulog Budi Waseso menjelaskan Bulog dalam menyerap gabah petani akan mengikuti harga pasar. Jadi Bulog sekarang tidak mengikuti harga pembelian pemerintah (HPP) tetapi mengikuti harga pasar.
"Jika harga beras dijual Rp5.700 per kg atau Rp5.500 per kg akan dibeli sesuai harga pasar yang diserap dari banyak wilayah. Hal ini, intinya sampai ada keputusan harga dari BPN disikapi dengan seperti itu," kata Budi Waseso.
Bulog akan menyerap sebanyak mungkin dan pokoknya intinya pada kesempatan membeli sesuai dengan kemampuan Bulog masuk hitungan sesuai produksinya akan diambil.
Dia mengatakan Perum Bulog yang membangun infrastruktur sentra penggilingan padi modern atau MRMP di Sragen dengan menambah rata-rata kemampuan 120 ton GKP per hari mudah-mudahan dari tujuh MRMP ini, setiap harinya pengadaan bisa maksimal.
"Bulog kemampuan serap di gudangnya sekitar 3,6 juta ton. Bulog mendapat tugas harus menyerap cadangan beras 2,4 juta ton tahun ini. Sekitar 70 persen dari 2,4 juta ton dapat diserap pada masa panen raya. Artinya, Bulog harus bisa menyerap masa panen ini, sekitar 1,5 juta ton dan sisanya 30 persen pada saat panen gaduh.
Baca juga: Presiden minta harga beras wajar
Presiden dalam kunjungan kerja ke Sentra Penggilingan Padi Modern Bulog di Sragen tersebut didampingi Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Dirut Perum Bulog Budi Waseso, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati.
Presiden menyampaikan mengenai Sentra Penggilingan Padi modern di Sragen milik Bulog, sudah mulai beroperasi. Tidak hanya di Sragen saja, tetapi juga di tujuh lokasi yang telah beroperasi yakni di Subang, Kendal, Kerawang, Lampung, Bojosegoro, Magetan, dan terakhir di Sragen ini.
Sentra penggilingan padi ini, kata Presiden, akan memperkuat kekuatan Bulog dalam penyerap gabah yang ada pada petani dengan kapasitas yang sangat besar.
Oleh karena itu, Presiden meminta Dirut Perum Bulog agar menyerap gabah yang ada di petani sebanyak-banyaknya dengan harga gabah kering panen (GKP) akan ditentukan oleh Kepala Bapanas.
"Kita ingin harga gabah di petani itu, wajar, harga di pedagang juga wajar, sehingga dapat untung semua serta harga konsumen atau harga di masyarakat juga pada posisi yang wajar," kata Presiden.
Menurut Presiden menjaga keseimbangan harga ini, tidak gampang. Untuk itu, Presiden memerintahkan Bulog untuk siap menyerap dengan angka 2,4 juta ton beras sehingga akan membawa stabilitas harga lebih baik.
Sementara itu, Dirut Perum Bulog Budi Waseso menjelaskan Bulog dalam menyerap gabah petani akan mengikuti harga pasar. Jadi Bulog sekarang tidak mengikuti harga pembelian pemerintah (HPP) tetapi mengikuti harga pasar.
"Jika harga beras dijual Rp5.700 per kg atau Rp5.500 per kg akan dibeli sesuai harga pasar yang diserap dari banyak wilayah. Hal ini, intinya sampai ada keputusan harga dari BPN disikapi dengan seperti itu," kata Budi Waseso.
Bulog akan menyerap sebanyak mungkin dan pokoknya intinya pada kesempatan membeli sesuai dengan kemampuan Bulog masuk hitungan sesuai produksinya akan diambil.
Dia mengatakan Perum Bulog yang membangun infrastruktur sentra penggilingan padi modern atau MRMP di Sragen dengan menambah rata-rata kemampuan 120 ton GKP per hari mudah-mudahan dari tujuh MRMP ini, setiap harinya pengadaan bisa maksimal.
"Bulog kemampuan serap di gudangnya sekitar 3,6 juta ton. Bulog mendapat tugas harus menyerap cadangan beras 2,4 juta ton tahun ini. Sekitar 70 persen dari 2,4 juta ton dapat diserap pada masa panen raya. Artinya, Bulog harus bisa menyerap masa panen ini, sekitar 1,5 juta ton dan sisanya 30 persen pada saat panen gaduh.
Baca juga: Presiden minta harga beras wajar
Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024