Solo (ANTARA) -
Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BOB) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia menargetkan sebanyak 277,7 juta pergerakan wisatawan di Jawa Tengah dan DIY sepanjang tahun 2023.
 
"Kami berterima kasih karena Solo setiap pekan ada kegiatan. Itu luar biasa," kata Direktur Destinasi Wisata Badan Otorita Borobudur (BOB) Agustin Peranginangin pada diskusi terpadu Penyusunan Strategi Pengembangan Pemasaran Kawasan Pariwisata Borobudur Tahun 2024-2029 di The Sunan Hotel Solo, Rabu.
 
Beberapa destinasi wisata di Kota Solo yang saat ini menjadi primadona di antaranya Solo Safari dan Masjid Sheikh Zayed.
 
"Masjid ini tidak terbayang. Menjadi daya tarik luar biasa dan jadi tren. Istilahnya pak wali (Wali Kota Surakarta) ada parkir liar, ojek liar, berarti di situ ada ekonominya. Pak wali sederhana saja," katanya.
 
Apalagi, dikatakannya, saat ini aksesibilitas mulai dimudahkan sehingga waktu tempuh antara satu kota dengan yang lain lebih dekat.
 
"Itu (yang ke Solo, Red.) dari Jogja, Semarang, Surabaya. Bahkan sekarang dari Semarang hanya satu jam," katanya.
 
Selain sejumlah destinasi wisata di Solo, ada pula daya tarik dari desa wisata, salah satunya Desa Wisata Sangiran. Bahkan, pihaknya saat ini memberikan pelatihan ekonomi kreatif bersama dengan Museum Sangiran.
 
"Pertumbuhan desa wisata cukup baik. Khusus di Sragen, kementerian menerima lahan untuk membangun Politeknik Pariwisata dan tahun ini ada penerimaan mahasiswa," katanya.
 
Ia mengatakan selain sejumlah perguruan tinggi lain di antaranya UGM dan UNS yang sudah menghasilkan sumber daya manusia di bidang pariwisata, diharapkan Politeknik Pariwisata dapat menghasilkan sarjana baru khususnya yang berbasis budaya.
 
"Seperti pagelaran karena kekuatan kita di sana," katanya.