Akademikus Islam hadiri AICIS 2023, bahas fikih peradaban global
Rabu, 3 Mei 2023 18:58 WIB
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Dok. AICIS/UIN Walisongo
Semarang (ANTARA) - Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), Kementerian Agama RI, kembali menggelar Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2023 di UINSA Surabaya pada 2-5 Mei 2023 dengan mengambil tema “Kontekstualisasi Fiqh untuk Peradaban dan Kehidupan Manusia,”.
Acara dibuka oleh Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas dan Gubernur Jawa Timur yaitu Khofifah Indar Parawansa. Pembukaan AICIS berlangsung di Sport Center UIN Sunan Ampel Surabaya.
Acara dihadiri oleh para rektor PTKIN, akademikus perguruan tinggi Indonesia, dan beberapa intelektual asing. AICIS merupakan wadah para pakar dan akademisi untuk diskusi intensif dengan tidak berbasis pengetahuan akademik tapi juga berangkat dari kasus di lapangan terkait dengan isu fikih dan hukum islam.
Dirjen Pendidikan Islam Ali Ramdhani mengatakan AICIS 2023 berbeda dengan tahun sebelumnya.
Pertama, tema yang diangkat pada tahun ini adalah wujud respons atas tantangan pada tahun sebelumnya. AICIS tahun ini dirancang sebagai forum indept discussion di bidang ilmu fikih sehingga lebih fokus sehingga berorientasi pada policy recomendations.
Kedua, AICIS mengintegrasikan kajian teoretis dan pengalaman empiris tentang nilai kemanusiaan dan spirit perdamaian dalam kehidupan beragama dengan mempertemukan pelaku di lapangan dengan akademikus ternama.
“Tahun ini AICIS berkolaborasi dengan 10 jurnal PTKI terindeks Scopus, naskah yang terpilih dan dipresentasikan dikelola sesuai standar penanganan naskah jurnal dan akan dipublikasikan di jurnal tersebut. AICIS 2023 dilandasi spirit dan mindset digital sehingga seluruh produk yang dihasilkan dari AICIS terutama manual book dan kumpulan abstrak papers dapat diakses melalui aplikasi Pusaka Superapps," katanya.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan “AICIS memberikan rekomendasi strategis tentang perdamaian, harmony dan prosperity. Substansi dasar yg dibutuhkan Indonesia dan dunia. Pilihan Menteri untuk AICIS 2023 di Jawa Timur adalah istikharah yg tepat. Bumi Majapahit yg memperkenalkan Bhinneka Tunggal Ika. Ada berbagai budaya. Mari bergandengan tangan saling menguatkan”, ungkapnya.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan fikih yang merupakan produk ijtihadiah keilmuan harus fleksibel dan dinamis serta mengikuti dinamika perkembangan zaman agar mampu menjawab persoalan kekinian yang muncul.
Tatanan sosial yang terus berubah dan berkembang. Satu satunya yang tidak berubah di dunia adalah perubahan. Rumusan norma agama atau fikih akan selalu dan seharusnya mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan sosial yang terjadi, katanya.
“Adanya konflik atas nama agama bisa dicegah jika masyarakat memiliki pandangan keagamaan yang inklusif. Rekontekstualisasi hukum diberbagai agama termasuk fikih menjadi keharusan. Rekontekstualisasi hukum islam telah dilakukan para ulama, sebagaimana terbentuknya NKRI dan hasil legitimasi keagamaan terhadap negara yang berdasar Pancasila, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika. Melihat agama sebagai sumber ajaran mulia yang memerintahkan kita mengembangkan kebajikan atau akhlakul karimah untuk melayani sebagai berkah untuk semua ciptaannya dan rahmatan lil aalamiin," pungkasnya.
UIN Walisongo turut berkontribusi dalam forum ilmiah para akademisi Islam. Sebanyak tiga presenter dari UIN Walisongo yang turut hadir menjadi panelis, salah satunya adalah mahasiswa. Tiga perwakilan UIN Walisongo yaitu Maskur Rosyid, Ahmad Murtaza MZ, dan Eka Mulyo yang merupakan mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo. ***
Acara dibuka oleh Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas dan Gubernur Jawa Timur yaitu Khofifah Indar Parawansa. Pembukaan AICIS berlangsung di Sport Center UIN Sunan Ampel Surabaya.
Acara dihadiri oleh para rektor PTKIN, akademikus perguruan tinggi Indonesia, dan beberapa intelektual asing. AICIS merupakan wadah para pakar dan akademisi untuk diskusi intensif dengan tidak berbasis pengetahuan akademik tapi juga berangkat dari kasus di lapangan terkait dengan isu fikih dan hukum islam.
Dirjen Pendidikan Islam Ali Ramdhani mengatakan AICIS 2023 berbeda dengan tahun sebelumnya.
Pertama, tema yang diangkat pada tahun ini adalah wujud respons atas tantangan pada tahun sebelumnya. AICIS tahun ini dirancang sebagai forum indept discussion di bidang ilmu fikih sehingga lebih fokus sehingga berorientasi pada policy recomendations.
Kedua, AICIS mengintegrasikan kajian teoretis dan pengalaman empiris tentang nilai kemanusiaan dan spirit perdamaian dalam kehidupan beragama dengan mempertemukan pelaku di lapangan dengan akademikus ternama.
“Tahun ini AICIS berkolaborasi dengan 10 jurnal PTKI terindeks Scopus, naskah yang terpilih dan dipresentasikan dikelola sesuai standar penanganan naskah jurnal dan akan dipublikasikan di jurnal tersebut. AICIS 2023 dilandasi spirit dan mindset digital sehingga seluruh produk yang dihasilkan dari AICIS terutama manual book dan kumpulan abstrak papers dapat diakses melalui aplikasi Pusaka Superapps," katanya.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan “AICIS memberikan rekomendasi strategis tentang perdamaian, harmony dan prosperity. Substansi dasar yg dibutuhkan Indonesia dan dunia. Pilihan Menteri untuk AICIS 2023 di Jawa Timur adalah istikharah yg tepat. Bumi Majapahit yg memperkenalkan Bhinneka Tunggal Ika. Ada berbagai budaya. Mari bergandengan tangan saling menguatkan”, ungkapnya.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan fikih yang merupakan produk ijtihadiah keilmuan harus fleksibel dan dinamis serta mengikuti dinamika perkembangan zaman agar mampu menjawab persoalan kekinian yang muncul.
Tatanan sosial yang terus berubah dan berkembang. Satu satunya yang tidak berubah di dunia adalah perubahan. Rumusan norma agama atau fikih akan selalu dan seharusnya mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan sosial yang terjadi, katanya.
“Adanya konflik atas nama agama bisa dicegah jika masyarakat memiliki pandangan keagamaan yang inklusif. Rekontekstualisasi hukum diberbagai agama termasuk fikih menjadi keharusan. Rekontekstualisasi hukum islam telah dilakukan para ulama, sebagaimana terbentuknya NKRI dan hasil legitimasi keagamaan terhadap negara yang berdasar Pancasila, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika. Melihat agama sebagai sumber ajaran mulia yang memerintahkan kita mengembangkan kebajikan atau akhlakul karimah untuk melayani sebagai berkah untuk semua ciptaannya dan rahmatan lil aalamiin," pungkasnya.
UIN Walisongo turut berkontribusi dalam forum ilmiah para akademisi Islam. Sebanyak tiga presenter dari UIN Walisongo yang turut hadir menjadi panelis, salah satunya adalah mahasiswa. Tiga perwakilan UIN Walisongo yaitu Maskur Rosyid, Ahmad Murtaza MZ, dan Eka Mulyo yang merupakan mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo. ***
Pewarta : ksm
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Selamat Natal 2024, Menag: Tebar cinta kasih, kuatkan bangunan kemanusiaan
24 December 2024 9:41 WIB
Menteri Agama laporkan barang gratifikasi ke KPK: wujud komitmen good governance
26 November 2024 17:02 WIB
Menag RI-Menhaj Saudi bertemu di Masjidil Haram, bahas haji dan pemberdayaan umat
25 November 2024 9:22 WIB
Menag ajak masyarakat gunakan hak pilih dan doakan Pilkada berjalan lancar
24 November 2024 19:54 WIB
Bertolak ke Saudi, Menag penuhi undangan Menteri Tawfiq dan bahas operasional haji 1446 H
23 November 2024 16:23 WIB
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
Membangun karakter bangsa tangguh dengan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat
08 January 2025 11:46 WIB