Boyolali (ANTARA) - Bupati Boyolali, Jawa Tengah M Said Hidayat menyebutkan bahwa kabupaten itu dinilai baik dalam upaya penurunan kasus stunting di wilayah setempat oleh Pemerintah Pusat.

Bupati M Said Hidayat di Boyolali, Rabu, mengemukakan bahwa kasus stunting di daerah itu baru menerima dana insentif daerah terkait apresiasi dari Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan Tim Penurunan Stunting di Istana Wakil Presiden di Jakarta, belum lama ini.

"Pemerintah Kabupaten Boyolali dinilai baik dalam upaya penurunan kasus stunting di daerah setempat, sehingga belum lama ini menerima insentif daerah melalui Kementerian Keuangan sekitar Rp6,326 miliar," kata M Said Hidayat.



Artinya, hal tersebut juga menjadi pendorong dalam upaya penurunan kasus stunting di wilayah Boyolali. Oleh karena itu, gerakan minum susu, gemar makan ikan, konsumsi telur dan sebagainya itu merupakan upaya bagaimana penurunan stunting secara cepat dan dapat dilakukan secara terus-menerus.

Pemkab Boyolali melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) maupun Dinas Kesehatan diminta untuk rapat bersama memetakan ulang. Sehingga, Boyolali sesungguhnya dalam hitungan jumlah masih ada beberapa kasus, untuk dipetakan kembali kira-kira yang bisa ditangani menjadi nol kasus seberapa besar.

"Secara teknis saya minta untuk dipetakan kasus stunting di Boyolali, sehingga langkah percepatan dapat dilakukan dengan baik," katanya.

Menurut dia, kasus stunting di Kabupaten Boyolali pada 2022 mencapai 8,2 persen, pada 2023, menurun menjadi sekitar 7,7 persen atau sekitar 4.218 kasus.

Kepala Dinkes Boyolali Puji Astuti mengatakan dalam kasus stunting di daerah ini penanganan yang sudah dilakukan, antara lain dengan cara kolaborasi dengan DP2KBP3A melakukan audit stunting dengan mengajak dokter spesialis anak untuk mendiagnosa yang betul-betul stunting.

Selain itu, kata Puji Astuti, mendiagnosa anak yang terduga stunting melalui pemeriksaan ke rumah sakit untuk diagnosa penunjang, bila penyebab stunting adalah spesifik karena sakitnya, harus diobati dan pemberian makanan tambahan (PMT).



Menurut dia, terkait kasus stunting, banyak inovasi yang dilakukan oleh Pusat Kesehatan yang bekerja sama dengan lingkungan sekolah (linsek) dan kader.

Selain itu, kata dia, dengan cara mempersiapkan dari masa remaja dengan pencegahan anemia, pemberian tablet Fe saat aksi bergizi untuk remaja putri, mempersiapkan ibu hamil sebaik-baiknya melalui kelas bumil, pemberian tablet tambah darah untuk mempersiapkan bayi yang dilahirkan sehat.

Bahkan, kata dia, inovasi Program Kepiting yang digelar di sejumlah daerah di Juwangi Boyolali, kolaborasi edukasi gizi dan pendampingan intensif untuk percepatan penurunan stunting. Sasarannya balita stunting dan keluarga yang berisiko stunting.

Baca juga: Pekalongan optimalkan pemanfaatan pekarangan untuk penanganan stunting