Kawanan kera turun gunung, serbu permukiman warga di Sukoharjo
Selasa, 27 Juni 2023 19:20 WIB
Kawanan kera masuk permukiman warga untuk mencari makan di Desa Gentan, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah, Selasa (27/6/2023). (ANTARA/Bambang Dwi Marwoto)
Sukoharjo (ANTARA) - Kawanan kera dari perbukitan Batu Seribu dalam sebulan terakhir berkeliaran mencari makan di lingkungan permukiman warga di Desa Gentan, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah.
Sukini (38), warga Dusun Beseng di Desa Gentan, pada Selasa mengatakan bahwa kawasan kera yang masuk ke permukiman jumlahnya tidak menentu, tetapi kadang sampai 50 lebih.
Menurut dia, kera-kera yang datang dari bukit kadang merebut makanan yang dibawa oleh anak-anak serta masuk ke rumah warga atau warung makan untuk mendapatkan makanan.
Sukini menduga kera-kera itu masuk ke perkampungan karena kesusahan mendapat makanan di hutan selama musim kemarau.
Fahri (45), warga Desa Gentan yang lain, menyampaikan, "Kera karena kelaparan berani mengganggu warga, menyerbu ke dalam rumah untuk mengambil makanan."
Ia menuturkan bahwa kera ekor panjang yang masuk ke permukiman kadang bermain di genteng rumah dan menyebabkan genteng rusak.
Selain di Sukoharjo, kawanan hewan juga turun ke sejumlah desa di sekitar hutan Gunung Gandul, Kabupaten Wonogiri.
Warga desa sudah melaporkan kejadian tersebut ke pemerintah desa, tetapi sampai sekarang belum ada upaya memadai untuk mengatasi masuknya satwa liar ke permukiman warga.
Kepala Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Wonogiri Sukatno, yang wilayah kerjanya mencakup hutan di perbukitan Batu Seribu, mengatakan bahwa balai sudah berupaya mencegah satwa liar dari hutan masuk ke permukiman.
Menurut dia, balai sudah menanam banyak pohon buah-buahan di lingkungan hutan. Namun, pada musim kemarau kera-kera masih saja kehabisan sumber makanan dan masuk ke permukiman.
Kawanan kera dari hutan Gunung Gandul, menurut Sukatno, sudah menyerbu permukiman warga di sekitar kawasan hutan untuk mencari makanan.
BKPH Wonogiri berkoordinasi dengan pemerintah desa, kecamatan, hingga kabupaten untuk mengatasi masalah itu.
"Upaya menekan serbuan monyet diakui belum berhasil maksimal, karena keberadaannya merupakan hewan langka dilindungi, yang tidak boleh serta merta diberantas," kata Sukatno.
Guna mencegah kera keluar dari habitat, ia mengatakan, BPKH melanjutkan penanaman bibit pohon buah guna menyediakan sumber pakan bagi kera ekor panjang.
Menurut dia, pada Maret 2023 juga dilakukan pembagian bibit pohon buah kepada warga untuk ditanam di pinggir hutan.
Sukini (38), warga Dusun Beseng di Desa Gentan, pada Selasa mengatakan bahwa kawasan kera yang masuk ke permukiman jumlahnya tidak menentu, tetapi kadang sampai 50 lebih.
Menurut dia, kera-kera yang datang dari bukit kadang merebut makanan yang dibawa oleh anak-anak serta masuk ke rumah warga atau warung makan untuk mendapatkan makanan.
Sukini menduga kera-kera itu masuk ke perkampungan karena kesusahan mendapat makanan di hutan selama musim kemarau.
Fahri (45), warga Desa Gentan yang lain, menyampaikan, "Kera karena kelaparan berani mengganggu warga, menyerbu ke dalam rumah untuk mengambil makanan."
Ia menuturkan bahwa kera ekor panjang yang masuk ke permukiman kadang bermain di genteng rumah dan menyebabkan genteng rusak.
Selain di Sukoharjo, kawanan hewan juga turun ke sejumlah desa di sekitar hutan Gunung Gandul, Kabupaten Wonogiri.
Warga desa sudah melaporkan kejadian tersebut ke pemerintah desa, tetapi sampai sekarang belum ada upaya memadai untuk mengatasi masuknya satwa liar ke permukiman warga.
Kepala Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Wonogiri Sukatno, yang wilayah kerjanya mencakup hutan di perbukitan Batu Seribu, mengatakan bahwa balai sudah berupaya mencegah satwa liar dari hutan masuk ke permukiman.
Menurut dia, balai sudah menanam banyak pohon buah-buahan di lingkungan hutan. Namun, pada musim kemarau kera-kera masih saja kehabisan sumber makanan dan masuk ke permukiman.
Kawanan kera dari hutan Gunung Gandul, menurut Sukatno, sudah menyerbu permukiman warga di sekitar kawasan hutan untuk mencari makanan.
BKPH Wonogiri berkoordinasi dengan pemerintah desa, kecamatan, hingga kabupaten untuk mengatasi masalah itu.
"Upaya menekan serbuan monyet diakui belum berhasil maksimal, karena keberadaannya merupakan hewan langka dilindungi, yang tidak boleh serta merta diberantas," kata Sukatno.
Guna mencegah kera keluar dari habitat, ia mengatakan, BPKH melanjutkan penanaman bibit pohon buah guna menyediakan sumber pakan bagi kera ekor panjang.
Menurut dia, pada Maret 2023 juga dilakukan pembagian bibit pohon buah kepada warga untuk ditanam di pinggir hutan.
Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Ratusan pendukung PSIS sempat blokade akses masuk Stadion Jatidiri Semarang
12 December 2024 6:09 WIB
Bupati Kudus : Janji paslon terkait honorarium guru swasta masuk APBD 2025
30 November 2024 14:42 WIB
Masuk musim hujan, DPRD Kudus desak penyelesaian perbaikan kolam renang Wergu
18 November 2024 21:21 WIB
Terpopuler - Unik
Lihat Juga
Hari Sumpah Pemuda, Keraton Surakarta bentangkan bendera sepanjang seribu meter
28 October 2024 12:47 WIB
Generasi muda di Semarang dilibatkan dalam implementasikan program makan siang bergizi
18 October 2024 20:22 WIB