Brida Jateng perkuat daya saing daerah tingkatkan kesejahteraan warga
Jumat, 22 Desember 2023 8:51 WIB
Kepala Badan Riset dan Inovasi Provinsi Jateng Mohamad Arief Irwanto pada acara penyerahan penghargaan pemetaan daya saing daerah dan Seminar Daya Saing Daerah Untuk Kebijakan Pembangunan Sistem Perwilayahan di Semarang, Kamis (21/12/2023). (ANTARA/HO-Brida Jateng)
Semarang (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Jawa Tengah memperkuat daya saing daerah melalui berbagai kebijakan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat.
“Semakin tinggi tingkat daya saing suatu daerah maka tingkat kesejahteraan masyarakatnya pun semakin tinggi," kata Kepala Badan Riset dan Inovasi Provinsi Jateng Mohamad Arief Irwanto pada acara penyerahan penghargaan pemetaan daya saing daerah dan Seminar Daya Saing Daerah Untuk Kebijakan Pembangunan Sistem Perwilayahan di Semarang, Kamis.
Ia mengatakan bahwa sejak tahun 2018 telah dilakukan penilaian dan penghargaan pemetaan daya saing daerah yang merupakan kemampuan daerah untuk mengoptimalkan seluruh potensi yang dimiliki melalui peningkatan produktivitas, nilai tambah dan persaingan domestik maupun internasional untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Wilayah Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen dan Klaten dengan indeks nilai rata-rata 3,81 sehingga menempati urutan tertinggi daya saing kewilayahan dibandingkan enam wilayah lain di Jateng.
Wilayah tersebut mengalahkan indeks daya saing kewilayahan di Kota Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Semarang, Grobogan, Kendal, Demak (Kedungsepur), Kabupaten Rembang, Pati, Jepara, Kudus, Blora (Jekutibanglor), serta Kota Tegal, Brebes, Kabupaten Tegal, Pemalang (Bregasmalang).
Kemudian, Kabupaten Batang, Kota dan Kabupaten Pekalongan, Banyumas, Purbalingga, Cilacap, Banjarnegara, Kebumen, serta Purworejo, Wonosobo, Kota dan Kabupaten Magelang, Temanggung.
Menurut dia, daya saing daerah di Jateng secara garis besar mengalami peningkatan yang dapat dilihat dari sembilan kabupaten/kota di Jateng masuk kategori daya saing sangat tinggi yakni Kota Solo, Kota Semarang, Salatiga, Kota Magelang, Wonogiri, Sukoharjo, Sragen, Temanggung, dan Batang, sedangkan 26 kabupaten/kota lainnya masuk kategori tinggi dan tidak ada daerah dengan kategori rendah atau sedang.
Kondisi ini, lanjut dia, meningkat dibandingkan tahun 2022 yakni tujuh daerah dengan kategori sangat tinggi dan 28 wilayah lain kategori tinggi.
Dirinya menyebut daya saing daerah di kabupaten/kota di Provinsi Jateng menunjukkan progres cukup bagus karena berdasarkan hasil pemetaan daya saing daerah 2020-2023, sebagian besar wilayah mengalami kenaikan indeks di setiap aspek.
Progresivitas tertinggi dicapai Sragen dengan nilai 4,207, Purworejo 3,679 dan Kota Magelang 4,155, sedangkan Kota Solo 4,329 dan Kota Semarang 3,960 mengalami fase nilai konsisten tinggi.
Kepada semua kepala daerah, Brida Jateng menekankan bahwa daya saing tak berhenti pada nilai dan penghargaan, namun diterapkan dalam kebijakan yang terus memacu daya saing sehingga mendorong kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: Kota Semarang miliki Perda tentang Badan Riset dan Inovasi Daerah
“Semakin tinggi tingkat daya saing suatu daerah maka tingkat kesejahteraan masyarakatnya pun semakin tinggi," kata Kepala Badan Riset dan Inovasi Provinsi Jateng Mohamad Arief Irwanto pada acara penyerahan penghargaan pemetaan daya saing daerah dan Seminar Daya Saing Daerah Untuk Kebijakan Pembangunan Sistem Perwilayahan di Semarang, Kamis.
Ia mengatakan bahwa sejak tahun 2018 telah dilakukan penilaian dan penghargaan pemetaan daya saing daerah yang merupakan kemampuan daerah untuk mengoptimalkan seluruh potensi yang dimiliki melalui peningkatan produktivitas, nilai tambah dan persaingan domestik maupun internasional untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Wilayah Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen dan Klaten dengan indeks nilai rata-rata 3,81 sehingga menempati urutan tertinggi daya saing kewilayahan dibandingkan enam wilayah lain di Jateng.
Wilayah tersebut mengalahkan indeks daya saing kewilayahan di Kota Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Semarang, Grobogan, Kendal, Demak (Kedungsepur), Kabupaten Rembang, Pati, Jepara, Kudus, Blora (Jekutibanglor), serta Kota Tegal, Brebes, Kabupaten Tegal, Pemalang (Bregasmalang).
Kemudian, Kabupaten Batang, Kota dan Kabupaten Pekalongan, Banyumas, Purbalingga, Cilacap, Banjarnegara, Kebumen, serta Purworejo, Wonosobo, Kota dan Kabupaten Magelang, Temanggung.
Menurut dia, daya saing daerah di Jateng secara garis besar mengalami peningkatan yang dapat dilihat dari sembilan kabupaten/kota di Jateng masuk kategori daya saing sangat tinggi yakni Kota Solo, Kota Semarang, Salatiga, Kota Magelang, Wonogiri, Sukoharjo, Sragen, Temanggung, dan Batang, sedangkan 26 kabupaten/kota lainnya masuk kategori tinggi dan tidak ada daerah dengan kategori rendah atau sedang.
Kondisi ini, lanjut dia, meningkat dibandingkan tahun 2022 yakni tujuh daerah dengan kategori sangat tinggi dan 28 wilayah lain kategori tinggi.
Dirinya menyebut daya saing daerah di kabupaten/kota di Provinsi Jateng menunjukkan progres cukup bagus karena berdasarkan hasil pemetaan daya saing daerah 2020-2023, sebagian besar wilayah mengalami kenaikan indeks di setiap aspek.
Progresivitas tertinggi dicapai Sragen dengan nilai 4,207, Purworejo 3,679 dan Kota Magelang 4,155, sedangkan Kota Solo 4,329 dan Kota Semarang 3,960 mengalami fase nilai konsisten tinggi.
Kepada semua kepala daerah, Brida Jateng menekankan bahwa daya saing tak berhenti pada nilai dan penghargaan, namun diterapkan dalam kebijakan yang terus memacu daya saing sehingga mendorong kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: Kota Semarang miliki Perda tentang Badan Riset dan Inovasi Daerah
Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Hashim Djojohadikusumo pikat pendanaan hijau EUR 1,2 miliar untuk sektor kelistrikan
14 November 2024 21:08 WIB