Semarang (ANTARA) - Ketika berbicara kualitas dari satuan pendidikan, maka salah satu indikatornya adalah Rapor Pendidikan. Mengapa demikian?
Jika melihat pada tujuan yang secara resmi diharapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, adanya Rapor Pendidikan bertujuan agar satuan pendidikan dan pemerintah daerah dapat mengidentifikasi tantangan pendidikan di satuan pendidikan dan menjadi bahan untuk refleksi sehingga bisa menyusun rencana perbaikan pendidikan secara lebih tepat dan berbasis data.
Salah satu hal yang terekam dalam Rapor Pendidikan adalah kemampuan dalam Literasi dan Numerasi. Hal itulah yang menjadi perhatian bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendal. Dimana dalam ranah Numerasi, masih perlu di tingkatkan lagi.
Melalui pendampingan dari Tanoto Foundation yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendal membentuk tim Fasda Perubahan. Salah satu tim Fasda Perubahan tersebut adalah Tim Cakra.
Tim Cakra yang beranggotakan 5 orang guru SD dan MI diantaranya adalah Ulfatun Nadhifah, Muhchamad Haris Tarmidi, Dewi Yuliana, Dwi Kusumaningtyas, dan Siti Masitoh mendapatkan dukungan pembuatan proyek media numerasi digital dengan metode story telling.
Inspirasi awal pembuatan proyek Tim Cakra ini adalah permasalahan capaian numerasi pada Rapor Pendidikan sekolah yang masih belum memuaskan. Tim Cakra melihat perlunya upaya peningkatan pemahaman akan numerasi dan keterampilan guru dalam memperbanyak media numerasi yang akan mendorong kemampuan literasi numerasi siswa.
Metode ini dipandang efektif karena bisa mengakomodir pembuatan soal Matematika hingga ke ranah penalaran. Sekaligus bisa merekonstruksi pembelajaran matematika yang kontekstual atau sesuai dengan permasalahan kehidupan sehari-hari.
Pada Kamis (31/8/2023) dilakukan pendampingan awal kepada peserta pelatihan dengan mengusung tema, Workshop Pengembangan Media Pembelajaran Numerasi Kontekstual dengan Story Telling untuk Peningkatan Kompetensi Literasi Numerasi Guru.
"Pembelajaran matematika tidak sebatas menghafal hitungan, tetapi perlu pemahaman kontekstualnya dalam kehidupan. Untuk meningkatkan capaian literasi numerasi yang kita inginkan, tidak bisa dilalui dengan cara yang instan. Butuh kesadaran kita semua. Terutama berkenaan kemampuan guru dalam mengembangkan pembelajaran di kelas dan juga pembiasaan bagi siswa di sekolah,” tegas Drs. Ferinando Rad Bonay, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendal saat membuka Workshop tersebut di Sixteen Cafe.
Guna mempermudah pembuatan, kepada peserta juga diperkenalkan sejumlah alat yang berbasiskan Artificial Intelligence (AI). Hal ini sekaligus sebagai upaya membuat guru sadar akan teknologi sehingga mampu memanfaatkannya dengan optimal.
Ikut serta di dalam workshop sejumlah 30 guru SD dari 10 sekolah di Kabupaten Kendal. Setelah pelatihan, rencana tindak lanjutnya adalah tim Cakra akan mendampingi masing-masing guru hingga berhasil menghasilkan produk dan mempraktikkannya di kelas masing-masing. ***
*) Muhchamad Haris Tarmidi
Guru SDN 1 Puguh Kabupaten Kendal
Fasilitator Program PINTAR Tanoto Foundation