Dinkes Kudus imbau masyarakat waspadai DBD
Jumat, 7 Juli 2023 16:28 WIB
Petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, melakukan pengasapan atau fogging di sejumlah rumah-rumah penduduk di Desa Pedawang, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, setelah sebelumnya terjadi kasus demam berdarah dengue (DBD). (ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif)
Kudus (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengimbau masyarakat di daerah setempat untuk mewaspadai penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) menyusul temuan kasus yang semakin bertambah dan terdapat kasus meninggal dunia.
"Musim saat ini dengan kondisi panas, kemudian hujan, berpotensi terjadi perkembangbiakan jentik nyamuk lebih cepat. Untuk itu, masyarakat perlu waspada dengan penyebaran penyakit DBD," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kudus Darsono di Kudus, Jumat.
Ia mencatat jumlah kasus DBD selama Januari hingga Juni 2023 mencapai 67 kasus, sedangkan kasus meninggal dunia ada satu kasus.
Sementara jumlah kasus DBD selama 2022 mencapai 554 kasus, sedangkan kasus meninggal dunia sebanyak sembilan kasus.
Untuk mengantisipasi persebaran DBD, masyarakat diminta menjaga kebersihan lingkungan dan membiasakan hidup sehat agar tidak mudah terserang penyakit. Jika ada anggota keluarga yang mengalami demam lebih dari tiga hari dan diikuti gangguan seperti muntah, mual serta tangan dan kaki bersuhu dingin harus segera dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat.
Saat ini juga terdapat tes cepat dengue untuk mendeteksi seseorang terserang DBD atau tidak dengan melakukan pengecekan menggunakan antigen virus dengue atau tes NS1, guna mendeteksi protein NS1 non-struktural dari virus dengue.
Jika hasilnya dinyatakan positif atau reaktif, akan dilakukan pengobatan awal. Penanganan bisa dilakukan di tingkat Puskesmas atau dirujuk ke rumah sakit.
Sementara langkah-langkah preventif yang dilakukan Dinkes Kudus, yakni menggerakkan Puskesmas untuk mengedukasi pentingnya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui pengurasan bak mandi atau penampungan air, menutup bak penampung air, dan mengubur barang bekas yang berpotensi menampung air hujan agar tidak dijadikan tempat untuk berkembang biak jentik nyamuk yang dimungkinkan membawa virus DBD atau chikungunya.
Pemberantasan penyakit DBD melalui PSN dinilai lebih efektif dibandingkan dengan cara lain, seperti abatisasi selektif maupun pengasapan atau fogging.
Akhir bulan Juni 2023, Dinkes Kudus juga melakukan pengasapan di kawasan pemukiman penduduk di Desa Pedawang, menyusul adanya temuan kasus DBD terhadap beberapa orang hingga harus menjalani rawat inap di rumah sakit.
Baca juga: Penyebaran nyamuk berbakteri Wolbachia jadi strategi atasi DBD
"Musim saat ini dengan kondisi panas, kemudian hujan, berpotensi terjadi perkembangbiakan jentik nyamuk lebih cepat. Untuk itu, masyarakat perlu waspada dengan penyebaran penyakit DBD," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kudus Darsono di Kudus, Jumat.
Ia mencatat jumlah kasus DBD selama Januari hingga Juni 2023 mencapai 67 kasus, sedangkan kasus meninggal dunia ada satu kasus.
Sementara jumlah kasus DBD selama 2022 mencapai 554 kasus, sedangkan kasus meninggal dunia sebanyak sembilan kasus.
Untuk mengantisipasi persebaran DBD, masyarakat diminta menjaga kebersihan lingkungan dan membiasakan hidup sehat agar tidak mudah terserang penyakit. Jika ada anggota keluarga yang mengalami demam lebih dari tiga hari dan diikuti gangguan seperti muntah, mual serta tangan dan kaki bersuhu dingin harus segera dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat.
Saat ini juga terdapat tes cepat dengue untuk mendeteksi seseorang terserang DBD atau tidak dengan melakukan pengecekan menggunakan antigen virus dengue atau tes NS1, guna mendeteksi protein NS1 non-struktural dari virus dengue.
Jika hasilnya dinyatakan positif atau reaktif, akan dilakukan pengobatan awal. Penanganan bisa dilakukan di tingkat Puskesmas atau dirujuk ke rumah sakit.
Sementara langkah-langkah preventif yang dilakukan Dinkes Kudus, yakni menggerakkan Puskesmas untuk mengedukasi pentingnya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui pengurasan bak mandi atau penampungan air, menutup bak penampung air, dan mengubur barang bekas yang berpotensi menampung air hujan agar tidak dijadikan tempat untuk berkembang biak jentik nyamuk yang dimungkinkan membawa virus DBD atau chikungunya.
Pemberantasan penyakit DBD melalui PSN dinilai lebih efektif dibandingkan dengan cara lain, seperti abatisasi selektif maupun pengasapan atau fogging.
Akhir bulan Juni 2023, Dinkes Kudus juga melakukan pengasapan di kawasan pemukiman penduduk di Desa Pedawang, menyusul adanya temuan kasus DBD terhadap beberapa orang hingga harus menjalani rawat inap di rumah sakit.
Baca juga: Penyebaran nyamuk berbakteri Wolbachia jadi strategi atasi DBD
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024