Kudus, Jateng (ANTARA) -
Belasan petani dan warga di Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, melakukan pembersihan aliran Sungai Gelis dari tanaman eceng gondok untuk antisipasi penyebaran penyakit demam berdarah (DBD).
Menurut Kepala Desa Ploso, Kecamatan Jati, Masud di Kudus, Jumat, pertumbuhan eceng gondok di aliran Sungai Gelis, terutama di sekitar Jembatan Tambak Lulang Ploso memang mengkhawatirkan karena sekitar 50 meteran aliran sungai dengan lebar 50 meteran itu dipenuhi eceng gondok.
Setiap satu tanaman eceng gondok diambil, kata dia, nyamuk beterbangan, sehingga harus dibersihkan unttuk mengantisipasi penyebaran penyakit demam berdarah (DBD).
Selain itu, imbuh dia, eceng gondok juga mengakibatkan polusi bau karena aliran sungai tersebut juga menjadi tempat pembuangan saluran rumah tangga, sehingga ketika eceng gondok dibersihkan polusi bau bisa berkurang karena airnya bisa mengalir lebih lancar.
Untuk mempercepat proses pembersihan eceng gondok tersebut, maka pihaknya melibatkan petani dari beberapa desa yang memang menggantungkan saluran irigasinya dari Sungai Gelis. Selain itu, masyarakat sekitar dan santri dari Pondok Pesantren Darus Syifa juga dilibatkan.
"Karena pertumbuhan eceng gondok begitu cepat, kami berharap ada perhatian dari Pemkab Kudus. Jika memang bisa dimanfaatkan untuk bahan tambahan pakan ternak atau untuk bahan kerajinan, tentunya bisa dimanfaatkan sehingga secara rutin bisa dipanen," katanya.
Ketua Gabungan Kelompok Tani Suropodo Ploso Ahmad Sodiq mengakui mengundang para petani untuk ikut bergabung membersihkan aliran Sungai Gelis dari eceng gondok yang bisa mengganggu kelancaran arus air serta bisa menjadi tempat bersarang nyamuk.
Petani yang diundang, antara lain dari Desa Ploso, Pasuruhan Lor, Pasuruhan Kidul, Jati Kulon, dan Jati Kidul, dan Jetis Kapuan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, dr Andini Aridewi, M.Kes menyambut positif gerakan bersih-bersih sungai, karena tanaman eceng gondok memang bisa dibuat tempat persembunyian nyamuk.
"Menjaga kebersihan sungai juga bagian dari pembiasaan hidup sehat. Meskipun saat ini musim kemarau, masyarakat tetap harus waspada dengan penyebaran DBD karena memang masih ada temuan kasus," ujarnya.
Biasanya, kewaspadaan dilakukan setiap mendekati musim hujan, tetapi adanya perubahan siklus, maka saat musim kemarau seperti sekarang tetap harus waspada. Selain menjaga kebersihan lingkungan, jaga asupan makanan dengan gizi seimbang, demikian Andini Aridewi.
Baca juga:
DPRD Semarang dorong kembangkan pasar apung berkelanjutan