"Panggung apung" sambut Rakernas Kota Pusaka di Semarang
Selasa, 8 Agustus 2023 21:41 WIB
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu (tengah) didampingi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisaya Wing Wiyarso (kanan), dan Asisten Bidang Pemerintahan Setda Kota Semarang Muhammad Khadik, saat konferensi pers persiapan tuan rumah Rakernas Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) X di Semarang, Selasa (8/8/2023). (ANTARA/Zuhdiar Laeis)
Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang merencanakan konsep "panggung apung" untuk menyambut Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) yang berlangsung pada 22-26 Agustus mendatang.
Setidaknya ada 78 delegasi kabupaten/kota di Indonesia anggota JKPI yang akan datang ke Semarang yang menjadi tuan rumah Rakernas JKPI pada tahun ini, termasuk kepala daerahnya.
"Sebagai rangkaian rakernas ini ada pentas seni budaya yang menjadi ajang bergengsi selain kirab budaya," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Wing Wiyarso Poespojoedho, di Semarang, Selasa.
Menurut dia, pentas seni budaya itu merupakan ajang bagi masing-masing kabupaten/kota untuk menampilkan berbagai potensi budaya dan kearifan lokal yang dimilikinya sebagai kota pusaka.
Pada Rakernas JKPI sebelumnya, kata dia, pentas seni budaya biasanya ditampilkan di panggung biasa, tetapi Pemkot Semarang ingin menampilkan konsep berbeda untuk JKPI X/2023.
"Kami akan coba berupa 'floating stage' di Polder Tawang. Ini merupakan ide kreatif dari Bu Wali (Wali Kota Semarang, red.). Kami akan segera tindak lanjuti. Sudah 'on process', lagi kajian," katanya.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan konsep "panggung apung" itu memang dirancang untuk membedakan gelaran Rakernas JKPI yang tahun ini menjadikan Kota Semarang sebagai tuan rumah.
"Kami punya ide dibuat acaranya di Polder Tawang. Jadi, panggungnya di (atas, red.) air, lalu yang nonton di pinggirnya. 'Floating stage'. Biar ada perbedaan aja, kalau panggung di darat kan biasa," katanya.
Pemkot Semarang juga telah menyiapkan kirab budaya yang menjadi salah satu rangkaian Rakernas JKPI X yang juga menjadi ajang penampilan kearifan lokal masing-masing daerah.
Ia menjelaskan bahwa 78 kabupaten/kota anggota JKPI adalah daerah yang mengelola atau memiliki kawasan bersejarah atau kota pusaka, seperti Kota Semarang dengan kawasan Kota Lama.
"Ada di Sumatra, Siak, Sawahlunto, Medan, Palembang. Meski hanya 78 daerah, (jumlah, red.) pesertanya luar biasa, salah satunya Palembang yang membawa rombongan 500 orang, termasuk Denpasar juga 500 orang," katanya.
Nantinya, kata dia, masing-masing kabupaten/kota yang menjadi anggota JKPI juga akan menampilkan potensi seni budaya, atraksi, dan kearifan lokal yang dimiliki melalui kirab budaya.
"Kirabnya dari depan (Gedung, red.) Marba sampai Titik Nol Kilometer. Kami harus batasi, kalau setiap kontingen 500 orang, 'ora entek-entek' (tidak ada habisnya). Jadi, dibatasi 30 orang per kontingen," katanya.
Setidaknya ada 78 delegasi kabupaten/kota di Indonesia anggota JKPI yang akan datang ke Semarang yang menjadi tuan rumah Rakernas JKPI pada tahun ini, termasuk kepala daerahnya.
"Sebagai rangkaian rakernas ini ada pentas seni budaya yang menjadi ajang bergengsi selain kirab budaya," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Wing Wiyarso Poespojoedho, di Semarang, Selasa.
Menurut dia, pentas seni budaya itu merupakan ajang bagi masing-masing kabupaten/kota untuk menampilkan berbagai potensi budaya dan kearifan lokal yang dimilikinya sebagai kota pusaka.
Pada Rakernas JKPI sebelumnya, kata dia, pentas seni budaya biasanya ditampilkan di panggung biasa, tetapi Pemkot Semarang ingin menampilkan konsep berbeda untuk JKPI X/2023.
"Kami akan coba berupa 'floating stage' di Polder Tawang. Ini merupakan ide kreatif dari Bu Wali (Wali Kota Semarang, red.). Kami akan segera tindak lanjuti. Sudah 'on process', lagi kajian," katanya.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan konsep "panggung apung" itu memang dirancang untuk membedakan gelaran Rakernas JKPI yang tahun ini menjadikan Kota Semarang sebagai tuan rumah.
"Kami punya ide dibuat acaranya di Polder Tawang. Jadi, panggungnya di (atas, red.) air, lalu yang nonton di pinggirnya. 'Floating stage'. Biar ada perbedaan aja, kalau panggung di darat kan biasa," katanya.
Pemkot Semarang juga telah menyiapkan kirab budaya yang menjadi salah satu rangkaian Rakernas JKPI X yang juga menjadi ajang penampilan kearifan lokal masing-masing daerah.
Ia menjelaskan bahwa 78 kabupaten/kota anggota JKPI adalah daerah yang mengelola atau memiliki kawasan bersejarah atau kota pusaka, seperti Kota Semarang dengan kawasan Kota Lama.
"Ada di Sumatra, Siak, Sawahlunto, Medan, Palembang. Meski hanya 78 daerah, (jumlah, red.) pesertanya luar biasa, salah satunya Palembang yang membawa rombongan 500 orang, termasuk Denpasar juga 500 orang," katanya.
Nantinya, kata dia, masing-masing kabupaten/kota yang menjadi anggota JKPI juga akan menampilkan potensi seni budaya, atraksi, dan kearifan lokal yang dimiliki melalui kirab budaya.
"Kirabnya dari depan (Gedung, red.) Marba sampai Titik Nol Kilometer. Kami harus batasi, kalau setiap kontingen 500 orang, 'ora entek-entek' (tidak ada habisnya). Jadi, dibatasi 30 orang per kontingen," katanya.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Kembangkan sektor industri dan pertanian, Forum Pusaka Jateng 2024 digelar
09 November 2024 22:33 WIB
Seleksi Petugas Haji 2025 tingkat daerah dibuka, Ini syarat dan tahapannya
04 November 2024 16:41 WIB
Inilah asal sekolah dua pelajar Jateng yang lolos seleksi Paskibraka Nasional 2024
05 July 2024 18:43 WIB
Seorang menteri Israel sebut bom nuklir di Gaza adalah sebuah pilihan
06 November 2023 9:45 WIB, 2023