Purbalingga (ANTARA) - Bupati Purbalingga, Jawa Tengah, Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan ikan uceng (goreng) merupakan salah satu produk kuliner unggulan kabupaten itu yang diminati masyarakat luar daerah

"Desa Pepedan Kecamatan Karangmoncol, punya potensi kuliner berupa ikan uceng. Biasanya, orang-orang dari Jakarta ke Karangmoncol mencari mencari kuliner ini," kata Dyah Hayuning Pratiwi dalam Roadshow Pemulihan Ekonomi Kecamatan Karangmoncol di Lapangan Desa Pepedan Kecamatan Pepedan Kabupaten Purbalingga, Selasa.

Oleh karena itu, dia pun memperkenalkan kuliner ikan uceng tersebut kepada masyarakat yang menghadiri roadshow yang menggelar berbagai produk unggulan dari setiap desa di Kecamatan Karangmoncol.

Selain ikan uceng, kata dia, Karangmoncol juga memiliki industri batik di Desa Pekiringan, industri sapu glagah dari Desa Sirau, serta komoditas gula kelapa dari Desa Tamansari.

"Salah satu potensi pertanian kita yang luar biasa yang juga sampai diekspor ke mancanegara, yaitu gula semut atau gula kelapa. Jadi, ternyata komoditas gula kelapa ini ada juga di Tamansari," jelasnya.

Lebih lanjut, Bupati mengatakan selain untuk menggelar berbagai produk unggulan antardesa, kegiatan tersebut juga sebagai ajang untuk menyosialisasikan program-program pemulihan ekonomi yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Purbalingga.

Menurut dia, program-program tersebut di antaranya subsidi bunga dan kredit Melawan Rentenir (Mawar) yang merupakan pinjaman tanpa bunga, sehingga bisa menjadi solusi bagi pelaku UMKM yang membutuhkan modal.

"Ada juga bantuan stimulan sebesar Rp10 juta hingga Rp30 juta bagi kelompok UMKM serta bantuan peralatan usaha bagi kelompok UMKM yang membutuhkan," katanya.

Seorang pelaku usaha kuliner ikan uceng, Wulandari mengatakan potensi kuliner ikan uceng di Kecamatan Karangmoncol khususnya Desa Pepedan cukup bagus karena rasanya yang enak dan bergizi.

Kendati demikian, dia mengakui harga ikan uceng cukup mahal karena untuk mendapatkan bahan baku ikannya harus menggunakan perangkap atau bubu dan tidak bisa didapatkan setiap hari melainkan dua hingga tiga hari sekali.

Dalam hal ini, kata dia, bahan baku ikan uceng berupa ikan-ikan kecil liar yang hanya bisa didapatkan di sungai-sungai di Karangmoncol.

Menurut dia, ikan-ikan kecil liar tersebut belum ada yang membudidayakan dan saat musim hujan sulit ditemukan.

"Harga ikan mentahnya bisa mencapai Rp200 ribu per kilogram, kalau sudah matang harga normalnya mencapai Rp600 ribu/kg namun saat lebaran bisa dua kali lipat. Peminatnya cukup banyak, rata-rata dari kalangan atas," jelasnya.