Kudus (ANTARA) - Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mulai menyasar pelajar untuk diberikan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS mengingat temuan kasus penyakit mematikan tersebut tidak hanya orang dewasa melainkan ada juga kalangan remaja.

"Dengan sosialisasi dan edukasi di kalangan pelajar secara masif, harapannya kasus remaja maupun pelajar terjangkit HIV/AIDS bisa dicegah," kata Anggota KPAD Kudus Eni Mardiyanti di Kudus, Jumat.

Menurut dia, sosialisasi terhadap pelajar di sekolah dinilai lebih efektif, karena selain menyasar kalangan usia pelajar juga diikuti siswa dalam jumlah banyak.

Temuan kasus beberapa tahun yang lalu, kata dia, ada kalangan pelajar mulai berhubungan dengan pekerja seks komersial sehingga ketika ada edukasi dan sosialisasi mereka lebih paham penularan HIV/AIDS.

"Pasalnya, para pelajar yang diketahui sudah pernah melakukan hubungan seks dengan pekerja seks belum paham bahwa tindakannya itu berisiko terjangkit HIV/AIDS," ujarnya.

Temuan kasus HIV/AIDS saat ini, kata dia, terjadi tren peningkatan pada kelompok homo seksual atau seks sesama jenis di kalangan remaja dan dewasa laki-laki.

Untuk itulah, kata dia, langkah pencegahan harus dilakukan sejak dini dengan melakukan sosialisasi dan edukasi secara masif di kalangan pelajar.

Temuan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Kudus tercatat 87 kasus dengan dominasi kaum laki-laki.

Dari 87 kasus laki-laki terinfeksi HIV/AIDS, 48 orang di antaranya seks menyimpang atau homo seksual, dengan usia 16 hingga 27 tahun. Hal itu, menjadi perhatian serius karena setiap tahun kasus positif HIV/AIDS selalu didominasi kaum laki-laki.

Pada 2022 tercatat 188 kasus positif HIV/AIDS, terdiri atas 129 kasus dialami oleh laki-laki, sedangkan 59 temuan lainnya perempuan yang mayoritas tertular dari pasangannya.

Pada 2021, tercatat 125 kasus positif HIV/AIDS terdiri atas 85 kasus dialami oleh laki-laki dan 40 kasus kalangan perempuan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Darsono mengungkapkan upaya pencegahan di antaranya dengan penyuluhan serta skrining awal tentang HIV/AIDS.

"Kami juga menyasar kalangan pelajar dan mahasiswa, sehingga mereka diharapkan bisa ikut menyebarkan edukasi tentang HIV/AIDS," ujarnya.

Baca juga: 155 usia remaja di Kudus tertular HIV