Mahasiswa KKN Undip bantu taman Toga dan papan batas desa
Jumat, 16 Februari 2024 12:54 WIB
Mahasiswa Undip Semarang peserta KKN di Desa Kutosari, Kabupaten Pekalongan, membuat program taman Toga. (ANTARA/HO-Mahasiswa KKN Undip Semarang)
Pekalongan (ANTARA) - Mahasiswa peserta kuliah kerja nyata (KKN) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang membantu pembuatan taman tanaman obat keluarga (Toga) dan papan penunjuk batas desa di Desa Kutosari, Kabupaten Pekalongan.
Salah seorang mahasiswi peserta KKN, Sephia, di Pekalongan, Jumat, mengatakan, pembuatan taman Toga merupakan salah satu upaya antisipatif untuk mencegah dan menyediakan obat secara mandiri yang berasal dari tanaman obat yang ada
"Keberagaman tanaman obat yang ada di Indonesia sangat melimpah," kata mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat itu.
Menurut dia, pembuatan taman Toga dimulai dengan pemilihan lokasi, mulai dari lingkungan sekolah, komunitas atau tempat umum lainnya.
Kemudian, kata dia, dipilih tanaman obat yang memiliki manfaat kesehatan, seperti jahe, kunyit, sambiloto, dan sebagainya.
Selain itu, lanjut dia, para mahasiswa melibatkan masyarakat dalam pembuatan taman Toga, serta barang-barang bekas, seperti botol plastik, ban, dan pot sebagai media tanam.
"Pembuatan taman Toga ini diharapkan dapat menumbuhkan pembelajaran dan kesadaran terhadap lingkungan di masyarakat," katanya.
Sementara mahasiswa lain peserta KKN, Muhammad Alfian Firmansyah, menambahkan, program pembuatan batas desa merupakan bentuk dukungan terhadap pembangunan dan pelayanan untuk masyarakat.
"Pemasangan papan penanda batas desa bertujuan agar lebih mudah dikenali oleh masyarakat," katanya.
Pembuatan papan batas desa yang juga melibatkan peran aktif warga dan pemerintah desa setempat itu juga bertujuan untuk membantu pengadministrasian dan pengelolaan wilayah.
Sementara Kepala Desa Kutosari Achmad Ridwan mengapresiasi program kerja para mahasiswa Undip tersebut.
Ia berharap program yang dilaksanakan tersebut akan memberi manfaat nyata bagi masyarakat.
"Pembuatan papan batas desa, ini akan membantu penegasan tentang batas Desa Kutosari," katanya.
Salah seorang mahasiswi peserta KKN, Sephia, di Pekalongan, Jumat, mengatakan, pembuatan taman Toga merupakan salah satu upaya antisipatif untuk mencegah dan menyediakan obat secara mandiri yang berasal dari tanaman obat yang ada
"Keberagaman tanaman obat yang ada di Indonesia sangat melimpah," kata mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat itu.
Menurut dia, pembuatan taman Toga dimulai dengan pemilihan lokasi, mulai dari lingkungan sekolah, komunitas atau tempat umum lainnya.
Kemudian, kata dia, dipilih tanaman obat yang memiliki manfaat kesehatan, seperti jahe, kunyit, sambiloto, dan sebagainya.
Selain itu, lanjut dia, para mahasiswa melibatkan masyarakat dalam pembuatan taman Toga, serta barang-barang bekas, seperti botol plastik, ban, dan pot sebagai media tanam.
"Pembuatan taman Toga ini diharapkan dapat menumbuhkan pembelajaran dan kesadaran terhadap lingkungan di masyarakat," katanya.
Sementara mahasiswa lain peserta KKN, Muhammad Alfian Firmansyah, menambahkan, program pembuatan batas desa merupakan bentuk dukungan terhadap pembangunan dan pelayanan untuk masyarakat.
"Pemasangan papan penanda batas desa bertujuan agar lebih mudah dikenali oleh masyarakat," katanya.
Pembuatan papan batas desa yang juga melibatkan peran aktif warga dan pemerintah desa setempat itu juga bertujuan untuk membantu pengadministrasian dan pengelolaan wilayah.
Sementara Kepala Desa Kutosari Achmad Ridwan mengapresiasi program kerja para mahasiswa Undip tersebut.
Ia berharap program yang dilaksanakan tersebut akan memberi manfaat nyata bagi masyarakat.
"Pembuatan papan batas desa, ini akan membantu penegasan tentang batas Desa Kutosari," katanya.
Pewarta : Immanuel Citra Senjaya
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
UMP targetkan terima 6.000 mahasiswa baru program reguler pada tahun 2025
03 November 2024 14:03 WIB