Di forum AICIS 2024, akademisi sebut agama berperan atasi polikrisis
Jumat, 2 Februari 2024 22:08 WIB
Para akademisi saat Plenary Session 1 Annual International Conference of Islamic Studies (AICIS) 2024 di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Jumat. (ANTARA/HO-Kemenag)
Semarang (ANTARA) - Dora Morinova, profesor dari Curtin University Australia menilai bahwa agama memiliki peran yang besar dalam mengatasi polikrisis yang saat ini tengah terjadi.
Hal tersebut disampaikannya saat Plenary Session 1 Annual International Conference of Islamic Studies (AICIS) 2024 di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Jumat.
Polikrisis adalah masa yang penuh perselisihan, kebingungan, atau penderitaan yang disebabkan oleh sejumlah masalah berbeda yang terjadi pada waktu yang bersamaan sehingga memiliki dampak yang sangat besar.
Saat ini, kata Dora, manusia berada di tengah era polikrisis yang ditunjukkan dengan banyak permasalahan, mulai perang hingga krisis iklim.
Sederet persoalan, seperti perang, perubahan iklim, polusi plastik, penyebaran bahan kimia beracun, pencemaran lingkungan, dan hilangnya keragaman hayati adalah bagian dari polikrisis.
Salah satu aspek yang juga tak kalah menonjol dari polikrisis, lanjut Dora, adalah penurunan angka harapan hidup, terutama di negara-negara maju seperti AS, Inggris, dan Australia.
"Untuk pertama kalinya dalam sejarah spesies kita, kita melihat penurunan angka harapan hidup. Sejak revolusi industri, orang-orang telah hidup lebih lama," katanya.
Namun, kata dia, dalam beberapa tahun terakhir terjadi penurunan harapan hidup orang-orang di negara-negara seperti AS, Inggris bahkan di Australia.
Bahkan, Dora juga mengaitkan penurunan angka harapan hidup dengan gaya hidup modern yang kurang gerak, pola makan yang tidak sehat, dan masalah kesehatan mental yang semakin meningkat.
"Fakta bahwa kita menghabiskan terlalu banyak waktu untuk duduk dan bekerja dengan gawai, juga terkait dengan fakta bahwa kita mengonsumsi makanan yang mungkin bukan yang terbaik untuk kesehatan kita dan kita juga menghadapi masalah kesehatan mental," katanya.
Karena itu, ia menekankan pentingnya peran agama dan masyarakat sipil dalam mengatasi polikrisis, dengan menghentikan penurunan angka harapan hidup dan meningkatkan kualitas hidup.
"Dan di sinilah peran agama. Peran masyarakat sipil juga sangatlah penting. Karena jika kita ingin meningkatkan kualitas hidup, kita juga perlu menghentikan penurunan angka harapan hidup," katanya.
"Manusia berhak atas lingkungan yang bersih, sehat, dan lestari. Apa yang dimaksud dengan lingkungan bersih, sehat, dan lestari bukanlah sesuatu yang disetujui semua orang, namun yang terpenting adalah semua bangsa sepakat bahwa kita perlu memperhatikan lingkungan," pungkasnya.
AICIS 2024 digelar pada 1-4 Februari mendatang oleh Kementerian Agama sebagai ajang mempertemukan ratusan intelektual internasional muslim untuk merumuskan solusi dari berbagai permasalahan kemanusiaan global.
Pada tahun ini, AICIS mengangkat tema" Redefining The Roles of Religion in Addressing Human Crisis: Encountering Peace, Justice, and Human Rights Issues" untuk mencapai kedamaian, keadilan, dan saling menghormati antarsesama.
Hal tersebut disampaikannya saat Plenary Session 1 Annual International Conference of Islamic Studies (AICIS) 2024 di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Jumat.
Polikrisis adalah masa yang penuh perselisihan, kebingungan, atau penderitaan yang disebabkan oleh sejumlah masalah berbeda yang terjadi pada waktu yang bersamaan sehingga memiliki dampak yang sangat besar.
Saat ini, kata Dora, manusia berada di tengah era polikrisis yang ditunjukkan dengan banyak permasalahan, mulai perang hingga krisis iklim.
Sederet persoalan, seperti perang, perubahan iklim, polusi plastik, penyebaran bahan kimia beracun, pencemaran lingkungan, dan hilangnya keragaman hayati adalah bagian dari polikrisis.
Salah satu aspek yang juga tak kalah menonjol dari polikrisis, lanjut Dora, adalah penurunan angka harapan hidup, terutama di negara-negara maju seperti AS, Inggris, dan Australia.
"Untuk pertama kalinya dalam sejarah spesies kita, kita melihat penurunan angka harapan hidup. Sejak revolusi industri, orang-orang telah hidup lebih lama," katanya.
Namun, kata dia, dalam beberapa tahun terakhir terjadi penurunan harapan hidup orang-orang di negara-negara seperti AS, Inggris bahkan di Australia.
Bahkan, Dora juga mengaitkan penurunan angka harapan hidup dengan gaya hidup modern yang kurang gerak, pola makan yang tidak sehat, dan masalah kesehatan mental yang semakin meningkat.
"Fakta bahwa kita menghabiskan terlalu banyak waktu untuk duduk dan bekerja dengan gawai, juga terkait dengan fakta bahwa kita mengonsumsi makanan yang mungkin bukan yang terbaik untuk kesehatan kita dan kita juga menghadapi masalah kesehatan mental," katanya.
Karena itu, ia menekankan pentingnya peran agama dan masyarakat sipil dalam mengatasi polikrisis, dengan menghentikan penurunan angka harapan hidup dan meningkatkan kualitas hidup.
"Dan di sinilah peran agama. Peran masyarakat sipil juga sangatlah penting. Karena jika kita ingin meningkatkan kualitas hidup, kita juga perlu menghentikan penurunan angka harapan hidup," katanya.
"Manusia berhak atas lingkungan yang bersih, sehat, dan lestari. Apa yang dimaksud dengan lingkungan bersih, sehat, dan lestari bukanlah sesuatu yang disetujui semua orang, namun yang terpenting adalah semua bangsa sepakat bahwa kita perlu memperhatikan lingkungan," pungkasnya.
AICIS 2024 digelar pada 1-4 Februari mendatang oleh Kementerian Agama sebagai ajang mempertemukan ratusan intelektual internasional muslim untuk merumuskan solusi dari berbagai permasalahan kemanusiaan global.
Pada tahun ini, AICIS mengangkat tema" Redefining The Roles of Religion in Addressing Human Crisis: Encountering Peace, Justice, and Human Rights Issues" untuk mencapai kedamaian, keadilan, dan saling menghormati antarsesama.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Dukung "green industry", Annual Meeting 2024 BKKPII digelar di Muladi Dome Undip
07 September 2024 7:42 WIB