Solo (ANTARA) - Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka meminta agar rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD) tetap menginduk pada 17 prioritas pembangunan yang dicanangkannya.

"Kita tetap menginduk ke 17 prioritas ini. Kepala Bappeda juga sudah memaparkan Solo merupakan kota yang cepat maju dan unggul," katanya pada acara Konsolidasi Publik Rancangan Awal RPJPD Kota Surakarta 2025-2045 di Hotel Solo Paragon, Jawa Tengah, Kamis.

Ia mengatakan Kota Solo sudah ada pembangunan fisik yang monumental sehingga ke depan pemerintah ingin fokus juga ke pembangunan nonfisik.

Sebagai contoh, dikatakannya, Solo tidak punya lahan pertanian. Dalam hal ini, ia berharap agar instansi terkait dengan melibatkan kaum muda bisa mulai menerapkan smart farming atau pertanian berbasis digital.

"Kami ingin Dispangtan (Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan) Kota Surakarta, Technopark, BRIDA (Badan Riset dan Inovasi Daerah) coba ke depan fokus smart farming," katanya.

Upaya tersebut juga perlu melibatkan perguruan tinggi setempat, diantaranya UNS, UMS, dan Unisri.

Ia mengatakan pada penerapan tersebut, bisa dengan memanfaatkan internet of things (IoT) untuk mengecek ph tanah, mekanisasi, dan pemanfaatan drone untuk menyemprot pestisida.

Menurut dia, langkah tersebut sekaligus untuk memanfaatkan bonus demografi.

"Solo itu kan tidak punya lahan, sedangkan kiri kanan kita punya lahan. Kita punya anak muda yang banyak, yang mungkin sekarang belum tertarik di bidang pertanian. Kami ingin isi kekosongan itu dengan smart farming, melibatkan anak muda lewat smart farming," katanya.

Dengan langkah awal tersebut, ia ingin ke depan Solo bisa menjadi pusat riset dan pelatihan.

"Intinya kami ingin banyak anak muda terlibat, meski Solo tidak punya lahan pertanian, tidak punya sumber air, kita harus sumbangkan pemikiran kita, jadi pusat riset, pelatihan. Jangan sampai Technopark mangkrak, cuma jadi tempat karantina COVID-19," katanya.

Baca juga: Temanggung gelar "urun rembug" penyusunan RPJPD 2025-2045