Batang, Jateng (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, siap mengoptimalkan program pelatihan dan sertifikasi bagi para lulusan sarjana seiring dengan akan beroperasi beberapa perusahaan di Kawasan Industri Terpadu Batang pada 2024.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Batang Rahmat Nurul Fadilah di Batang, Senin, mengatakan pihaknya mendorong instansi terkait dan perusahaan ikut mempersiapkan sumber daya manusia pada jenjang diploma hingga sarjana untuk menghadapi peluang bekerja di Kawasan Industri Terpadu Batang.

"Kami ingin mereka dapat ikut bersaing (bekerja) di sektor industri yang kini sedang tumbuh subur di daerah setempat. Kita jangan sampai menjadi penonton saja namun harus bisa bersaing dalam bekerja di perusahaan itu," katanya.

Menurut dia, selama ini penyiapan tenaga kerja di daerah hanya berfokus pada lulusan sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) atau sekolah menengah kejuruan (SMK) saja.

Namun, kata dia, lulusan diploma dan sarjana juga layak mendapat perhatian atau porsi yang sama dengan perlu dibukanya pelatihan hingga sertifikasi tenaga kerja bagi jenjang D3 maupun S1.

"Jika hanya fokus pada lulusan SLTA dan SMK, penempatan tenaga kerja di sektor industri hanya akan berada di level rendah. Oleh karena itu, kita juga perlu mempersiapkan tenaga kerja dari lulusan sarjana agar mendapat posisi atau jabatan menengah ke atas," katanya.

Ia mengatakan pihaknya berkeinginan khususnya lulusan sarjana dari daerah sendiri bisa memiliki kesempatan menempati jabatan yang lebih baik.

"Kami tidak ingin lulusan D3 hingga sarjana terabaikan dan kesempatan itu justru diperoleh daerah lain. Oleh karena itu, kami akan membuka pelatihan khusus bagi lulusan diploma hingga sarjana," katanya.

Saat ini, ada 2 kawasan industri berskala besar yaitu Kawasan Industri Terpadu Batang yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional dan Kawasan Industri Batang Industrial Park yang nantinya diproyeksikan akan melakukan penyerapan tenaga kerja hingga puluhan ribu orang, demikian Rahmat Nurul Fadilah.

Baca juga: Anak tukang becak raih gelar sarjana pendidikan di UMP