Pati (ANTARA) -
Ratusan warga Sedulur Sikep di Kabupaten Pati, Jawa Tengah menggelar acara selamatan agar pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan lancar, aman, dan damai.
 
Selamatan digelar di Omah Sonokeling yang biasa dijadikan tempat pertemuan warga Desa Gadudero, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Sabtu malam.
 
"Kegiatan selamatan ini merupakan keinginan warga Sedulur Sikep agar Pemilu 2024 bisa terlaksana dengan lancar, damai, serta jujur dan adil," kata Gunretno, tokoh Sedulur Sikep sekaligus Ketua Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) di Pati.
 
Hadir dalam acara tersebut, perwakilan dari KPU Kabupaten Pati dan Bawaslu Kabupaten Pati.
 
Acara selamatan ini, kata dia, terbuka untuk umum, sehingga siapa pun boleh hadir, termasuk para kontestan Pemilu 2024.
 
Menurut dia, selamatan pemilu ini juga menjadi kewajiban bersama, agar nantinya bisa berjalan dengan baik.
 
Pada kesempatan tersebut, Gunretno juga menginginkan warga sebelum menentukan pilihan, maka perlu mengetahui informasi rekam jejak dari masing-masing pasangan calon presiden dan wakil presiden.
 
"Pilihlah calon pemimpin yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan, terutama Pegunungan Kendeng. Calon pemimpin yang memiliki jejak rekam tidak baik sebaiknya jangan dipilih," ujarnya pula.
 
Tentunya, kata dia, warga menginginkan calon pemimpin yang bisa menata negara dengan baik, termasuk bisa menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat.
 
Apalagi, kata dia, era sekarang tidak sulit mengetahui rekam jejak para calon, termasuk yang pernah memimpin provinsi ini tentunya warga juga bisa menilai.
 
Anggota KPU Kabupaten Pati Nugrahaeni Yuliadhistiani memberikan apresiasi adanya acara selamatan pemilu, yang menjadi indikasi bahwa mereka antusias menyambut Pemilu 2024 dan tertarik ikut mensosialisasikan bahwa pemilu akan digelar 14 Februari 2024.
 
"Saya senang dengan cara mereka mendoakan pemilu agar aman dan berjalan dengan baik," ujarnya.
 
Apalagi, kata dia, pilihan mereka nanti menentukan masa depan bangsa selama lima tahun ke depan, termasuk nasib warga Sedulur Sikep.
 
Joko Supriyanto, Ketua JMPPK Rembang menilai ada satu persoalan di Pegunungan Kendeng yang hingga kini belum terselesaikan karena masih ada persoalan ekologis yang belum terselesaikan.
 
"Persoalan Pegunungan Kendeng tentunya menjadi tanggung jawab mengawal bersama. Karena persoalan lingkungan menjadi tanggung jawab bersama. Kami berharap siapapun pemimpin nantinya, memiliki keberpihakan terhadap kelestarian lingkungan," ujarnya pula.

Baca juga: 2.623 orang ditetapkan sebagai pengawas TPS di Kudus